Sistem Patronase (Tauke-Palawik) Dalam Dunia Ekonomi Perikanan (Studi Hubungan Kerja Nelayan Pulau Banyak, Aceh Singkil)
Muhajir Al Fairusy, Dr. J. Nicolaas Warouw
2012 | Tesis | S2 AntropologiPenelitian ini berfokus pada sistem patronase dalam usaha perekonomian (produksi perikanan) nelayan Pulau Banyak, Aceh Singkil. Sebagai masyarakat pesisir yang didominasi oleh kaum nelayan, ikatan kerja yang mereka langsungkan tidak hanya pada sebatas resiprositas transaksi produksi. Realitas di lapangan menggambarkan pola hubungan kerja tersebut mengarah pada sistem patronase. Pelapisan sosial yang ada dalam masyarakat nelayan, menempatkan tauke sebagai pihak patron, dan nelayan palawik sebagai klien. Penelitian yang berlangsung dari bulan Januari hingga Maret 2012 di Kampung Pulau Balai, Kecamatan Pulau Banyak, ini menggunakan metode observasi partisipasi (participant observation), dan wawancara mendalam (indepth iterview). Melalui pengamatan terlibat ini peneliti terlibat aktif melihat perilaku aktor dan arena dunia usaha perikanan tersebut, dan kemudian mendeskripsikan realitas sosial kehidupan mereka. Penggunaan data sekunder dari berbagai literatur dan surat kabar yang berhubungan dengan nelayan juga turut membantu menambah data penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan yang bersifat komersil (transaksi produksi) nelayan Pulau Banyak dilakukan melalui strategi moral, sifat saling percaya dan jauh dari sifat rentenir. Strategi moral yang diterapkan oleh tauke membentuk hubungan patron-klien dengan nelayan palawik. Dalam konteks ini, kondisi sosial yang diawali oleh kompetisi akumulasi produksi dari pengaruh permintaan pasar, menggiring para nelayan palawik mencari jaminan sosial pada tauke. Hubungan yang mengarah pada hubungan vertikal ini dianggap sama-sama menguntungkan. Namun, realitasnya lebih menguntungkan satu pihak (tauke). Bertahannya hubungan patronase ini, juga disebabkan tidak adanya peningkatan diversifikasi ekonomi masyarakat pesisir. Selain itu, tidak berjalannya program pemberdayaan ekonomi nelayan oleh aktor birokratis untuk melepaskan ketergantungan nelayan pada tauke.
This study focuses on patronage system towards business enterprise (fish production) fisherman in Pulau Banyak, Aceh Singkil. As a shoreline community dominated by fishermen, work bond is not only based on mutual interchange of production transaction. The reality shows that the work bond is based on mutual interchange. Social stages of fishermen places the Tauke as patron and palawik as client. The study took place in Kampung Pulau Balai, Pulau Banyak subs district, from January to March 2012. The method used is participant observation and indepth interview. Through this involvement, the researcher engaged actively paying attention on actor and fish production, eventually describing social reality of fishermen’s life. The result shows that commercial relationship (production transaction) of Pulau Banyak fishermen done through moral strategic, mutual believe, far from money lender based approach. Moral strategic applied by Tauke builds patronclient towards Palawik fishermen. In this context, social circumstance started from production accumulation competition of market request impact, making Palawik fishermen to seek for surety from Tauke. This vertical relationship is considered as mutual benefit. However, the reality shows that this gives advantage to only one party (Tauke). This patronage enduring due to no longer increase in economic diversification in shoreline community. Besides, it is also caused by no productivity efficiency of fishermen done by bureaucratic to release dependence towards the Tauke.
Kata Kunci : Tauke, Nelayan, Hubungan Patron-Klien, Pulau Banyak