KAJIAN LINTAS SEKSIONAL LEPTOSPIROSIS PADA SAPI DI KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO

Estu Widodo, Dr.drh. Widagdo Sri Nugroho, MP

2012 | Tesis | S2 Sain Veteriner

manusia leptospirosis di Indonesia termasuk tinggi dapat mencapai 2,5-16,45%. Kabupaten Kulon Progo merupakan daerah endemis leptopsirosis dengan kematian pada manusia tertinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sapi penderita leptospirosis tidak menunjukkan gejala klinis dan diduga berperan dalam penularan kepada manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi leptospirosis pada sapi di kecamatan Pengasih kabupaten Kulon Progo dan faktor-faktor penyebabnya. Dua ratus tiga puluh tiga (233) sampel serum darah sapi diambil secara rambang sederhana dengan unit sampel terkecil adalah dusun di kecamatan Pengasih kabupaten Kulon Progo. Pengujian Leptospirosis menggunakan Microscopic Agglutination Test (MAT) yang dilakukan di laboratorium Balai Besar Penelitian Veteriner (BBalitvet) Bogor. Hasil uji leptospirosis ini merupakan variabel dependen (Y) sedangkan variabel independen (X) adalah faktor hospes (ras, jenis kelamin, umur, asal hewan), Kondisi kesehatan ternak (suhu tubuh, BCS), faktor manajemen kandang, manajemen pakan, dan riwayat penyakit. Analisis univariat dilakukan untuk melihat secara deskriptif masingmasing variabel yang diteliti. Asosiasi kejadian leptospirosis dengan faktor penyebab dilakukan analisa bivariat. Kekuatan asosiasinya dihitung dengan rasio ganjil (odds ratio) pada tingkat kepercayaan 95%. Regressi logistik digunakan untuk mencari model hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi dengan kejadian penyakit leptospirosis pada ternak sapi, sedangkan sensitivitas dan spesifisitas model dianalisa dengan Hosmer- Lemeshow Goodness of Fit test. Prevalensi leptospirosis pada sapi di kecamatan Pengasih kabupaten Kulon Progo sebesar 1,7% pada tingkat ternak dan 2,1% pada tingkat peternakan. Faktor penyebab yang berhubungan dengan kejadian leptospirosis pada sapi di Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo adalah keguguran (GUGUR) dengan OR sebesar 56,25 (CI:95%) dan bentuk badan yang kurus (BCSlev1) dengan OR sebesar 56,25 (CI:95%).

Leptospirosis is a widespread zoonosis in the world caused by leptopira interoogans. Death rate of leptospirosis Indonesia reach 2.5% to 16.45%. Kulonprogo is the endemic area of this disease with the highest accident in Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Cattle could be infected leptospira as suspected as the vector of leptopirosis to human in Kulon Progo. The aims of study were to investigate the prevalence of leptospirosis in cattle and identify the factor which contribute to the case in Pengasih Kulon Progo. Two hundred and thirty three (233) cows were taken from 2 sub-villages by cluster random system. Sera were taken from them and diagnosed againt leptospirosis using Microscopic Agglutination Test (MAT) in the Central Veterinary Research Laboratory (BBalitvet) Bogor. Dependent variable (Y) was leptospirosis base on MAT results and the independent variables (X) were hospes factors (thoroughbreed, gender, age, source of animals), animal health conditions (temperature, body condition score), cage management factors, feed management factor, and disease history. Univariate analysis was done to descriptive the general condition of farm and cattle. Association of leptospirosis and every single independent variables were done by bivariate analysis and the Strength of thos association were calculated using odds ratio (OR) at 95% confidence level. Multivariate analysis produced the disease formula model base on logistic regression analysis while the sensitivity and specificity of the model was calculated using Hosmer-Lemeshow analyzed Goodness of Fit test. Leptospirosis prevalence in cattle of Pengasih, Kulon Progo was 1.7% mean while infarm level 2,1%. Leptospirosis in cattle associated with abortion cases (GUGUR) with OR of 56.25 (CI :95%) and a emaciation (BCSlev1) with OR of 56.25 (CI:95%).

Kata Kunci : Leptospirosis, MAT, Faktor penyebab