HUBUNGAN KONDISI EMOSIONAL IBU POSTPARTUM PADA MASYARAKAT SUKU GAYO DENGAN TRADISI PARING TERHADAP PENGELUARAN ASI DI KABUPATEN ACEH TENGAH

Hida Yana, Prof. dr. Muhamad Hakimi, SpOG(K)., PhD,

2012 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah yang dibutuhkan bayi. Target program menyusui pada awal periode post partum adalah 75%, dilanjutkan pemberian ASI eksklusif hingga usia bayi 6 bulan 50%, dan 25% sampai usia bayi 12 bulan. Banyak cara dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ASI pada awal periode post partum, hal ini tidak hanya difokuskan pada terapi farmakologik saja tetapi saat ini telah dikembangkan berbagai bentuk terapi non farmakologik seperti tehnik relaksasi yang dipadu dengan herbal medicine yang merupakan bagian dari praktek tradisional post partum seperti massage, thermotheraphy atau herbal steambath. Pada masyarakat suku Gayo di Kabupaten Aceh Tengah dilakukan suatu bentuk praktek tradisional post partum yakni Paring. Paring merupakan suatu metode atau tehnik relaksasi yang dilakukan pada ibu nifas dengan tujuan untuk memberi efek relaksasi maksimal guna mengatasi timbulnya berbagai gejala gangguan emosional pada ibu sebagai dampak dari proses persalinan, disamping itu Paring juga bertujuan merangsang pengeluaran ASI segera. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan kondisi emosional ibu yang mendapat Paring dengan pengeluaran ASI pada masyarakat Gayo di kabupaten Aceh tengah. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan prospective cohort dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian difokuskan pada ibu nifas 1 minggu pertama yakni melihat kecukupan pengeluaran ASI pada ibu dengan kondisi emosional stabil dan tidak stabil. Teknik pengambilan sampel adalah consecutive sampling dengan total sampel 97 responden. Analisis data yang digunakan adalah univariabel, bivariabel dan multivariabel. Hasil: Hasil analisis regresi logistik menunjukkan hubungan yang bermakna antara kondisi emosional ibu dengan pengeluaran ASI minggu pertama kelahiran, (RP=1.16; 95%CI=1.06-1.27), dengan mengontrol variabel usia (RP=1.22; 95%CI=0.90-1.65), dan status gizi ibu (BMI) (RP=1.31; 95%CI=1.01-1.71) dan dapat memprediksi kecukupan pengeluaran ASI pada minggu pertama kelahiran sebesar 1%. Hasil indepth interview menunjukan bahwa kelelahan fisik dan suasana hati pasca persalinan, dukungan keluarga, usia ibu, paritas, dan status gizi ibu merupakan faktor yang berhubungan dengan pengeluaran ASI. Kesimpulan: Ibu nifas yang mendapat Paring dengan kondisi emosional stabil pengeluaran ASI lebih baik dan mencukupi dibanding ibu dengan kondisi emosional yang tidak stabil. Paring memiliki kontribusi penting dalam mengembalikan kondisi kesehatan ibu nifas pasca persalinan dan dapat menjadi salah satu alternatif pilihan non farmakologik untuk merangsang pengeluaran ASI segera, sehingga ibu yakin dan percaya diri untuk tetap memberikan ASI secara eksklusif.

Background: Breast milk is a natural nutrients a baby needs. Targeted feeding programs in the early postpartum period is 75%, followed by exclusive breastfeeding infants up to age 6 months 50%, and 25% up to 12 months of age infants. Lots of ways to meet the needs of breastfeeding in the early postpartum period, it is not only focused on pharmacologic therapy alone but today has developed various forms of non-pharmacologic therapies such as relaxation techniques combined with herbal medicine, which is part of the traditional postpartum practices such as massage, thermotheraphy or herbal steambath. At the Gayoness community in Central District of Aceh conducted a form of traditional postpartum practices that Paring. Paring is a method or relaxation techniques performed on postpartum mother in order to give effect to the maximum relaxation to overcome the onset of the symptoms of emotional disorders in mothers as a result of labor, besides that Paring also aims to stimulate spending immediate breastfeeding. Objective: Knowing the mother’s emotional connection that gets Paring with secretion of breastmilk flow for Gayoness community in the district of middle Aceh . Method: The study was observational that used prospective cohort design with quantitative and qualitative approaches. The study focused on the first week postpartum mothers that seen the adequacy of breastmilk flow for mothers emotional condition. Consecutive sampling is the sampling technique with total sample of 97 respondents. Data analysis used univariabel, bivariabel, multivariable, and qualitative technique. Result: The results of logistic regression analysis showed a significant association between maternal emotional state with the secretion of breastmilk flow in the first week of birth, (RP=1.16; 95%CI=1.06-1.27), with the control variables of age (RP=1.22; 95%CI=0.90-1.65), and maternal nutritional status ((BMI) (RP=1.31; 95%CI=1.01-1.71) and to predict the adequacy of breastmilk flow in the first week of birth breastfeeding by 1%. The results of indepth interview showed that the physical fatigue after delivery, mood, family support, maternal age, parity, and maternal nutritional status are factors related to milk expenses. Conclusion: Paring puerperal women who get emotional condition has stabilized and spending sufficient breast milk is better than a mother with an unstable emotional state. Paring have an important contribution in restoring postpartum maternal health after childbirth and can be an alternative non-pharmacologic options for spending stimulate breast milk soon, so be sure and confident mother to keep breastfeeding exclusively.

Kata Kunci : Kondisi emosional ibu Postpartum, pengeluaran ASI, Thermotheraphy, Herbal steambath, Massage.