PERANAN ASSASSIN DALAM KEHANCURAN BAGHDAD ABAD XIII M

andi wahyu wiratama, Prof. Dr. Abdul Karim, M.A., M.A.,

2012 | Tesis | S2 Ilmu Perbandingan Agama/Kajian Timur Tengah

Masa pemerintahan Dinasti Fathimiyyah mengalami kemunduruan pada Awal abad XI M, salah satu faktor di antaranya akibat perselisihan internal, Musta’liyah dan Nizariyah. Pengikut aliran Syi’ah Isma’iliyah menjadikan dinasti ini sebagai tandingan Kekhalifahan Abbasiyah yang saat itu melemah akibat para khalifahnya banyak terlibat dengan urusan pribadi, terlebih kemudian menjadi pemerintahan de facto yang kebijakannya dipengaruhi oleh orang-orang Turki. Berbagai pemberontakan muncul di berbagai wilayah Kekhalifahan Abbasiyah dan Fathimiyyah. Hal inilah kemudian mempengaruhi peta perpolitikan Baghdad, yang kala itu juga mendapat ancaman dari orang-orang Asia Tengah, Mongol. Di antara gejolak sosial di atas, Assassin mempunyai banyak pengaruh dalam ranah perpolitikan Dunia Islam dan Mongol. Kelompok ini mempunyai tujuan mengembalikkan posisi keturunan Imam Nizar sebagai Khalifah Fathimiyyah, namun kemudian berkembang menjadi musuh kekhalifahan Abbasiyah yang di awal pemerintahannya banyak menyingkirkan para Imam Syi’ah. Penelitian ini menganalisis peranan Assassin yang terlibat dalam keruntuhan Baghdad dengan metode pengumpulan data kualitatif berdasarkan kajian pustaka. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, bahwa Assassin merupakan kelompok revolusioner dari salah satu pendukung Dinasti Fathimiyyah untuk mengembalikan posisi Ahl al-Bait sebagai pemegang jabatan tertinggi pemerintahan Muslim. Keterlibatan kelompok ini yang bersekutu dengan Jengis Khan, menjadi awal ekspansi orang-orang Mongol untuk mengancurkan Baghdad sebagai pusat politik dan keagamaan Islam kala itu.

In the early of eleventh century AD, Fatimid government had been deteriorated by the internal strife between Musta’liyah and Nizariyah. The followers of Sy’iah hoped this dynasty could surpass the Abbasid caliphate. The Abbasid caliphs frequently involved their own personal affairs with the task of their government, thus, be a grabs Turks at the end of Abbasid caliphate. The various rebellions emerged in several areas of Abbasid and Fatimid caliphate. Thus, give the influence to the politics world in Baghdad as the central of political and religious movement of Islam in the world, aside from the threat of expansion by Mongolia. The movement of Assassin between the social upheaval, has many influence in the politics of Islamic world and the Mongols. At the beginning of its appearance, this movement has a slogan to restore the position of Imam Nizar as Fatimid caliphate, but, finally has dual purpose for the hostile of Abbasid caliphate which has eliminated a lot of Imam Syi’ah at the beginning of their reign. This research analyzes the role of Assassin movement which involved in the Baghdad destruction by the Mongols. The researcher used a through the collection of qualitative data based on the literature review. Conclusions of this research are that Assassin was an expected movement to be the more revolutionary than Fatimid caliphate to restore the position of Ahl al-Bait as the highest offices holder of the Moslem government. The involvement of Assassin movement formed a partnership with the Jengis Khan and his army are being a serious threat to Baghdad. This movement became the starting point of the expansion of the Mongols to destroy the political and religious center of Islam at thus period.

Kata Kunci : Assassin, Kehancuran Baghdad