Laporkan Masalah

KONSTRUKSI IDENTITAS SEKSUAL WARIA DAN GAY “PURE” BOTTOM” (Studi di Kota Malang)

TITI FITRIANITA, Dr. Partini, S.U.

2012 | Tesis | S2 Sosiologi

Identitas adalah suatu hal yang sangat penting bagi individu manusia karena dengan identitaslah seorang individu dibedakan dengan individu yang lain atau satu kelompok dengan kelompok yang lain. Ada berbagai macam dasar yang dapat dijadikan dasar pembentukan identitas, salah satunya adalah identitas seksual. Identitas seksual diartikan sebagai penerimaan diri seseorang terhadap orientasi seksual, identitas gender, perilaku seksual, dan jenis kelaminnya yang diungkapkan kepada orang lain (Praptoraharjo, 1998). Penelitian ini memfokuskan diri pada konstruksi identitas seksual pada waria dan gay “pure” bottom (gay yang sejak kecil lebih feminin dibandingkan anak laki-laki seusianya). Waria dan gay “pure” bottom ini mengalami masa kecil yang sama yaitu sama-sama mengidentifikasi diri menjadi laki-laki yang “berbeda”. Secara teoritispun banyak persamaan di antara mereka, yaitu, berjenis kelamin laki-laki, ekspresi gender feminin, dan orientasi seksual dengan sesama jenis kelamin. Persamaan pengalaman masa kecil dan persamaan teoritis di antara mereka ternyata tidak membuat masing-masing dari mereka mengidentifikasi identitas seksual yang sama namun menjadi dua identitas seksual. Penelitian ini sendiri mengambil fokus bagaimana proses konstruksi identitas seksual waria dan gay “pure” bottom di kota Malang. Penelitian ini menggunakan kerangka teori konstruksi sosial Peter L. Berger yang menjelaskan proses kontruksi sosial lewat tiga proses yang disebut dengan eksternalisasi, internalisasi, dan objektivasi yang sifatnya dialektis. Metode yang digunakan penelitian ini adalah fenomenologi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi pada enam orang informan yang terdiri dari tiga orang waria dan tiga orang gay “pure” bottom untuk memperoleh data primer dan studi dokumen untuk data sekunder. Sedangkan untuk teknik analisis digunakan analisis induktif. Penelitian ini menghasilkan gambaran bahwa konstruksi identitas seksual gay dan waria “pure” bottom dibentuk lewat dua konstruksi, konstruksi sosial yang dilakukan oleh dan di dalam keluarga, dan yang kedua konstruksi yang dilakukan di dalam komunitas. Keluarga berperan besar dalam internalisasi nilai-nilai laki-laki “berbeda” pada individu yang kemudian menjadi realitas subjektif individu. Sedangkan komunitas berperan dalam konstruksi identitas seksual terutama dalam dinamika identitas seksual dan hubungan asmara.

-

Kata Kunci : konstruksi, identitas seksual, waria, gay “pure” bottom


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.