Laporkan Masalah

KAJIAN KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI DELI DALAM UPAYA PENGENDALIAN BANJIR DI KOTA MEDAN

Sumihar Hutapea, Ir.,MS., Prof. Dr. Ir. Azwar Maas, M.Sc,

2013 | Disertasi | S3 Ilmu Tanah

Daerah Aliran Sungai Deli merupakan salah satu DAS kritis di Sumatera Utara yang memerlukan prioritas penanganan sebagai lokasi sasaran rehabilitasi. Oleh karena itu, perlu adanya arahan konservasi dan penggunaan lahan di seluruh Sub DAS Deli agar kekritisan/ kerusakan lahan dapat dikurangi dan bencana banjir yang selama ini selalu melanda Kota Medan sebagai daerah yang berada di bagian hilir DAS Deli dan merupakan ibukota provinsi Sumatera Utara dapat dimitigasi. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengkaji karakteristik biofisik masing-masing Sub DAS Deli sebagai penyebab kerusakan lahan DAS Deli yang dapat menjadi salah satu penyebab banjir di Kota Medan, 2) mengkaji kerusakan lahan DAS Deli berdasarkan prediksi erosi dan tingkat bahaya erosi, kekritisan lahan, dan kemampuan penggunaan lahan masing-masing Sub DAS Deli, 3) merancang arahan penanganan konservasi dan penggunaan lahan masing-masing Sub DAS Deli untuk mengurangi kerusakan lahan DAS Deli dan menurunkan debit maksimum dan volume banjir masing-masing Sub DAS Deli sebagai upaya mitigasi banjir di Kota Medan. Penelitian ini menggunakan metode survei lapangan, kegiatan survei berupa identifikasi biofisik. Data hasil survei digunakan untuk mengkaji kerusakan lahan. Kajian kerusakan lahan didasarkan pada prediksi erosi dan tingkat bahaya erosi, klasifikasi tingkat kekritisan lahan, klasifikasi kemampuan penggunaan lahan, analisis banjir, kajian konservasi DAS Deli, kemudian dilanjutkan dengan analisis dampak arahan konservasi terhadap penurunan debit banjir dan volume banjir masing-masing Sub DAS Deli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerusakan lahan DAS Deli disebabkan faktor-faktor biofisik DAS Deli terutama, perubahan penggunaan lahan, lereng dan bentuk lahan serta curah hujan. Kerusakan lahan DAS Deli berdasarkan potensi erosi setiap tahun mencapai 1.293.764,9 ton dengan rata rata erosi 27,08 ton/ha/tahun, besarnya erosi tiap Sub DAS berturut-turut dari Sub DAS Petani sebesar 780.736,7 ton (rata-rata erosi 60,9 ton/ha/tahun); Sub DAS Babura 180.313,1 ton (rata-rata erosi 36,4 ton/ha/tahun); Sub DAS Bekala 176.004,2 ton (rata-rata erosi 38,7ton/ha/tahun); Sub DAS Simai-mai 132.971,2 ton (rata-rata erosi 41,1 ton/ha/tahun); Sub DAS Paluh Besar 20.154,9 ton (ratarata erosi 1,8 ton/ha/tahun); Sub DAS Sei Kambing 2.067,1 ton (rata-rata erosi 0,5 ton/ha/tahun); dan Sub DAS Deli 1.517,7 ton (rata-rata erosi 0,2 ton/ha/tahun). Dengan penerapan konservasi, dan arahan penggunaan lahan maka penurunan jumlah erosi DAS Deli dapat mencapai 39,7 %, dan jumlah tanah yang tererosi setiap tahun mencapai 513.644,6 ton (rata-rata 10,8 ton/ha/tahun ). Hasil analisis kekritisan lahan menunjukkan bahwa luas DAS Deli yang termasuk sangat kritis 5 %, kritis 33,4%, agak kritis 52,9 % dan tidak kritis 8,7 % dari luas total DAS Deli. Luas kelas kemampuan penggunaan lahan DAS Deli didominasi oleh kelas I sampai IV (61,4 %), kelas V (15,0 %), kelas VI (11,7%), Kelas VII sampai VIII (11,9%). Salah satu penyebab terjadinya banjir di Kota Medan karena adanya degradasi/kerusakan lahan baik akibat erosi, kekritisan lahan, dan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuannya. Arahan konservasi DAS Deli akan memberikan dampak terhadap karakteristik banjir, yakni penurunan volume banjir sebesar 2,3 – 22 % dan debit banjir sebesar 2,3 – 36,2%.

Deli Watershed is one of the critical watersheds in North Sumatra that requires target priority for rehabilitation. Therefore, the guidance for conservation and land use planning throughout sub watersheds of Deli watershed is need in order to reduce the flood that always threatens the city of Medan. The purposes of the research were: 1) to assess the biophysical characteristics of sub watersheds in Deli watershed that may cause flooding in the city of Medan, 2) to assess the land degradation in Deli watershed based on soil erosion predictions and soil erosion hazard, degree of critical land, and land use capability of all sub watersheds, 3) to design land conservation practice and land use planning of all sub watersheds of Deli watershed to reduce land degradation, maximum discharge, and flood volume of all sub watersheds. This study consisted of land degradation mapping, and followed by filed verification in the form of biophysical survey. Mapping of land degradation based on the soil erosion prediction and soil erosion hazard, the critical level of land classification, land use capability classification, flood analysis of Deli watershed. Verification is conducted in the target area of the land units of the maps, i.e.: biophysical factors, actual conservation practices and later on to be used for guidance of soil conservation planning that may able to decline discharge and volume flood of sub watersheds of Deli watershed. The results showed that land degradation of Deli watershed due to its biophysical factors particularly land use change, slope, land form and rainfall as well. Land degradation of Deli watershed caused by 1,293,764.9 tons of soil erosion annually with average soil erosion 27.08 ton/ha/year, the rate of soil erosion was as follows, Petani sub watershed 780,736.7 tons (average 60.9 ton/ha/year); followed by Babura sub watershed 180,313.1 ton (average 36.4 ton/ha/year), Bekala sub watershed 176,004.2 tons (average 38.7 ton/ha/year), Simai-mai sub watershed 132,971.2 tons (average 41.1 ton/ha/year), Paluh Besar sub watershed 20,154.9 tons (average 1.8 ton/ha/year), Sei Kambing sub watershed 2,067.1 tons (average 0.5 ton/ha/year), and Deli sub watershed 1,517.7 tons (average 0.2 ton/ha/year). The implementation of soil conservation and land use guidance could reduce 39.7 % soil erosion of Deli watershed with eroded soil 533,644.6 tons annually (average 10.8 ton/ha/year). Land critical analysis showed that 5% of the total area of Deli watershed was categorized as very critical land, 33.4% critical land, 52.9% moderately critical land and 8.7% non critical land. Land use capability classes of Deli watershed was dominated by class I to IV (61.4%), class V (15.0%), class VI (11.7%), and class VII to VIII (11.9%). Land degradation in the form of soil erosion, critical land and improper land used was one of the causes of flooding in the city of Medan. Implementation of soil conservation guide and proposed land use of Deli watershed would give the impact to flood characteristics, with the reduction in the flood volume of 2.3 to 22% and the flood discharge of 2.3% - 36.2%.

Kata Kunci : Konservasi, DAS Deli, Pengendalian banjir, Faktor-faktor biofisik


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.