TRADISI MENURUT FILSAFAT PERENNIAL SEYYED HOSSEIN NASR DAN RELEVANSINYA BAGI PLURALITAS KEHIDUPAN UMAT BERAGAMA DI INDONESIA
Husna Amin, Dra.,M.Hum., Prof. Dr. Pratikno, M.Soc., Sc
2013 | Disertasi | S3 Ilmu FilsafatPenelitian ini berjudul “Tradisi Menurut Filsafat Perennial Seyyed Hossein Nasr dan Relevansinya bagi Pluralitas Kehidupan Umat Beragama Di Indonesiaâ€. Penelitian ini dimotivasi oleh munculnya sejumlah problem yang terkait dengan agama, khususnya problem pluralitas. Berbagai gerakan dan pemikiran atas nama agama muncul kepermukaan, umumnya mempresentasikan diri sebagai kelompok yang peduli tentang agama dan segala masalahnya. Kenyataannya, bukan hanya menyelesaikan persoalan yang ada, tetapi justru membuat masalah agama semakin menumpuk dan sulit dipecahkan. Setiap tragedi kemanusiaan yang terjadi akhir-akhir ini, hampir tidak dapat dilepaskan dari agama dan agama juga yang harus bertanggung jawab terhadap segala akibatnya. Untuk itu penulis mencoba menelusuri jejak perennial dalam konteks Tradisi menurut Filsafat Perennial Nasr. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana konsep Tradisi menurut Filsafat Perennial Nasr dan relevansinya bagi problem pluralitas kehidupan umat beragama di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, seluruh data bersumber dari literatur kepustakaan, baik berupa buku-buku maupun artikel-artikel yang dimuat di berbagai jurnal ilmiah. Penelitian ini bersifat deskriptif-kualitatif. Disebut deskriptif kualitatif, karena menggambarkan apa adanya sesuai dengan data yang diperoleh dari studi kepustakaan dan disajikan dalam bentuk naratif. Adapun proses analisa data dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, diantaranya metode Hermeneutik dan Heuristik. Hasil penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Nasr menekankan nilai sakral dari tujuan hidup manusia beragama yang tertuang dalam gagasannya tentang “Tradisiâ€. “Tradisi†adalah jantung dan inti ajaran agama, sehingga agama dalam konteks ini dapat dijadikan sebagai alat analisis berbagai isu keagamaan, khususnya isu pluralitas agama; 2) “Tradisi†adalah wahyu atau scientia sacra yang tertuang dalam ajaran agama dan dalam hati manusia. Hal ini menurut Nasr, telah dilupakan oleh manusia. Dimensi transendental pengetahuan ini di tolak, karena dianggap telah membatasi otonomi dan kreativitas manusia. Pada akhirnya isu Perennial Philosophy digantikan oleh isu Perennial Misosophy. Akibatnya visi keimanan dalam konteks “Tradisi†yang sebenarnya sudah tertanam sejak lahir dalam diri manusia menjadi sirna dan jiwa manusia mengalami keheningan spiritual; 3) Menurut Nasr “Tradisi†harus dihidupkan kembali dalam kancah kehidupan modern agar kebenaran hakiki agama dapat ditemukan, sehingga agama dapat menjadi alternatif dalam mengatasi problem pluralitas kehidupan umat beragama. 4) Nasr mengajak seluruh umat beragama untuk menyadari signifikansi nilai-nilai religius dalam cara yang lebih baru, yakni menangkap substansi ajaran agama dalam konteks “Tradisiâ€. Dibawah bimbingan pengetahuan suci atau Intellect, manusia akan mampu menangkap pesan universal agama, sehingga pluralitas tradisi dapat dipahami. Gagasan Nasr telah menunjukkan hasil dengan bangkitnya gairah spiritual di era kontemporer, baik di Timur maupun di Barat, sehingga â€Tradisi†dalam konteks Filsafat Perennial Nasr dapat dijadikan alternatif pemikiran bagi pemecahan masalah kemanusiaan dan keagamaan yang sedang dihadapi manusia modern saat ini.
This study entitled Tradition According to Seyyed Hossein Nasr Perennial Philosophy and Its Relevance for the Plurality of Religious Life in Indonesia. The research was motivated by the emergence of a number of problems associated with religion, in particular the problem of plurality. Various movements and thought in the name of religion emerged to the surface, generally present themselves as a group that cares about religion and its problems. In fact, not only resolve existing problems, but also it makes religion accumulating problems and difficult to solve. Every human tragedy that occurred recently almost cannot be separated from religion and religion also should be held responsible for any consequences. Because of that, he authors try to trace in the context of the tradition according Perennial Philosophy Nasr. The purpose of this study is to determine the concept of Tradition in Nasr Perennial Philosophy and its relevance to the problems of plurality of religious life in Indonesia. This research was library research; whole data from library literature, they are books and articles which are include various journal. This research was descriptive qualitative models. It called descriptive qualitative because it describes what is relevance with data from library and in narrative form. Data analysis process is conducted by using several methods, including hermeneutics and heuristic methods. The results can be explained as follows: 1) Nasr emphasizes the value of human life sacred of religious purpose set forth in the idea of \"Tradition\". \"Tradition\" is the heart and core of religion, that religion in this context can be used as a tool of analysis of religious issues, particularly issue of religious plurality; 2) \"Tradition\" is a revelation or scientia sacra contained in religious teachings, and in human beings. According to Nasr, these have been overlooked by a human, transcendental dimension of knowledge is in decline because they have restrict autonomy and human creativity. Finally, the issue of Perennial Philosophy Misosophy is replaced by Perennial issues. Consequently vision of faith in the context of \"Tradition\" which is already ingrained from birth in human beings and the human soul to be lost spiritual experience; 3) According to Nasr, \"tradition\" must be revived in the arena of modern life, so that the ultimate truth of religion can be found, and religion can be an alternative to overcome the problems of plurality of religious life. 4) Nasr invites all people of faith to realize the significance of religious values in a new way, that is, captures the substance of religion in \"Tradition\" context. Under the guidance of the sacred knowledge or intellect, human will be able to capture the universal message of religion, so that a plurality of traditions can be understood. Nasr’s idea has shown results by spiritual passion in the contemporary era, both in the East and in the West, so that the \"Tradition\" in the context of the Perennial Philosophy Nasr can be an alternative thinking for solving the problems of religious and humanitarian that is facing modern human today’x
Kata Kunci : Nasr, Tradisi, Filsafat Perennial, Agama dan Pluralitas