Laporkan Masalah

STRATEGI PENGHIDUPAN PETANI IKAN DALAM MENGHADAPI RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN USAHA BUDIDAYA IKAN KASUS KECAMATAN POLANHARJO KABUPATEN KLATEN

Anis Veranita Febriana, Ir.Kawik Sugiana,M.Eng.,Ph.D.

2013 | Tesis | S2 Magist.Prnc.Kota & Daerah

Petani ikan di empat desa di Kecamatan Polanharjo menghadapi risiko dan ketidakpastian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik aset petani ikan dengan skala usaha berbeda di masing-masing desa dan untuk mengetahui strategi yang digunakan dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian tersebut. Penelitian ini adalah penelitian deduktif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur dengan petani ikan di empat desa. Terdapat perbedaan aset dan strategi di tiap desa dengan sumber air beragam dan waktu memulai inovasi budidaya yang berbeda. Petani ikan di Desa Janti sebagai desa innovator memiliki kelompok petani ikan yang aktif dan telah muncul pedagang pengumpul, strategi yang dilakukan adalah memanfaatkan kelompok petani ikan, memperluas pasar dan melakukan usaha terpadu. Petani ikan di Desa Ponggok yang memiliki air berlimpah, strategi yang dilakukan adalah meningkatkan produktivitas. Desa Nganjat tidak memiliki mata air sendiri, petani ikan di desa ini membangun kolam di dekat sungai atau saluran irigasi. Strategi yang dilakukan adalah menjual ikan kepada pedagang dari luar kota. Desa Sidowayah yang memiliki modal alamiah aliran air tidak deras, petani ikan membudidayakan ikan di sawah. Strategi yang dilakukan adalah melakukan pola budidaya bergilir antara ikan dengan padi untuk menjaga kesuburan. Perbedaan skala usaha budidaya juga menyebabkan variasi strategi yang dilakukan oleh petani ikan. Petani ikan skala mikro memilih strategi meminimalkan risiko dengan memanfaatkan jaringan sosial menggunakan sistem bagi hasil. Petani ikan skala kecil, menengah, dan besar memilih strategi berani mengambil risiko. Strategi meminimalkan risiko yang dilakukan oleh petani ikan skala mikro lebih banyak dilakukan di semua desa wilayah penelitian karena sebagian besar petani ikan yang ada di lokasi penelitian memiliki usaha budidaya skala mikro.

research is aimed to describe the asset characteristics of fish farmers in different business’ scale and to identify strategy used by fish farmers in adjusting to risk and uncertainty. This research is conducted in four different villages with a variety of water resources and adoption time of aquaculture. To deal with the objectives, qualitative approached is utilized and survey method with structured interview is adopted to perform the thesis. There are differences of assets and strategies in each village. Fish farmers in Janti village, an innovator village, have fish farmers groups that serve their member by selling the feed and giving production loan. In Janti village, fish farmers not only do aquaculture production but also trade the fish crop to the other town. Ther strategis uded by fish farmers in Janti village are utilizing fish farmers group to get fish feed and production loan, expanding fish market out of the town, and doing integrative aquaculture business. Fish farmers in Ponggok village, a village with abundant spring water, choose strategy of improving productivity. Fish farmers in Nganjat village, a village that doesn’t have its own spring water, construct ponds near the river or irrigation canal. The strategy used by Nganjat fish farmers is selling fish crop to traders from outside the city. Fish farmers in Sidowayah village don’t have own spring. Therefore, they choose to cultivate fish in rice fields. The strategy used by Sidowayah fish farmers is doing rotational cultivation pattern between fish and rice to preserve land fertility. The difference in business’ scale also causes strategy variations. Micro-scale fish farmers choose strategy of risk minimizing by utilizing social capital. They use profit sharing system between micro-scale and large-scale fish farmers. Small-scale, medium-scale, and large-scale fish farmers choose strategy of risk taking by having loan, trading fish crop outside of town, and doing integrated aquaculture business. Risk minimizing strategy is commonly used than risk taking strategy since there are more micro-scale fish farmers in Polanharjo district.

Kata Kunci : risiko dan ketidakpastian, budidaya ikan, aset, strategi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.