Laporkan Masalah

STUDY OF GUNUNG MERAPI NATIONAL PARK POST 2010 MERAPI ERUPTION MANAGEMENT IMPROVEMENT

Agus Yulianto, Mr. Leksono Probo Subanu

2013 | Tesis | S2 Magist.Prnc.Kota & Daerah

Gunung Merapi, salah satu gunung api teraktif di dunia, yang meletus pada tahun 2010 menyebabkan 82,10 % kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) menjadi kawasan yang tidak bervegetasi. Erupsi ini juga menyebabkan terganggunya pola kehidupan masyarakat yang hidup di sekitarnya.Penelitian bertujuan untuk mengetahui kegiatan TNGM yang sesuai paska erupsi terkait dengan pemulihan kawasan dan untuk menyampaikan rekomendasi dalam rangka upaya perbaikan sebagai reaksi dari tidak berjalannya program rehabilitasi di kawasan terdampak. Dengan menggunakan pola hubungan Means-End (Means-End Relationship) metode PCM (Project Cycle Management) FASID, diketahui bahwa program rehabilitasi harus dilaksanakan sesuai dengan rencana kegiatannya. Dalam proses verifikasi, dilaksanakan interview guna menggali pendapat para pihak sehubungan dengan 5 (lima) isu utama, terdiri dari: rencana pengelolaan, fasilitas fisik pamlinhut, masyarakat, diklat staf dan update database TNGM. Berdasarkan analisis dan diskusi, dihasilkan 4 (empat) kesimpulan. Pertama, Manajemen TNGM tidak mampu untuk melaksanakan program rehabilitasi kawasan secara menyeluruh pasca erupsi tahun 2010. Hal ini disebabkan oleh 3 (tiga) faktor, yaitu: (1) program pemulihan kawasan tidak semuanya disetujui oleh pemerintah daerah, (2) rencana pemulihan kawasan TNGM tidak sesuai dengan kondisi daerah terdampak, dan (3) pengambilan sumber daya alam oleh masyarakat di dalam kawasan TNGM sebagai salah satu mata pencaharian tidak bisa dihentikan secara total. Kedua, untuk meningkatkan efektifitas rencana pengelolaan TNGM, prioritas utama kegiatan adalah terpusat pada upaya rehabilitasi kawasan terdampak dengan memperhatikan kesiapan terhadap dampak terjadinya erupsi Gunung Merapi melalui upaya pemutakhiran data terpadu yang terkait dengan karakteristik Gunung Merapi sehingga data tersebut tersedia lengkap dan mudah untuk diakses oleh para pihak, terutama masyarakat. Ketiga, untuk mengontrol aktifitas masyarakat dalam kawasan yang cenderung merusak dan mengurangi fungsi daya dukung sumber daya alam, perbaikan dan penggantian fasilitas pengamanan dan perlindungan hutan yang rusak dan pengusulan adanya fasilitas baru yang mendukung kegiatan rutin perlu untuk direalisasikan. Pelibatan masyarakat dalam pengelolaan dan penyadartahuan tentang sistem zonasi diperkuat. Jumlah staf yang terdidik dan terlatih mendesak untuk ditingkatkan.Keempat, penyusunan rencana kegiatan yang jelas dan terukur, sinkronisasi program rehabilitasi kawasan dengan pemerintah daerah dan para pihak, peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan TNGM, pengumpulan dan sosialisasi data terkait dengan bahaya erupsi Gunung Merapi dan penguatan jejaring diantara para pihak adalah faktor kunci untuk penyusunan rencana kegiatan serta implementasi program pemulihan kawasan terdampak.

Mount Merapi, the most active eruptive mountain, erupted in 2010 and caused 82.10 % of Gunung Merapi National Park (GMNP) area that became nonvegetation area. The eruption also degraded many community livelihoods. This research conducted to examine the relevance of the program of GMNP in post-eruption period which is related to area recovery and to make necessary recommendation for improvement, in facing of not completed rehabilitation program to recover the affected area. By the Means-End relationship supporting by PCM, it was resulted that rehabilitation program should be completed according to the planning. In verifying process, the interview was conducted to get opinions related to 5 (five) main issues, consisted of: management plan issue, physical protection facilities issue, community issue, staff training issue and updating GMNP specific data issue. Based on the analysis and discussion, 4 (four) conclusions are resulted. First, GMNP management was not able to complete the rehabilitation programs of post 2010 Mt. Merapi eruption. The problem was caused by 3 (three) factors, consist of: (1) recovery action was not fully accepted by local government, (2) GMNP recovery plan was not suited to the conditions of the affected area, and (3) the activities of the people who tried to gain income by selling natural resources inside GMNP area was not stopped. Second, to improve the effectiveness of GMNP management program, the top priority of GMNP should be placed on responding to rehabilitation with consideration to the preparedness against eruption by updating data which reflect the characteristics of Mt. Merapi integrating data with database systems that should be made easily accessible. Third, to control peoples' activities which were damaging resources inside GMNP area, replacing broken physical protection facilities and proposing additional necessary facilities should be realized. Community involvement and understanding of zoning system should be strengthened. Number of trained staff is necessary to be increased. Fourth, creating a clear management program, synchronizing recovery program among government agencies, increasing community role in GMNP management, collecting and providing Mt. Merapi eruption related data and strengthening networks among stakeholders are the key factors to create recovery program and its implementation.

Kata Kunci : erupsi, taman nasional, pengelolaan, pemulihan.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.