PANDANGAN DUNIA ALI AHMAD BAKATSIR DALAM NOVEL SALLAMAH AL-QAS ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK LUCIEN GOLDMANN
LUTPIYAH HAKIM, Prof. Dr. Faruk H.T.
2013 | Tesis | S2 SastraPenelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pandangan dunia novel SallÄmah al-QÄs (SA) karya Ali Ahmad Bakatsir yang terbit pada tahun 1944. Ekspresi pandangan dunia tersebut dianalisis melalui struktur teks novel. Penelitian ini menggunakan teori strukturalisme genetik Lucien Goldmann. Metode yang digunakan adalah metode dialektik. Metode dialektik bekerja dengan pemahaman bolak-balik antara pandangan dunia, dan struktur teks. Penelitian dapat dimulai dari mana saja. Karena itu, penelitian ini dimulai dengan mengungkapkan struktur teks, kemudian pandangan dunia. Pandangan dunia yang terdapat dalam novel SA merupakan refleksi kesadaran dan ikhtiar manusia untuk mencari nilai-nilai yang lebih baik. Pandangan yang kemudian terefleksikan dalam cerita novel SA adalah paham Jabariyah yang terqadariyahkan. Paham ini merupakan kolaborasi dari paham Jabariyah dan Qadariyah yang mengambil jalan tengah antara keduanya untuk menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Sehingga masing-masing kehidupan tersebut mendapatkan porsinya yang seimbang. Berdasarkan formulasi pandangan dunia SA, diketahui bahwa struktur teks novel SA adalah ekspresi dari pandangan dunia novel SA tersebut. Struktur teks novel SA berpusat pada tokoh Abdurrahman yang mengekspresikan pandangan dunia novel SA tersebut melalui pikiran, perkataan, dan perbuatannya. Karakter Abdurrahman sebagai tokoh hero yang terdegradasi oleh lingkungannya terbentuk dari relasi-relasinya dengan tokoh-tokoh lain maupun dengan objek-objek yang ada, serta oposisi biner yang terdapat dalam novel SA. Struktur novel SA berhubungan dengan kehidupan sosiobudaya masyarakat Arab Makkah dan Madinah pada masa Dinasti Umayyah pascakepemimpinan Khalifah Umar bin Abdul Aziz, yaitu Yazid bin Abdul Malik. Situasi demikian menjadi bagian dari pengalaman Bakatsir sebagai pengarang sehingga novel SA lahir merefleksikan realitas tersebut. Di dalamnya digambarkan kehidupan masyarakat Arab Makkah dan Madinah yang penuh dengan dinamika kehidupan, dan menjadikan prilaku Nabi sebagai suri tauladan untuk menyeimbangkan kehidupan manusia antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat dalam hubungannya mencari kehidupan yang lebih baik. Sementara itu, kelompok sosial yang mempengaruhi Bakatsir adalah kelompok Hasan al-Banna yang eksis dan berkembang pada masa itu yang terdapat di masyarakat, yaitu terdiri dari para petani, pelajar, guru, dokter, insinyur, dan pengacara. Kelompok ini ingin membuka wawasan khalayak (khususnya) umat Islam mengenai kesatuan umat Islam dan menghindari perdebatan yang sia-sia yang bisa mengakibatkan perpecahan sesama saudara dan golongan.
This research aims to expose Ali Ahmad Bakatsir’s novel published in 1944, SallamÄh al-QÄs (SA). While it used genetic structuralism proposed by Lucien Goldmann, the expression of world view is analyzed through the novel’s textual structure based on dialectical method. Such method works based on reciprocal concept between the world view and textual structure. Hence, the research starts from textual structure exposure together with the world view. The world view found in the novel reflects human’s consciousness and attempts seeking better values. The view reflected in the novel is school of thought of Jabariyah which is greatly influenced by Qadariyah. Such a school of thought is a mixed Qadariyah and Jabariyah taking the middle ground between the two to balance the life of this world and the Hereafter. Each life is getting a balanced portion. Based on formulation of the novel’s world view, it is noted that its textual structure reflects the novel’s world view, which is centered on Abdurrahman and his thoughts, remarks, or acts. Abdurrahman, a environmentally degraded hero, is understood from his relation with other figures and objects as well as binary opposition within the novel. The novel’s structure is linked to socio-cultural circumstances of Arab society of Mecca and Medina during Umayya dynasty, in the post-Umar ibn Abdul Aziz, namely Yazid ibn Abdul Malik. Such situation points to Bakatsir’s experience as an author whose novel reveals the dynamic lives in Mecca and Medina laden with exemplary mannerism such as The Prophet Muhammad’s behaviour stressing a balance between the world and the hereafter life. Meanwhile, a social group giving great influence to Bakatsir is Hasan al- Banna’s circle which comprises assorted people, like farmers, teachers, doctors, engineers, and lawyers. The group attempts to open people’s mind, particularly Muslims, concerning the unity of Muslims and avoid fruitless debates that might lead to friction among Muslims.
Kata Kunci : struktur, strukturalisme genetik, pandangan dunia, Jabariyah dan Qadariyah