Laporkan Masalah

ANALISIS TINGKAT RISIKO INVESTASI DAERAH (KABUPATEN/KOTA) DI INDONESIA

Kuntowijoyo, Dr. I Wayan Nuka Lantara, M.Si

2012 | Tesis | S2 Magister Ek.Pembangunan

Lebih dari 60 persen penanaman modal/investasi swasta asing di Indonesia dilakukan di Pulau Jawa. Hal tersebut menunjukkan investasi di Indonesia tidak tersebar secara merata. Salah satu penyebab utama tidak meratanya investasi di daerah-daerah adalah tingginya tingkat ketidakpastian berinvestasi di daerah yang disebabkan oleh rendahnya informasi yang diterima investor mengenai daerah-daerah tujuan investasi. Dibutuhkan informasi tambahan untuk tiap daerah yang dapat menggambarkan tingkat risiko investasi di tiap daerah tersebut, berupa “city risk”. Dalam penelitian digunakan analisis diskriminan. Analisis diskriminan dapat digunakan ketika dihadapi dua kondisi yaitu, sampel dapat dikelompokkan ke dalam dua (atau lebih) grup/kelompok, dan masing-masing kelompok memiliki variabel yang dapat digunakan untuk mengestimasi keanggotaan unit sampel ke dalam salah satu kelompok. Dalam perhitungan city risk analisis diskriminan akan digunakan untuk mengklasifikasikan daerah-daerah (kabupaten dan kota) berdasarkan kemungkinan terjadi/tidak terjadinya default, yaitu layak atau mengandung sesuatu yang tidak mendukung bagi investasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat risiko investasi daerah dipengaruhi oleh beberapa variabel. Berdasarkan besarnya pengaruh terhadap penentuan tingkat risiko investasi daerah, variabel-variabel tersebut adalah: 1. infrastruktur daerah (INDA); 2. interaksi pemerintah daerah dengan pelaku usaha (IPEU); 3. program pengembangan usaha swasta (PPUS); 4. peraturan daerah (PERDA); 5. keamanan dan penyelesaian konflik (KEPKO); 6. akses lahan (AKLA); 7. biaya transaksi (BITRA); 8. perizinan usaha (PERU); dan 9. kapasitas dan integritas kepala daerah (KIKDA).

More than 60 percents of foreign investment in Indonesia is located in Java Island. The facts depict how investment is not well distributed in Indonesia. One of the main problems why investment did not distribute well is the high rates of investment uncertainty at regional levels as results of deprived quality and quantity of information about regional as investment destinations received by investor. Extra information called “city risk” which is investment risk rates for each region (districts/cities) is needed. The research was using discriminant analysis. Discriminant analysis is applicable when sample can be divided into two (or more) groups and each group has indicator for estimating the membership of some sample unit into one of the group. In measuring city risk, discriminant analysis was utilized for classifying districts and cities upon the chance of default to occur, moreover if some district and city has advantages or threats for investment. The results of the research show that regional investment is determined by indicators, based on the degree of influence to risk rates, are: 1. regional infrastructure (INDA); 2. regional government and private capital holder interaction (IPEU); 3. private capital development program (PPUS); 4. regional law and regulations (PERDA); 5. security and conflict management (KEPKO); 6. access to property (AKLA); 7. cost of transaction (BITRA); 8. business permit (PERU); and 9. regional chief (mayor) capacity and integrity (KIKDA).

Kata Kunci : investasi, tingkat risiko, Indonesia


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.