Laporkan Masalah

DAYA GUNA BIPOLAR ELEKTROCAUTERY DIBANDING LIGASI UNTUK MENGATASI PERDARAHAN SELAMA TONSILEKTOMI GUILLOTINE PADA ANAK

I PUTU AGUS SETIABUDI, Dr.dr.Bambang Udji Djoko Rianto, Sp.THT-KL, M.Kes.,

2012 | Tesis | S2 Ilmu Penyakit THT

Tonsilektomi adalah suatu tindakan bedah untuk mengangkat jaringan tonsila palatina dan merupakan tindakan operasi yang sering dilakukan di bidang THT. Komplikasi tersering tonsilektomi adalah perdarahan yang disebabkan oleh trauma bedah. Berbagai cara telah dilakukan untuk memperbaiki manajemen perdarahan selama tonsilektomi. Penelitian ini membandingkan daya guna bipolar electrocautery dibanding ligasi untuk mengatasi perdarahan selama tonsilektomi guillotine pada anak. Desain penelitian adalah Randomized Controlled Trial, buta tunggal. Sampel penelitian sebanyak 110 anak di 3 lokasi penelitian yang akan menjalani tonsilektomi guillotine dilakukan randomisasi sistem blok. Setiap lokasi penelitian kelompok pertama mendapatkan terapi mengguanakan bipolar electrocautery dan kelompok kedua mendapat terapi ligasi untuk menghentikan perdarahan selama tonsilektomi guillotine pada anak. Tidak ada sampel yang drop out. 110 sampel dapat dilakukan analisis, 55 (50%) sampel kelompok terapi bipolar electrocautery dan 55 (50%) terapi ligasi. Pengukuran kehilangan darah selama intraoperatif diperkirakan dengan mengukur pada botol suction (penyedot) serta menimbang kapas (maksudnya:kapas yg ternoda darah) sebelum dan sesudah prosedur. Lama waktu operasi didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk tonsilektomi dengan hemostasis ketika diperlukan, dicatat pada akhir prosedur. Analisis statistik menggunakan chi-square test untuk membandingkan rerata skor jumlah perdarahan antara kelompok terapi bipolar electrocautery dan ligasi. Hasil menunjukkan terdapat perbedaan bermakna rerata jumlah perdarahan antara kelompok terapi bipolar electrocautery dan ligasi p<0,05. Pada tingkat terapi antara bipolar electrocautery dan ligasi ada perbedaan yang bermakna terhadap jumlah perdarahan dengan p = 0,004 (p <0,05) dan nilai RR= 1,750 (95% CI = 1,170-2,618). Yang berarti terapi bipolar electrocautery sebanyak 1,750 berapa kali lebih baik di banding ligasi untuk mengurangi pendarahan kurang dari 30 ml. Simpulan: Bipolar elektrocautery lebih berdaya guna dibanding ligasi untuk mengatasi perdarahan selama tonsilektomi guillotine pada anak.

Tonsillectomy is a surgery removal of palatine tonsil tissue and constitute one of the surgical procedures frequently done in Ear, Nose and Throat Departement. The most complication tonsillectomy are bleeding. The purpose of this reserch is to compare the efficient manner of bipolar electrocautery and ligation in the management bleeding during tonsillectomy in children. The research was a singel-blind, randomized controlled trial. The samples were collected in 3 locations among 110 children that will undergo tonsillectomy and be randomized by a block system.The measurement blood loss during guillotine tonsilectomy. A statistical analysis was done by using the 2 chi-square test for difference in mean of blood loss scores between bipolar elektrocauter and ligation groups. There are no respondents dropped out. 110 respondents could be included into analysis with 55 (50%) bipolar electrocautery and 55 (50%) ligation. Result of the research indicates that there was significant difference in mean blood loss scores between the bipolar electrocautery and ligation groups with p<0,05. At therapeutic levels between bipolar electrocautery and ligation there is a significant difference to the amount of bleeding with p = 0.004 (p <0.05) and the value of RR = 1.750 (95% CI = 1.170 to 2.618). Which means the treatment of bipolar electrocautery as much as 1.750 how many times better compared to ligation to reduce the bleeding of less than 30 ml. Based on the result Bipolar electrocautery is more efficient manner than ligation to control bleeding during guillotine tonsillectomy in children.

Kata Kunci : tosilektomi, Bipolar electrocautery, ligasi, perdarahan.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.