Laporkan Masalah

Analisis Kinerja Bank CIMB Niaga Sebelum dan Sesudah Merger (Studi Kasus Pada bank CIMB Niaga, Tbk)

Wiwin Pudjiwirasno Soedjito, Dr. Mamduh Mahmadah Hanafi, MBA.

2013 | Tesis | S2 Magister Manajemen

Merger adalah pilihan Khazanah sebagai pemilik langsung maupun tidak langsung dari Lippo Bank dan CIMB Niaga dengan CIMB Niaga sebagai survivor company terkait aturan kepemilikan tunggal (single presence policy/SPP) yang ditetapkan Bank Indonesia (BI). Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/16/PBI/2006 tentang Kebijakan Kepemilikan Tunggal pada Perbankan Indonesia (single presence policy) menjadi isu penting dan strategis pada dunia perbankan nasional. Peraturan ini dibuat dalam rangka untuk meningkatkan efektivitas pengawasan dan mendorong konsolidasi perbankan. Secara garis besar, kebijakan kepemilikan tunggal menyangkut dua hal penting, kendati intinya adalah pemegang saham tidak boleh memiliki lebih dari satu bank. Satu, investor perbankan di Indonesia hanya dapat menjadi satu pemegang saham pengendali (PSP). Dua, PSP yang telah memiliki lebih dari satu bank di Indonesia harus memilih opsi (1) mengurangi kepemilikan di bank, (2) melakukan merger atau konsolidasi bank-bank, atau 3) membentuk perusahaan induk perbankan (bank holding company). Proses merger kedua bank ini memang tidak melewati proses valuation terhadap target company (Bank Lippo) seperti layaknya proses merger biasa, namun bagi pemegang saham merger ini tetap merupakan keputusan bisnis yang strategis yang hasil akhirnya harus memberikan nilai sinergi yang optimal. Oleh karena itu Penulis melakukan penelitian yang merupakan studi untuk memperoleh gambaran atas kinerja keuangan dan kinerja saham dari Bank Lippo dan Bank Niaga sebelum merger serta Bank CIMB Niaga setelah merger. Penelitian dan analisis pengolahan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder dimana kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi manajemen dalam hal ini manajemen keuangan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan. Rasio keuangan merupakan alat yang menunjukkan hubungan atau korelasi dari suatu laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi laba merupakan variabel yang diteliti dalam penelitian ini sebagai cerminan kinerja keuangan perusahaan. Tingkat kesehatan yang diindikasikan dengan indikator-indikator pendekatan (proxy) permodalan yang menggunakan rasio kecukupan modal (CAR / Capital Adequasy Ratio), kualitas asset produktif yang menggunakan rasio besarnya kredit bermasalah (NPL / Non Performing Loan) secara gross, dan kemampuan bank menghasilkan laba (earning) yang menggunakan rasio ROA (Return On Assets), dan likuiditas menggunakan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio). Adapun untuk kinerja saham akan menggunakan rasio dan perhitungan dengan menggunakan pendekatan Price Earnings (PER), yaitu pendekatan penilaian saham yang menggunakan laba perusahaan (earnings) berupa rasio dari harga saham terhadap earnings, indikator lain yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan adalah Price to Book Value (PBV), sedangkan Earning Per Share (EPS) adalah rasio pertumbuhan untuk menganalisa dan mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan. Merger juga menghasilkan sinergi yang berasal dari kontribusi Revenue Synergy dan Cost Saving, sehingga secara keseluruhan pasca merger CIMB Niaga berhasil meningkatkan kinerja dengan lebih baik

Merger is being commenced by Khazanah as a direct and indirect owners of of Lippobank and CIMB Niaga, whereas Khazanah also decided to appoint CIMB Niaga to became surviving bank. This decision had been made was due to its commitment to implement Bank Indonesia Regulation namely Bank’s Single Presense Policy in Indonesia. Bank Indonesia Regulation Number: 8/16/PBI/2006 of Bank’s Single Presense Policy in Indonesia (SPP) become an important issue and strategic to the national banking industry. This Regulation is made in order to improve the effectiveness of banking supervision and encourage consolidation. Broadly speaking, though the point is that the shareholders should not have more than one bank, the SPP are concerns into two important things, firstly, investors bank in Indonesia can only be a single controlling shareholder (SCS), secondly, the SCS who has more than one bank in Indonesia should take 1 (one) out of 3 (three) following options (1) reduce the ownership in the bank, or (2) a merger or consolidation of banks, or 3) form a bank holding company (bank holding company). The merger of these two banks are certainly not gone through the valuation process of the target company (Bank Lippo) just like ordinary merger process, however for shareholders this merger is remain a strategic business decision with the final result should be resulting an optimal synergy value. The author therefore conducted a research to obtain a picture of financial performance and stock performance of Lippo Bank and Bank CIMB Niaga before the merger and Bank CIMB Niaga as surviving bank after the merger. Research and analysis of data processing is being done by using secondary data which is being defined as the achievement of financial performance of the management, in this case is financial management in achieving corporate objectives - to generate profit and increase shareholder value. This study includes three components as primary indicators of performance management, among others are: 1) the company's financial performance, 2) the soundness of the bank; 3) the stock price performance. Financial Reports ie. balance sheet and income statement are the observing variables in this research to measure financial performance, both before and after the merger.. The Bank Soundness indicated by proxy capital, using the capital adequacy ratio (CAR), the quality of productive assets indicated by the ratio of nonperforming loans ( NPL) gross, and the ability to generate profits (earnings) which uses the ratio of Return On Assets (ROA) and liquidity ratios using LDR (Loan to Deposit Ratio). Take a look at the external side, as for the stock price performance is also playing important role in this reaserch, the performance of its stock price is indicated by the approach of Price Earnings (Price Earning Ratio - PER), Price to Book Value (PBV) and Earning Per Share (EPS). Based on data processing the merger between Bank Lippo and Bank Niaga concluded that the Merger is resulted an optimal synergy value which contributed by Revenue Synergy and Cost Saving. While on the otherside, post merger, the factors of asset quality, earnings, and liquidity are performs better than before merger. As of the capital markets, investors are tend to give an appreciation to the realization of such merger.

Kata Kunci : Merger, CIMB Niaga, CAR, NPL,ROA,LDR , PER, PBV, EPS dan sinergi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.