JOGJA AGROPOP: VISUALITAS SENI RUPA DAN IDENTITAS KULTURAL
warsono, Dr. G.R. Lono Lastoro Simatupang M.A.
2012 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni RupaPerkembangan seni rupa modern Indonesia telah memunculkan berbagai macam gaya atau style. Namun dalam gaya seni Indonesia perdebatan tentang unsur-unsur keindonesiaan dalam visualitasnya jarang dibahas. Sebagian besar kajian yang ada adalah tentang sejarah seni rupa yang umumnya menggunakan pendekatan antropologis, sosiologis, dan relasi karya seni dengan perkembangan sosial politik dalam masyarakat. Karya seni rupa dalam konteks seperti ini diposisikan menjadi „latarbelakang‟ semata, bukan yang menjadi tema utama seperti dalam kajian budaya visual. Seni rupa yang diproduksi oleh sebuah „komunitas seniman‟ Jogja Agropop berkecenderungan menggunakan citraan visual yang kompleks, menarik untuk diteliti dalam bingkai identitas kultural. Hal ini guna menemukan kecenderungan atau cara pandang suatu generasi yang lahir dan besar pada masa Orde Baru guna memaknai identitasnya dalam representasi visualnya, terutama melalui media seni rupa. Tulisan ini setidaknya berusaha mengajukan kembali studi identitas kultural, relasinya dengan praktik „kuasa‟, gaya seni rupa, perubahan sosial, dan hasrat-hasrat yang menyertainya. Dengan kata lain studi visualitas sebagai „studi budaya‟ yang tidak sebatas mengelompokan bentuk atau motif-motif tertentu pada seorang seniman atau kelompok seniman dalam satu periode yang mengarah pada kanonisasi, melainkan aspek-aspek yang memunculkan dan mempunyai relasi atas kemunculan sebuah citraan visual tersebut, dan yang lebih penting lagi makna gaya tersebut bagi komunitas dan maknanya dalam ruang kebudayaan yang lebih besar. Pendekatan yang tepat untuk ini yaitu visual culture studies, yang di dalamya terdapat beberapa disiplin yang membentuknya antara lain semiologi, psikoanalisa, dan poskolonialitas. Secara keseluruhan ini menjadi sebuah pendekatan diskursif, model pendekatan budaya visual yang mengedepankan visualitas sebagai sesuatu yang menyejarah, atau dengan kata lain sebuah sejarah visual.
The development of modern Indonesian art has led to a wide range of styles or gaya. But the art style of Indonesia in the debate about the elements in Indonesian visuality rarely discussed. Most of the existing studies on the history of art is a general approach to anthropological, sociological, and its relation to social and political developments in society. Work of art becomes mere background is not the main theme as in the study of visual culture. The art produced by a 'community artist' called Jogja Agropop, trend complex imagery used visual imagery interesting to study in the frame of cultural identity. This is to then find a trend or a way of looking a generation who were born and raised in the New Order of understanding identity in visual representation, particularly through the media arts. This paper is at least trying to resubmit the study of cultural identity, its relation to the practice of 'power', the style of art, social change, and desires that accompany it. In other words, is the study visualitas as 'cultural studies' are not limited to the shape or grouping certain motives in an artist or a group of artists in the period leading to canonization, but these aspects and have a relationship that gave rise to the emergence of a visual imagery them. And more importantly, the meaning of style to the community and its meaning in a larger cultural space. The right approach to this is the Visual Culture Studies, in which there are several disciplines that shape it, among others, semiology, psychoanalysis, and postcoloniality. Overall this into a discursive approach, a model approach that emphasizes the visual culture as a historical visuality or in other words a visual history.
Kata Kunci : Visualitas, Kode Estetik, Identitas Kultural, Gaya, Habitus, Jogja Agropop