SENGGAKAN SEBAGAI PERMAINAN VOKAL DALAM LENGGER BANYUMASAN DI JAWA TENGAH
DYAH MURWANINGRUM, Dr. GR. Lono L Simatupang
2013 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni RupaSenggakan merupakan salah satu unsur dalam gendhing Banyumasan. Pergelaran lengger menggunakan gendhing Banyumasan sebagai pengiring. Senggakan sering dianggap sebagai pelengkap dalam pertunjukan lengger namun bagi lengger, sindhen dan penayagan senggakan dianggap sebagai roh pergelaran. Senggakan merupakan pembangun suasana ramai yang menjadi klimaks dari sebuah pergelaran. Penelitian tentang senggakan masih sangat jarang. Itulah alasan peneliti melakukan penelitian ini. Senggakan dianalogikan sebagai permainan. Senggakan Banyumasan merupakan permainan nada dan kata-kata bermakna/tidak bermakna yang dimainkan dalam frame sebuah gendhing. Senggakan sebagai sebuah permainan bersifat bebas dan sukarela namun tetap dalam batasan aturan tertentu, dimana batasan tersebut akan mempengaruhi pola senggakan. Batasan tersebut diklasifikasikan kedalam faktor musikal (tekstual) dan non musikal (kontekstual). Faktor musikal diantaranya adalah gendhing yang sedang berlangsung, sedangkan faktor non musikal adalah pelaku, budaya yang melatarbelakangi dan konteks pergelaran. Senggakan bersifat universal dan memiliki pola musikal yang beragam. Senggakan berirama enerjik, dinamis, membangkitkan semangat, merespons gendhing. Permainan kata dalam senggakan berupa silabel, sindiran-sindiran bertema politik, pertanian, ekonomi dan persoalan seksualitas. Orang Banyumas memiliki citarasa estetika tersendiri dalam memandang senggakan Banyumasan. Mereka beranggapan bahwa semakin sering dan semakin banyaksenggakan dalam sebuah gendhing akan semakin membangkitkan semangat sehingga pergelaran lengger akan sukses.
Senggakan is one component of gendhing Banyumasan. Lengger Banyumasan show uses gendhing Banyumasan as its accompaniment. Senggakan is often considered as complement of lengger shows, however for lengger, sindhen and penayagan, senggakan is considered as the soul of a show. Senggakan is the builder of lively atmosphere which becomes climax of a show. Research of senggakan is rarely. That is the reason for the researcher conducted the study. Senggakan is analogous as play. Senggakan Banyumasan is a play on tones and words with or without meanings which played in a frame of a gendhing. As a play, senggakan is free and voluntary but remain within certain limits, where such limits will determinesenggakan pattern. The limits are classified into musical factor (textual) and nonmusical factor (contextual) limits. One of the musical factors is the ongoing gendhing, while non musical factors are the artist, cultural background and performance context. Senggakan is universal and has diverse musical pattern, including the rhythm that are energetic, dynamic, spirit encourages, respond to the gendhing. Word play in senggakan may take form of syllables or satire with political, agricultural, economical, and even sexual themes. Banyumas people have their own aesthetics taste in appraising senggakan Banyumasan. They assume that more senggakan in the gendhing and more frequent, will be more uplifting so that the lengger show will be succeed.
Kata Kunci : Senggakan, Lengger Banyumasan, Permainan, Estetika