DISTRIBUSI SPASIAL DAN FAKTOR RISIKO DIFTERI DI KOTA MALANG PROPINSI JAWA TIMUR
Masnun Pulungan, Dr. Ratni Indrawanti, Sp.A
2012 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan MasyarakatLatar belakang : Difteri merupakan penyakit pernapasan atas yang disebabkan oleh Corynebacterium diphtheriae. Kasus difteri di Kota Malang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah kasus 2009 sebanyak 18 dengan 0 kematian, tahun 2010 sebanyak 39 kasus dengan 1 kematian dan meningkat secara signifikan pada tahun 2011 sebanyak 65 kasus dengan 0 kematian. Pada tahun 2011, Kota Malang merupakan daerah kasus tertinggi di Propinsi Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui distribusi spasial penderita difteri serta mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian difteri di Kota Malang Propinsi Jawa Timur. Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan rancangan kasus kontrol. Sampel diambil dengan teknik consecutive sampling dengan jumlah masing-masing kasus dan kontrol sampel 90 orang. Analisis data menggunakan Mc. Nemar dan Conditional regression logistic. Variabel terikat adalah kejadian difteri, sedangkan variabel bebas adalah status imunisasi, kepadatan hunian, jarak ke pelayanan kesehatan, tempat aktivitas dan mobilitas. Hasil : Pola sebaran kejadian difteri di Kota Malang adalah mengelompok pada titik koordinat analisis 6675248, 912050 Zona UTM 49S, radius 3621.03 meter. Faktor risiko kejadian difteri di Kota Malang adalah tempat aktivitas p=0,003 (OR=5,4 dan 95% CI 1,802-16,492) dan mobilitas p=0,003 (OR=3,5 dan 95% CI 1,558-8,152). Kesimpulan : Tempat aktivitas merupakan faktor risiko paling dominan pada kejadian difteri di Kota Malang setelah mengontrol pengaruh status mobilitas.
Background: is an acute infectious disease caused by the bacteria Corynebacterium diphtheriae. Cases of diphtheria in the city of Malang is likely to increase from year to year. There were 18 cases in 2009 with 0 deaths, in 2010 a total of 39 cases with 1 death and increased significantly in 2011 as many as 65 cases with 0 death. In 2011, Malang was the highest in the case of East Java after Surabaya City. Objective : Knowing spatial distribution of diphtheria and to identify risk factor of diphtheria at Malang City, Province of East Java. Methods: Analytic observational study is a case-control design. Samples were taken with a consecutive sampling technique with the number of each case and control samples of 90 individuals. Data analysis using the Mc. Nemar and Conditional logistic regression. Dependent variable was the incidence of diphtheria, while the independent variable is the immunization status, occupancy density, distance to health facilities, place the activity and mobility. Results: The pattern of distribution of diphtheria in Malang City are clustered at coordinate 6675248, 912 050 UTM Zone 49S, radius 3621.03 meters. Risk factors for diphtheria in Malang City is place the activity p = 0.003 (OR = 5.4 and 95% CI 1.802 to 16.492) and mobility p = 0.003 (OR = 3.5 and 95% CI 1.558 to 8.152). Conclusion: The place of activity is the most dominant risk factor in the incidence of diphtheria in Malang City after control of the impact of variable mobility.
Kata Kunci : Distribusi spasial, Difteri, Faktor risiko difteri, Kota Malang.