Laporkan Masalah

NOVEL SANG PEMIMPI: TRAJEKTORI ANDREA HIRATA DALAM ARENA SASTRA INDONESIA

Kukuh Yudha Karnanta, Prof. Dr. Faruk H.T.

2013 | Tesis | S2 Kajian Budaya dan Media

Kemunculan seorang pengarang atau sastrawan bukanlah suatu praktik yang sepenuhnya individu, melainkan bersifat kolektif. Artinya, pengarang hidup dalam suatu struktur sosial tertentu yang menjadi latar penciptaan sekaligus masyarakat yang menjadi sasaran karya-karyanya; di saat yang sama, dalam praktiknya pengarang tidak terlepas dari jaringan dan struktur kompleks tertentu dalam kesastraan yang melibatkan media massa, penerbit, akademisi, dan lainnya. Dengan pemahaman serupa itu, kerja artistik seorang pengarang merupakan juga suatu praktik sosial sehingga pemahaman atas pengarang memerlukan seperangkat kajian yang mengintegrasikan pengarang, karya, dan masyarakat. Penelitian tesis berjudul Novel Sang Pemimpi: Trajektori Andrea Hirata dalam Arena Sastra Indonesia merupakan kajian terhadap Andrea Hirata dan novel Sang Pemimpi dalam konstelasi kesastraan maupun ruang sosial Indonesia pasca Orde Baru. Kehadiran Andrea Hirata dan karya-karyanya yang dianggap sebagai karya populer, berikut prestasi serta level prestasi yang diraihnya hingga level interasional, menunjukkan adanya suatu dinamika dalam arena kesastraan maupun kehidupan sosio-kultural masyarakat Indonesia. Pertanyaan yang hendak dijawab oleh penelitian ini adalah trajektori Andrea Hirata dalam praktik sastra dan sosial, yang dirumuskan dalam tiga permasalahan yakni, pertama, kondisi arena kekuasaan dan arena sastra Indonesia pasca Orde Baru; kedua, strategi Andrea Hirata dalam arena sastra Indonesia demi meraih posisi tertentu; ketiga, pandangan Andrea Hirata yang dimobilisasi melalui karya sastra dan praktik sosialnya. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, penelitian ini menggunakan teori arena produksi kultural Pierre Bourdieu yang memadukan analisis tekstual, biografi pengarang, dan ruang sosial yang dalam hal ini meliputi struktur arena sastra, arena kekuasaan, serta relasi kelas di Indonesia. Penelitian ini menganalisis praktik sosial Andrea Hirata meliputi modal-modal, habitus, pertarungan simbolik, dan strategi yang dilakukannya untuk meraih legitimasi dalam ruang sosial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam arena sastra Andrea Hirata meraih legitimasi populer dan borjuis atau pemerintah melalui transformasi karyakaryanya ke dalam media film. Legitimasi tersebut dikonversi ke dalam modal ekonomi yang memampukannya melakukan mobilitas kelas sosial secara vertikal dari posisi awal kelas yang ia tempati. Meskipun telah berhasil meraih legitimasi populer dan borjuis serta mendapatkan laba ekonomi yang signifikan, Andrea hendak meraih legitimasi spesifik dalam arena sastra sehingga dirinya bergerak melingkar dari arena sastra menuju arena kekuasaan untuk kembali lagi pada arena sastra. Penelitian ini juga menunjukkan narasi modernisme serta praktik borjuasi merupakan pandangan yang ditawarkan dan coba diinternalisasikan Andrea kepada masyarakat Indonesia kekinian.

The emergence of writer is not purely as individual practice, but also as collective. It means that writer lives in certain of social structure which became a background of creation and also the society object of his works. In the same time, the writer cannot leave the network and complex structure in litera which engages with mass media, publisher, academic and other in his practical. According to this understanding, artistic works of writer which is includes as social practice; so that for examining the writer needs a set of study which integrating the writer, the works and the society. Thesis entitled Novel Sang Pemimpi: Trajektori Andrea Hirata dalam Arena Sastra Indonesia is the study of Andrea Hirata and his novel Sang Pemimpi in literary constellation as well as Indonesia public sphere after New Order. The presence of Andrea Hirata and his works which consider as popular art, along with his international achievements, indicating a dynamic literary field and socio-culture life in Indonesian society. The questions of this research is the trajectory of Andrea Hirata in social practice and literature which formulate in three problem statements; first, the condition of power field and Indonesia literary field after New Order; second, the strategy of Andrea Hirata in literary field for reaching certain position; third, the view of Andrea Hirata which is mobilized through his works and his social practice. To answering this questions, the research using the field of cultural production theory by Pierre Bourdieu which fusing textual analysis, writer’s biography, and public sphere which includes of structure of literary field, power field, and social relation in Indonesia. This research analyzes social practice of Andrea Hirata which includes of modals, habitus, symbolic violence, and his strategies for reaching legitimation in public sphere. The result of this research shows that Andrea Hirata can reach popular legitimation and bourgeois or government through his works which transforms to film media. That legitimation are converted in economic modal in order to able doing mobility in social class vertically from his previous position of social class. Although he successfully got popular bourgeois legitimation and significantly economic profits, Andrea want to reach specific legitimation in literary field in order to circling himself back from literary field into power field and back to literary field again. This research also shows that narration of modernism and bourgeoisie practice are include as view which Andrea wants to provide and internalization to recent Indonesia society.

Kata Kunci : Andrea Hirata, Sang Pemimpi, Trajektori, Strategi, Arena Sastra


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.