Laporkan Masalah

KETERASINGAN DALAM AFUTá¾¹ Dá¾¹KU KARYA HARUKI MURAKAMI: KAJIAN SEMIOTIKA ROLAND BARTHES

Wahyu Handayani Setyaningsih, Dr. Novi Siti Kussuji I., M. Hum

2012 | Tesis | S2 Sastra

Penelitian berjudul “Keterasingan dalam Afutā Dāku Karya Haruki Murakami: Kajian Semiotika Roland Barthes” ini dilatarbelakangi alasan bahwa keterasingan merupakan bagian dari budaya modern yang banyak muncul dalam karya-karya Murakami. Afutā Dāku merupakan novel kontemporer yang menampilkan gambaran kehidupan masyarakat modern perkotaan yang terasing. Mereka hidup dalam masyarakat yang berorientasi materi. Segala sesuatu diperhitungkan dari kepentingan dan keuntungan sehingga dapat dikatakan tokohtokoh dalam novel ini merupakan individu-individu yang terasing. Penelitian ini bertujuan mengungkap bentuk-bentuk keterasingan dalam novel untuk dapat menemukan maknanya melalui leksia dan lima kode Barthes. Teori semiotika Barthes dipilih karena dalam novel ini digunakan simbol-simbol budaya yang memiliki makna tertentu. Langkah awal dalam proses analisis adalah menemukan leksia. Leksia-leksia tersebut kemudian dikelompokkan menjadi leksia-leksia terkait keterasingan dan leksia-leksia yang merupakan gambaran modernitas di Jepang sebagai faktor penyebab keterasingan. Selanjutnya, dilakukan analisis untuk menemukan lima Kode Barthes yang terdapat dalam leksia-leksia tersebut. Langkah terakhir adalah melakukan pemaknaan berdasarkan relasi antarleksia dan lima kode Barthes. Hasil dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut. Pertama, novel Afutā Dāku merupakan produk budaya modern yang menggambarkan kehidupan modern Jepang saat ini. Indikasi budaya modern ini adalah dengan digunakanya bentuk-bentuk budaya asing (Barat) yang menjadi populer dalam masyarakat. Budaya asing ini meliputi kebiasaan dan bentuk-bentuk kesenian seperti musik dan film. Kedua, novel ini mengandung simbol-simbol budaya yang membawa makna tertentu di dalamnya. Simbol-simbol budaya tersebut meliputi penamaan tempat dan tokoh-tokoh. Ketiga, penamaan asing merupakan simbol modernitas dan gaya hidup tokoh-tokoh di dalamnya. Keempat, melalui simbol-simbol tersebut diketahui bahwa tokoh-tokoh dalam novel Afutā Dāku hidup dalam keterasingan. Keterasingan ini tampak melalui pemikiran, sikap dan kebiasaan, serta pola hidup tokoh-tokoh di dalamnya. Kelima, keterasingan ini kemudian menjadi suatu bentuk negosiasi terhadap kehidupan untuk membuat mereka tetap bertahan. Tokoh-tokoh dalam novel ini menjadikan keterasingan sebagai cara untuk mengatasi permasalahan hidup mereka. Keenam, keterasingan sekaligus merupakan wujud resistensi tokohtokoh novel ini terhadap konstruksi budaya tempat mereka berada yang memenjarakan kehendak asli mereka. Melalui keterasingan, tokoh-tokoh ini secara tidak langsung melakukan perlawanan atas kehendak di luar diri mereka.

The study titled “Alienation in the Afutā Dāku by Haruki Murakami: A Study of Roland Barthes’s Semiotics” is based on the fact that alienation is part of a modern society which can be found in the Murakami’s works. This is a contemporary work which shows alienated modern society. They are all live in the world in which money is the most important thing so that those characters can be categorized as alienated individuals. The purpose of this study is explaining the kinds of alienation and finds the meaning of the text with lexias and five codes of Barthes. The semiotic theory of Barthes is chosen because the text contains many cultural symbols which representing different meaning. The first step of the analysis is finding the lexias. Then those lexias divided into two groups. The first is the group of lexia related to alienation and the second is group of lexia related to modernity in Japan as the factor of alienation. The second step is analizing those lexias in order to find the five codes of Barthes. The last step is explaining the meaning of the text based on the analysis of the relation among the lexias and five codes of Barthes. From the study, several conclusions can be drawn. First of all, the novel is a product of modern culture which shows today’s modern society in Japan. The indication is the used of Western culture, such as customs, arts, musics, and films, which become popular among Japanese society. Second, in the text found the symbols which contain particular meaning. Third, the name of places and other products which are derived from English are symbols of modernity and lifestyle. Fourth, from those symbols can be concluded that the characters of this novel live in the alienation world. This alienation can be seen in their thought, customs, and their life pattern. Fifth, the alienation itself becomes a negotiation to survive. The characters choose alienation as a solution for their problems. Sixth, the alienation is also representing a resistance of those individuals to the cultural construction.

Kata Kunci : keterasingan, Afutā Dāku, leksia, lima kode Barthes


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.