PENGARUH PROGRAM PAGU WILAYAH KECAMATAN TERHADAP EFISIENSI USAHATANI DAN PENDAPATAN PETANI KOPI DI KECAMATAN CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG

Fera Budiah Larasati, Prof. Dr. Catur Sugiyanto, M.A.

2013 | Tesis | S2 Magister Ek.Pembangunan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi kopi dan pengaruh program Pagu Wilayah Kecamatan (PWK) terhadap efisiensi usahatani dan pendapatan petani kopi di Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung, yang dilakukan dengan cara membandingkan tingkat efisiensi usahatani dan pendapatan petani kopi antara penerima dan bukan penerima dana program PWK. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder, di mana data primer diperoleh langsung dari para petani kopi sebanyak 125 responden, terdiri dari 53 petani kopi penerima dana program PWK dan 72 petani kopi bukan penerima dana PWK di Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat analisis regresi linier berganda OLS dan uji beda dua ratarata metoda compare mean independent t-test. Untuk estimasi dan pengukuran efisiensi teknis setiap petani dilakukan dengan menggunakan software Frontier versi 4.1c. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel luas lahan, tenaga kerja, pupuk Urea, pupuk TSP, pupuk KCl, dan pestisida mempunyai pengaruh positif dan nyata terhadap produksi kopi, sedangkan variabel dummy program dana PWK berpengaruh secara positif dan tidak nyata terhadap produksi kopi di kalangan petani responden. Dilihat dari efisiensi penggunaan input faktor produksi, petani kopi penerima dana program PWK memiliki rata-rata nilai efisiensi teknis 0,81, sementara petani kopi bukan penerima dana program PWK memiliki rata-rata nilai efisiensi teknis 0,78. Artinya penggunaan input faktor produksi kedua kelompok petani tersebut efisien secara teknis. Hasil uji t perbedaan produktivitas dan pendapatan petani kopi antara petani penerima dan bukan penerima dana program PWK menunjukkan bahwa pada derajat kepercayaan 95 persen, produksi kopi, penerimaan total, dan pendapatan atas biaya total perhektar lahan antara kedua kelompok tersebut tidak berbeda.

This research aims to analyze the factors that influence the production of coffee production and the effect of Regional District Capping (Pagu Wilayah Kecamatan) program on farm efficiency and income coffee farmers in Sub District Candiroto, Temanggung, which is done by comparing the level of farm efficiency and income of coffee farmers among recipients and non-recipients of program funds PWK. The data used in this research are primary and secondary data, in which the primary data obtained directly from coffee farmers as many as 125 respondents, consisting of 53 coffee farmers who are PWK funding program recipients and 72 coffee farmers who do not received the PWK funds in Sub District Candiroto, Temanggung. The analytical tool used in this study is a OLS multiple linear regression analysis tool and two different test methods compare the average mean of the independent test. For the estimation and measurement of technical efficiency of each coffee armer done using software Frontier version 4.1c. The analysis results show that the variables of land, labor, Urea fertilizer, TSP, KCl fertilizer, and pesticides have a real positive effects on the production of coffee, while the dummy variable PWK funding program has a positive and significant effect on coffee production among farmer respondents. Judging from the use of input factors of production efficiency, coffee farmers PWK funding program recipients have an average value of technical efficiency respectively 0,81, while the non- ecipient coffee farmers have an average value of technical efficiency 0.78. This means that the use of factors of production the two groups of farmers are technically efficient. The results of t-test differences in productivity and income of coffee farmers among recipients and non- recipients of PWK funding program showed that at 95 percent degree of confidence, the productivity, the total revenue, and income of coffee production per hectare between the two groups is not different.

Kata Kunci : Program PWK, Efisiensi, stochastic frontier, Pendapatan