Laporkan Masalah

MODERNISASI LEMBAGA PENDIDIKAN KURSUS BAHASA DI DESA TULUNGREJO DAN PELEM KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI

ASNANI, Dr. Suharko

2012 | Tesis | S2 Sosiologi

Hadirnya institusi pendidikan non formal di pedesaan tentunya memberikan dampak terhadap masyarakat setempat yang kemudian mengakibatkan terjadinya perubahan sosial budaya. Seperti halnya yang terjadi di Kampung kursus bahasa di desa Tulungrejo dan Pelem, kecamatan Pare, kabupaten Kediri. Disana banyak bermunculan lembaga kursus bahasa asing yang sampai saat ini dikenal masyarakat luas di seluruh Indonesia. Seharusnya memberikan dampak positif bagi pengembangan kapasitas dan kesejahteraan masyarakat setempat, namun kenyataannya yang mendapat keuntungan besar adalah para pendatang pemilik modal. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah proses modernisasi lembaga pendidikan kursus dan apakah dampaknya terhadap kehidupan sosial ekonomi dan ekologi masyarakat di kampung kursus bahasa Pare?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis bagaimana proses modernisasi lembaga pendidikan kursus bahasa dan dampaknya terhadap kehidupan sosial ekonomi dan ekologi masyarakat di kampung kursus bahasa Pare. Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriftif. Tehnik pengumpulan data adalah obsservasi, wawancara mendalam dengan 16 orang informan dengan tehnik snow ball, serta dokumentasi. Hasil penelitian ini menggambarkan sejarah sosial terbentuknya kampung kursus bahasa Pare. Introduksi bahasa Inggris di pondok pesantren pada tahun 1950an oleh seorang intelektual modernis yaitu KH.Ahmad Yazid. Berdirinya lembaga kursus bahasa Inggris pertama kali pada tahun 1977 oleh Mr. Kalend merupakan bagian dari proses modernisasi lembaga kursus dipengaruhi oleh masuknya teknologi informasi dan komunikasi sehingga memperluas penyebaran informasi kampung kursus bahasa. Pada perkembangannya saat ini lembaga kursus berjumlah 125 dengan berbagai variasi materi. Dampak modernisasi yang terjadi adalah telah terjadi pergeseran nilai pengajaran yang bernilai sosial untuk kemaslahatan umat (dakwah) menjadi berorientasi bisnis. Modernisasi lembaga kursus tidak pada peningkatan kapasitas pengetahuan, keterampilan, masyarakat setempat. Pemilik modal besar menjadi pihak yang banyak mendapatkan keuntungan bisnis di kampung kursus bahasa. Semakin berkembangnya bisnis dengan bertambah banyaknya lembaga kursus dan pendatang yang tidak terkontrol menyebabkan pelanggaran terhadap peraturan desa. Seperti disiplin jam malam yang sering dilanggar oleh anak-anak kost yang kemudian munculnya kasus-kasus prilaku menyimpang seperti pergaulan bebas remaja di tempat publik dan pencurian oleh oknum yang memanfaatkan kesempatan atas ketidakteraturan. Dampak modernisasi terhadap ekologi adalah kampung menjadi padat, gersang dan menyempitnya lahan pertanian. Sehingga karakteristik modernisasi terbukti yaitu modernisasi telah merusak ikatan solidaritas sosial masyarakat, hilangnya kontrol sosial dalam proses individual, terjadinya rekonstruksi nilai dan norma yang ada, dan terjadinya pergeseran orientasi a posteriori menjadi a priori.

Presence of non formal educational institution in rural area has impact on local society that in turn leads to social cultural change. It occurred in language course kampong in Tulungrejo and Pelem village in Pare district, Kediri regency. There are many foreign language courses that are known popularly in Indonesia. The condition should have given positive impact for capacity improvement and welfare of local society, but in fact capital owner get great advantage. Problems in this research were formulated as “What is modernization process in course educational institution? and what is impact on social, economic and ecological live of people in Pare language course kampong? The objective of this research was to identify, describe and analysis modernization process in course educational institution and its impact on social, economic and ecological life of people in Pare language course kampong. This research used qualitative descriptive method. Data was collected by observation, in-depth interview with 16 informants with snow ball sampling, and documentation. The results indicate social history of Pare language course kampong. English introduction was begun in Pondok Pesantren in 1950s by KH Ahmad Yazid, a modernist intellectual.Thefirst English course was established in 1977 by Mr. Kalend that was part of modernization process influenced by information technology and communication that extend dissemination of information on language course kampong. In its development, there are 125 foreign language course institutions with various materials. Impact of the modernization is shift in teaching value that has social value for human benefit to business orientation. Modernization of course institution was not in improvement of language capacity, skill of local people. Capital owner is one got business profit in language course kampong. Increasingly more businesses with more course institution and visitors that were out of control caused violation of village regulation. It, for example, occurred on night hour rule that was often violated by boardinghouse occupant and emerging unacceptable behavior such as free intercourse in public places and theft by person using the opportunity and disorder. Impact of modernization on ecology is dense, barren and less agricultural land. So characteristics of modernization are proved: modernization have destroyed social solidarity bind, loss of social control in individual process, reconstruction of existing values and norm and shift in orientation from a posteriori to a priori.

Kata Kunci : Perubahan Sosial, Dampak Modernisasi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.