HASAN BASORI DAN KELOMPOK KESENIAN MARJINAL DI SIDOARJO (1956-2012)
dita hendriani, Dr. Sri Margana, M.Phil,
2013 | Tesis | S2 SejarahKarya ini berusaha mengulik kehidupan seorang seniman ludruk bernama Hasan Basori, pimpinan kelompok ludruk Bintang Warna. Bahasan studi menjangkau keterkaitan antara sosok Hasan Basori dengan ludruk, dan bagaimana kesetiaan seniman ludruk yang hidupnya paspasan terhadap kesenian yang dihidupinya. Sebagai seorang seniman desa yang tidak dianggap memberikan peran atau sumbangsih yang signifikan terhadap kesenian ludruk, hampir tidak ada sama sekali data tertulis mengenai ludruk yang mencantumkan nama Hasan Basori. Dengan demikian metode wawancara menjadi mutlak satu-satunya dalam menggali data-data primer, dengan sumber-sumber tertulis sebagai data pendukung. Studi difokuskan dengan tiga pertanyaan utama, yaitu pertanyaan yang berkaitan dengan motif kesenian, proses berkesenian, dan bentuk seorang seniman yang ditemui ketika penelitian ini dilakukan. Metode wawancara yang digunakan sebagai cara untuk menggali data sekaligus mendapatkan petunjuk terhadap narasumber berikutnya. Dengan menggunakan teori psikologi perkembangan dari Erik H. Eriksson terlihat bahwa Hasan Basori memilih ludruk sebagai cara untuk melepaskan diri dari tekanan yang dihadapi dalam lingkungan keluarganya. Hal tersebut terjadi pada fase ketika Hasan kecil dan dewasa. Sementara ketika masa tuanya, Hasan melihat ludruk sebagai jalan untuk menopang kehidupan ekonomi keluarganya. Pada akhirnya Hasan Basori menerima begitu saja jalan hidupnya sebagai seniman ludruk, meski tidak mendapatkan peruntungan ekonomi yang baik dari ludruk. Dengan bekerja di luar kesenian untuk menopang kehidupan sehari-hari keluarganya, dan sesekali mendapatkan tawaran manggung yang menguntungkan, menjadikan tidak pernah muncul gugatan dari Hasan Basori terhadap kesetiannya kepada kesenian ini. Dengan meminjam konsep petani subsisten dari James Scott, ludruk bagi Hasan Basori diterima sebagai ladang dimana ia harus mengembangkan berbagai strategi dan daya upaya agar tetap dapat bertahan pada ludruk sebagai lahan utama. Ludruk dikelola Hasan sebagai produksi hiburan yang sadar terhadap perkembangan tren kesenian, yang lentur terhadap berbagai pengaruh untuk menghadirkan kemeriahan di atas panggung.
This study tries to understand life of a ludruk artist named Hasan Basori, the leader of ludruk group of Bintang Warna. This study discusses correlation between figure of Hasan Basori and ludruk, and how loyalty of the ludruk artist with pickup life in art he managed. As a rural artist who was not assumed as significant contributor or role player of ludruk art, there was hardly written data concerning the ludruk art which is named Hasan Basori. Thus, interview method became an absolute way to collect primary data, with written sources as secondary data. This study focuses on three following questions: questions associated with art motives, process of art, and form of an artist who was met when this study was conducted. The interview method was used to collect data and obtain indicators of next informants. Use of development psychology theory by Erik J. Eriksson indicated that Hasan Basori chose ludruk as a way to selfescape from constraints facing his family environment. It occurred when Hasan Basori was childhood and adulthood. During his old age, he found ludruk as a way to support his family economic life. Finally, Hasan Basori received such pickup life way as ludruk artist, although he did not get good economic benefit from the ludruk. While working other than art to support his daily family life and sometimes getting profitable offer to show made him never face claims of his loyalty to this art. Adopting a concept of subsistent farmer by James Scott, Hasan Basori received ludruk as a field where he had to develop various strategies and make efforts to survive with ludruk as his main job. He managed the ludruk as an entertainment product caring for art trend progress, flexible in various effects to present merriness on stage.
Kata Kunci : ludruk, Bintang Warna, seniman ludruk.