“Jewish Ṣūfīsm†in Medieval Egypt
LEONARD CHRYSOSTOMOS EPAFRAS, M.TH., Prof. Bernard Adeney-Risakotta, PhD.
2012 | Disertasi | S3 Agama dan Lintas BudayaDisertasi ini adalah sebuah studi tentang interaksi antara Yahudi dan Muslim di era IslÄm Abad Pertengahan, terutama di Mesir. Interaksi yang dimaksud adalah interaksi dalam hal spiritualitas di mana kaum Yahudi menyerap beberapa aspek dari tradisi ṢūfÄ« IslÄm dan menggabungkannya dalam sistem mistisisme Yahudi. Tujuan dari upaya ini termasuk di antaranya adalah pengembangan etika dan pembaharuan rohani kaum Yahudi. Dalam kaitan ini, fenomena ini dapat disebut dengan istilah “ṢūfÄ«sme Yahudi.†Tujuan utama penelitian ini adalah memahami milieu dan konteks aktivitas agensi di tepian identitas sang liyan, yaitu dalam hal ini yang terjadi di antara Yahudi dan ṢūfÄ«sme. Studi ini berupaya memahami strategi pembentukan identitas Yahudi di tengah konteks budaya IslÄm, yang bersamaan dengan upaya transformasi identitas Yahudi serta upaya pencapaian cita-cita rohaninya. Studi ini mendekati fenomena di atas dengan “perspektif frontier†dan teori budaya dari Mikhail Bakhtin. Perspektif frontier (perbatasan/tepian) akan menolong untuk mengerti keberagaman pengalaman diaspora Yahudi setiap berjumpa dengan budaya dan tradisi keagamaan lainnya. Frontier adalah tepian atau perbatasan, tempat di mana terjadinya pertarungan dan kerumitan perjumpaan dengan sang liyan, tempat perbantahan sekaligus transformasi, konflik dan trauma, namun juga tempat pengayaan dan penyelarasan diri dengan sang liyan. Dari semua itu, dalam konteks frontier, identitas keYahudian senantiasa ditantang dan berubah. Analisa Bakhtin membantu untuk memahami dinamika ini.
The dissertation that follows is a study of an interaction between the Jews and Muslims in medieval IslÄm, particularly in Egypt. Their interaction was in the area of spirituality in which the Jews absorbed some aspects of ṢūfÄ«sm and incorporated it into their spiritual system. The aim of this religious and cultural gesture, among others was ethical improvement and Jewish spiritual renewal. In this regard the religious phenomenon may tentatively be called “Jewish ṢūfÄ«sm.†The main concern of this study is the understanding of the milieu and context that allowed agency activity at the frontier of the other, in this case is the Jews and ṢūfÄ«sm. It is an attempt to understand the strategy of Jewish identity formation within the mainstream cultural context while at the same time boosting their Jewish identity and spiritual ideal. The research employs “frontier perspective†and Mikhail Bakhtin cultural theory in analyzing this religious phenomenon. Frontier perspective helps to understand the diversity Jewish diasporic experience whenever encounters with other cultures and religious traditions. Frontier is the place of contention and complexity, of contestation and transformation, of conflicts and traumas, of nourishment and harmonies, in which Jewish identity always contested and transformed. Bakhtinian framework helped to analyze this dynamic.
Kata Kunci : Jewish Ṣūfīsm; Jewish-Muslim interaction; Jewish mysticism; interreligious relationship.