PRAKTEK DEMOKRASI DALAM SISTEM PEMERINTAHAN TU'A GOLO; Studi Tentang Demokrasi Tradisional Masyarakat Suku Manggarai, Propinsi Nusa Teuggara Timur

Hambut, Venansius Heronaldus , Abdul Gaffar Karim, SIP,MA

2012 | Tesis | S2 Politik dan Pemerintahan

Topik utama yang dibicarakan dalam tesis ini adalah tentang demokrasi yang dipraktekkan masyarakat Manggarai dalam sistcm pemerintahan " Tu 'a Golo". Akan tetapi karya ini tidak hanya mcmbatasi pada membahas tentang demokrasi semata. Karya ini juga membahas tentang dinamika Golo itu sendi ri dalam relasinya dengan supra politik Golo, baik yang bersifat terbuka maupun yang bersifat tenutup. Olch karena itu, ada dua penanyaan utama yang akan dijawab dalam karya ini. Pertama, Bagaimana Praktek Demokrasi Masyarakat Manggarai Dalam Sistem Pemerintahan Tu 'a Golo? Kcdua, Bagatmana relasi an tara Golo dan Supra Golo dalam konteks sistim politik Supra Golo yang bersifat tenutup maupun terbuka? Untuk menjawab dua penanyaan tersebut, penulis menggunakan dua teori, yakni teori dcmokrasi distribusi sumbcr daya yang dikemukakan oleh Tatu Van Hancn dan teori tentang institusi informal yang banyak bersumber pada karya Hans Joachim lougth "Informal institlllions and Democracy" dan karya Gretchen Helmke and Steven Levitsky " Informal Institutions and Comparate Politics: A Research Agenda". Sedangkan mctode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian deskriptif dan historis. Adapun temuan-temuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, pertama, Terdapat praktek demokrasi dalam sistim pemerintahan Tu 'a Golo. Hal ini kemudian dibuktikan dengan adanya praktek pendistribusian tanah penanian melalui mekanisme Lodok lingko. Mekanisme ini mcnjamin terdistribusinya tanah pertanian secara adil dan merata terhadap scluruh warga Golo, di mana setiap kcpala keluarga akan mendapatkan tanah dengan jumlah dan ukuran yang sama. Kcdua, pola relasi antara Golo dan Supra Golo dalam konteks sistem politik supra Golo yang bersifat tenutup mengambil bcntuk dalam dua model pola relasi yakni bersifat komplemcnter dan akomodatif. Pola relasi yang bersifat komplementer tetjadi sejak era kerajaan hingga Era Orde Lama. Pola relasi yang demikian ini berimplikasi secara positif tcrhadap instititusi Golo, di mana Golo sangat eksis sebagai sebuah sistem pemerintahan lokal, karena posisinya diakomodir dan diletakan sebagai bagian dari sitem pcmerintahan Supra Golo. Sedangkan pola relasi yang bersifat Akomodatif tetjadi pada era Orde Baru. Pola relasi yang demikian ini muncul scbagai refleksi atas ketidak berdayaan institusi lokal dalam menghadapi Negara yang sangat kuat dan otoriter, schingga tidak ada pilihan lain bagi Golo selain menerima kehadiran Negara dan mencoba bcrtahan dari berbagai gcmpuran yang ada. lmplikasi dari hal ini adalah Golo hampir mengalami kebangkrutan total, namun demikian institusi ini tetap mampu bertahan terutama karena masih terdapat ruang lain yang tidak mampu di kooptasi oleh egara, yakni posisi Golo sebagai penguasa tanah ulayat dan sebagai institusi adat. Ketiga, Dalam konteks sitem politik Supra Golo yang bersifat terbuka pola relasi antara Golo dan Supra Golo bcrjalan dalam pola relasi yang bcrsifat kompetisi. Di mana antara Golo dan pemerintah sal ing bersaing bahkan saling berhadap-hadapan secara diamctrikal. Sclain reali tas ini juga memberikan gambaran tentang kondisi Ncgara pasca refonnasi yang sangat lemah, juga mcmbcrikan pengaruh yang sangat negatif bagi masa depan Golo itu sendi ri, dimana warga Golo tcrjebak dalam pusaran konnik yang panj ang tanpa hasil yang j elas, situasi ini pada akhimya mcmunculkan sikap apatis dari warga Golo terhadap institusi ini. Situasi inipun diperpuruk oleh kchadi ran masyarakat politik dan ekonomi dalam dinamika Golo. Walaupun pola relasi yang terbangun antara Golo dengan kedua komunitas ini bersifat komplementer, akan tetapi kehadiran dua komunitas ini bisa menyebabkan Golo mengalami kebangkrutan secara total pada masa yang akan datang. Kehadiran masyarakat politik telah menjadikan Golo sebagai arena pertarungan kepentingan di antara aktor politik, situasi ini menyebabkan adanya perpecahan dalam internal Golo. Sedangkan kehadiran masyarakat ekonomi menyebabkan kemerosotan nilai budaya dan perubaban struktur okupasi atas tanah ulayat sebagai sumber daya utama dan basis dasar dari kekuasaan Golo.

The main topic that will be discussed in this thesis is about the democracy that is practiced in the administration system of \"Tu'a Golo\" especially in Manggaraian society. However, this writing is not just limited to talk about democracy. This paper also discusses the dynamics of Golo it self in relation to the political supra of Golo, either it is fenceless or be closed. Therefore, there are two main questions to be answered in this writing. First, how is the practice of democracy in Manggaraian society in the Governance System of Tu'a Golo? Second, how the relationship between Golo and SupraGolo in the context of the political system of supra Golo, overt and covert? To answer those two questions, the authors used two theories, namely the theory of democratic distribution of resources that is proposed by Tatu Van Hanen and the theory about informal institutions that is taken from Hans Joachim Lougth writing \"Informal institutions and Democracy\" and the writing of Gretchen Helmke and Steven Levitsky\"informal Institutions and Comparative Politics: A Research Agenda \". While the research method used by the writer is descriptive method and historical research. The findings in this study are as follows, first, found the practice of democracy in the governance system of Tu'a Golo. This is further evidenced by the practice of distribution of agricultural land through the mechanism in Lodok Lingko. This mechanism ensures the distribution of agricultural land in a fair and equitable to all the citizens of Golo, where every patriarch will gain the land with the same number and size. Second, the pattern of relations between Golo and Supra Golo in the context of the political system which is covered in the shape of two models, the models are: complementary relationship patterns and accommodating. Complementary relationship is happened since the era of kingdom until the last colonial period. This pattern of relation impliesapositive effect to the institution of Golo, where Golo is exists as a system of localgovernment, because of its positionis accommodated and placed as a part of the governance System of Supra Golo.While the pattern of relationship that is Accommodative occur in the new orde era. Such apattern of relationships is emergingas a reflection on theimpotenceof local institutionsin the face of a powerful state and authoritarian, so there is no other choice for Golo besides accepting the presence of the state and try to survive the ons laught of the existingrange. The implication of this is Golo is almost total bankruptcy, however, this institutionstill able to survivemainly because there are other spaces that can not affordtheco-optation by the State, namely the position Golo as the customary land authorities and the customary institutions. Third, in the context of political system of supra Golo which is overt to the form of relationship between Golo and supra Golo, which is running in a competitive relationship, bet ween Golo and the government competing with each other even in diametrical face to face. In addition to this reality olso provides an overview of post-reform state condition which is very weak, also gives the negative impact for the future of Golo it self, where the citizens in the Golo get stuck in the vortex of a long conflict with no clear result, this situation eventually led to the apathy of Golo residents to this institution. This situation is exacerbated by the political and economic presence in the dynamic of Golo, although the pattern of relationship that is built up between Golo with those two communities is complementary, but the presence of those two communities could lead the Golo to the disintegration in the future totally. The presence of the political community has made Golo as an arena of battle interests among the political actors.This situation led to internal divisions in Golo. While the presence of economic society led to deterioration of cultural values and changes in occupational structure over communal land as the main resource and the basic power of Golo.

Kata Kunci : Praktek demokrasi, Sistem pemerintahan Tu'a Golo