1-3 of the range of values from 0.3 to 9."> 1-3 of the range of values from 0.3 to 9.">
Laporkan Masalah

KAJIAN LAHAR HUJAN KALI PUTIH SETELAH LETUSAN GUNUNGAPI MERAPI 2010

Delson, Prof. Dr. Ir. Djoko Legono

2012 | Tesis | S2 Mag.Pengl.Bencana Alam

Lahar hujan yang terjadi di Kali Putih Kabupaten Magelang pasca letusan gunungapi Merapi tahun 2010 telah menimbulkan berbagai kerusakan bangunan sungai, lahan pertanian, dan kawasan pemukiman. Sungai ini telah dilengkapi dengan bangunan pengendali lahar, tetapi tetap mengalami kerusakan lumayan parah pada musim hujan pertama setelah letusan. Letusan gunungapi Merapi tahun 2010 menghasilkan 130 juta m3 endapan material, yang merupakan “potensi lahar hujan yang siap turun”, sekitar 13 kali lebih besar dibandingkan letusan-letusan sebelumnya. Kajian dilakukan dengan mengidentifikasi daerah aliran sungai, morfologi sungai, topografi, geologi dan kejadian hujan serta kejadian lahar hujan untuk menganalisis cara terbentuknya lahar hujan. Identifikasi pemanfaatan daerah aliran sungai, bangunan sungai dan pemanfaatan sungai untuk menganalisis pengendalian lahar hujan. Analisis potensi bahaya lahar hujan berdasarkan pengamatan visual dan interpretasi peta topografi, dibantu dengan perangkat lunak sistem informasi geografis (SIG) menghasilkan Peta Potensi Bahaya Lahar Hujan. Hasil perbandingan nilai kerentanan dengan nilai kemampuan masyakat ditampilkan dalam Peta Kerentanan Masyarakat. Tumpang tindih Peta Potensi Bahaya Lahar Hujan dengan Peta Kerentanan Masyarakat menghasilkan Peta Risiko Lahar Hujan. Material hasil letusan gunungapi Merapi tahun 2010 yang mengendap di wilayah tangkapan Kali Putih seluas ±6.346.000 m2, dalam radius jarak ±7 km dari pusat erupsi adalah <5,36 juta m3. Material ini dalam keadaan labil, dominan berukuran halus, dan bersifat lepas, di ketinggian diatas +1.100 mdpl, kelerengan >13o. Selanjutnya hujan memicu material tersebut bergerak bersamaan, mengikuti aliran permukaan, dan berkembang menjadi lahar hujan, serta berakhir menjadi endapan. Pergerakan lahar hujan ini dikendalikan oleh 70 unit bangunan pengendali yang setengahnya adalah tanggul pengaman sepanjang ±11,613 km. Banyak bangunan pengendali ini yang tergerus dan runtuh sehingga menurunkan fungsi pengendaliannya. Wilayah potensi bahaya lahar hujan kelas Tinggi dengan nilai 3 dari rentang nilai 1–3 adalah Sungai Kali Putih sebagai jalur utama ditambah 2 titik penyimpangannya. Wilayah potensi bahaya lahar hujan kelas Sedang dengan nilai 2 adalah sisi luar jalur utama ditambah 3 titik penyimpangannya. Perbandingan kerentanan dengan kemampuan masyarakat dari 9 desa sepanjang aliran Kali Putih memiliki nilai 0,58–1 dari rentang nilai 0,3-3 pada kelas Sedang. Masyarakat di 9 desa sepanjang Kali Putih harus menerima risiko lahar hujan kelas Sedang dengan nilai >1–3 dari rentang nilai 0,3–9.

Lahar that occureed in Magelang regency Kali Putih post Merapi volcano eruption in 2010 has given rise to a variety of damage to river structures, agricultural lands, and residential areas. This river has been equipped with sediment control facilities but still have quite severe damage in the first rainy season after the eruption. Merapi volcano eruption in 2010 produced 130 million m3 of sediment material, which is a \"potential lahar were prepared to come\", about 13 times larger than previous eruptions. Studies done by identifying river basin, river morphology, topography, geology, and rainfall, as well as lahar events to analyze how to form lahar..Identify the use of river basin and rivers construction and use of river for analyzing control of lahar..Analysis of the potential hazards of lahar by visual observation and of topographic maps interpretation, assisted with geographic information system software (GIS) yields Lahar Hazards Potential Map. The results of comparison of vulnerability to capacity of communities are shown in Map Community Vulnerability. Overlap Lahar Hazard Potential Map by Map Community Vulnerability result in Lahar Risk Map. Material eruption of Merapi volcano in 2010 that went into the Kali Putih catchment area of ±6,346,000 m2, in a distance of ±7 km radius from the center of the eruption is <5.36 million m3. The material is in a state of instability, dominant fines, and are separated, at an altitude above +1,100 masl, slope >13o. Further triggered by the rains move together and follow the flow of surface and develop into lahar, and end up being sediment. Lahar movement is controlled by the 70 unit control structures that half of levee safety along the ±11.613 km. Many of these control structures are eroded and collapsed thus decreasing function control. The High class lahar hazard potential area value 3 of the range of values 1-3 is Kali Putih river as the main point and 2 point diversion lahar flow.The Medium class lahar hazards potential area value the 2 is the outside and the 3 point diversion the flow.Comparison of vulnerability to capacity from nine (9) village along the Kali Putih has a value of 0.58 to 1 from a range of values from 0.3 to3 in the Medium class. Communities nine village along Kali Putih must accept the Medium class risk of lahar with values >1-3 of the range of values from 0.3 to 9.

Kata Kunci : Lahar Hujan, Bahaya, Kerentanan dan Risiko


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.