Laporkan Masalah

Perbandingan Efek Pemberian Oksitosin Bolus dan Oksitosin Infus terhadap Tekanan Darah dan Laju Nadi pada Wanita yang Menjalani Seksio Sesaria dengan Anestesi Spinal

dr. Susilo Yulianto, dr. Yusmein Uyun SpAn.KAO

2012 | Tesis | S2 Ked.Klinik/MS-PPDS

Pada seksio sesarea, oksitosin secara rutin diberikan setelah bayi dilahirkan untuk merangsang kontraksi uterus dan mempunyai tujuan untuk mengurangi kehilangan darah. Pemberian oksitosin dapat menyebabkan vasodilatasi perifer yang menimbulkan hipotensi, peningkatan, atau penurunan denyut jantung. Mengetahui efek oksitosin yang diberikan secara bolus dan infus terhadap tekanan darah dan laju nadi. Penelitian dilakukan dengan Randomized Controlled Trial (RCT) pada 196 pasien yang menjalani seksio sesarea elektif. Setelah dilakukan informed consent, pada pasien yang telah masuk ke dalam kriteria penelitian dilakukan randomisasi dengan menggunakan tabel bilangan random. Pasien dibagi dalam dua kelompok: Kelompok I (oksitosin bolus) dan Kelompok II (oksitosin infus). Setelah diukur tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, mean arterial pressure (MAP),laju nadi, pasien dilakukan teknik anestesi dengan blok subarakhnoid, sitting position, puncture setinggi vertebra lumbal 3-4, dengan jarum 25G, dengan obat anestesi lokal bupivakain 0,5% hiperbarik 12,5 mg. Setelah bayi lahir pada kelompok I diberikan bolus 5 U oksitosin yang dilarutkan menjadi 5 ml dengan NaCl 0,9% dengan kecepatan 5 detik dan kelompok II diberikan 5 U oksitosin dalam 100 ml NaCl 0,9% selama 5 menit. Diukur tekanan darah sistolik, diastolik, rerata, laju nadi sebelum dilakukan klem tali pusat (sebelum diberikan oksitosin), dan setiap menit setelah pemberian oksitosin sampai 15 menit kemudian. Data hasil penelitian untuk tekanan darah dan laju nadi dianalisis dengan uji-t, sedangkan untuk data umum menggunakan Chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah lebih menurun secara bermakna pada kelompok bolus dibandingkan dengan kelompok infus. Tekanan sistolik turun dari 119,5 (9,0) menjadi 113,3 (11,9) mmHg pada kelompok bolus, sedangkan pada kelompok infus tekanan sistolik turun dari 118,5 (11,3) menjadi 118,3 (10,9) mmHg. Tekanan diastolik kelompok bolus dari 67,8 (8,7) menjadi 63,5 (8,5) mmHg, sedangkan kelompok infus dari 67,2 (9,8) menjadi 65,9 (8,7) mmHg. ((p<0,05) Tidak didapatkan perbedaan yang bermakna penurunan tekanan arteri rerata (MAP) dan laju nadi antara kedua kelompok. (p<0,05) Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian oksitosin bolus lebih menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik dibanding oksitosin infus.

In caesarean section, oxytocin has been given routinely after the baby is delivered in order to stimulate uterine contraction and to reduce blood loss. Oxytocin administration could affect peripheral vasodilatation inducting hypotension, both increasing and decreasing heart rate. The research was aimed to assess oxytocin effects on blood pressure and heart rate given by either bolus or infusion. A Randomized Controlled Trial (RCT) was conducted on 196 patients who underwent elective caesarean sections. After informed consent has been applied, the patients who were qualified for research criteria randomized according to random number table. The patients were divided into two groups: Group I (bolus oxytocin) and Group II (infusion oxytocin). After the systolic and diastolic blood pressure, the mean arterial pressure (MAP) and heart rate had been measured, anesthesia technique with subarachnoid block performed into patients in sitting position, punctured at the level of 3-4 lumbal vertebra by 25G spinocain needle, with 12.5 mg hyperbaric 0.5 % bupivacaine local anesthetic drug. After the baby had been delivered, the patients on group I received bolus of 5 units oxytocin was diluted into 5 ml with NaCl 0.9% in 5 seconds whilst group II received 5 units oxytocin diluted into 100 ml with NaCl 0.9% in 5 minutes. Systolic and diastolic blood pressures, the mean arterial pressure (MAP) and heart rate were all measured before the umbilical was clamped (before Oxytocin was given), and every minute after oxytocin was given within the period of 15 minutes. The result data of blood pressure and heart rate were analyzed with t-test, while for common data analyzed with chi-square. The result of this study showed that the decrease of blood pressure in oxytocin bolus group was greater than that oxytocin infusion group. Systolic blood pressure on bolus group was decreased from 119.5 (9.0) to 113.3 (11.9) mmHg while on infusion group ranged from 118.5 (11.3) to 118.3 (10.9) mmHg. Diastolic pressure belonged to bolus group was decreased from 67.8 (8.7) to 63.5 (8,5) mmHg while on infusion group was decreased from 67.2 (9.8) to 65.9 (8.7) mmHg. There were no mean arterial pressure and heart rate significant differences between both of groups (p<0.05). The conclusion of this study indicated that systolic and diastolic blood pressure were more decreased by bolus oxytocin than by infusion oxytocin.

Kata Kunci : Seksio sesarea, anestesi spinal, oksitosin, tekanan darah, laju nadi.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.