HASRAT INSES EDGAR ALLAN POE DALAM CERPEN-CERPEN PILIHANNYA: PSIKOANALISIS FREUD

Donny Syofyan, S.S., Prof. Dr. C. Soebakdi Soemanto, S.U.,

2012 | Tesis | S2 Sastra

Tesis ini membahas hasrat inses pengarang, Edgar Allan Poe, dalam cerpencerpen pilihannya, yakni Ligeia, Morella, The Black Cat, dan The Fall of the House of Usher. Penelitian Sigmund Freud terhadap ketakutan dan hasrat manusia memberikan sejumlah dasar teoritis bagi kalangan psikoanalis, seperti Joseph Wood Krutch dan Marie Bonaparte, untuk mengeksplorasi karakter neurotik dalam cerita Poe. Tokoh-tokoh rekaan Poe yang secara tidak sadar didominasi oleh hasrat inses dan ketakutan kepada kastrasi pada dasarnya mencerminkan hasrat inses Poe sendiri. Obsesi terhadap hasrat inses dan ketakutan kastrasi mendatangkan insting destruktif, yang disebut Freud sebagai agresivitas, dan akhirnya menjadi insting kematian. Berdasarkan konsep Freud tentang Totem dan Taboo serta metode biografi naratif yang berupaya menggali pelbagai potongan waktu yang signifikan dalam kehidupan seseorang melalui berbagai perspektif yang hadir dalam banyak dokumen tentang dirinya. Rentang waktu yang sama dari kehidupan seseorang dapat digali dari titik pandang tetentu untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap dari kontribusi yang diberikan seseorang. Penulis meneliti asal-usul horor dan menunjukkan bahwa hasrat inses primal dan kastrasi primal bersifat universal untuk semua manusia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hasrat primal yang dialami Poe adalah hasrat insesnya terhadap sosok ibu yang melebur dengan berbagai citra; ibu angkat atau saudara perempuan. Pencarian untuk sosok ibu membawa obsesi dengan keinginan inses. Fiksasi ibu seorang Poe tampak jelas pada cerpen Ligeia dan Morella. Kedua cerpen ini menggambarkan bagaimana citra ibu menarik perhatian narator dan bagaimana perubahan kondisi psikologis para narator dari cinta, takut dan benci. Ketakutan terhadap kastrasi menjadi hukuman paling mengerikan untuk mematikan inses. Namun, orang neurotik secara tidak sadar dapat meminta hukuman secara bersamaan ketika ia melakukan dosa inses yang mematikan, seperti yang digambarkan oleh Poe dalam The Black Cat dan The Fall of the House of Usher. Cerita-cerita Poe tersebut mencerminkan keinginan bawah sadar dan ketakutannya. Pengalaman dan pertumbuhan awal Poe dalam kehidupannya perlu dipahami untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang Poe dan cerpen-cerpennya Poe. Sesuai dengan apa yang dinyatakan Krutch dan Bonaparte, Poe menunjukkan hasrat inses secara tidak sadar, rasa takut terhadap kastrasi, dan naluri kematian.

This thesis discusses Poe’s incestous desire in his representative short stories, Ligeia, Morella, The Black Cat, and The Fall of the House of Usher. Sigmund Freud’s investigation into human primal fear and desire provides abundant theoretical background for psychoanalysts, such as Joseph Wood Krutch and Marie Bonaparte, to explore the neurotic characters in Poe’s tales. Poe’s characters unconsciously dominated by incestous desire and castration fear basically reflect his own incestous desire. An obsession with incestous desire and castration fear brings about a destructive instinct, also termed by Freud as aggressiveness, and finally becomes a death instinct. Employing Freud’s Totem and Taboo and method of narrative biography, which seeks to explore various pieces of a significant time in a person's life through a particular perspective presented in many documents. The time span of one's life can be explored from a special point of view with a view to providing a more complete picture of given person. The writer examines the origin of horror, explaining that horror, about primal incest desire and primal castration, is universal to all human beings. This research found that Poe’s primal desire is his incestuous desire for Mother, who may merge with a variety of images, including a foster mother and a sister. The search for a maternal figure brings the obsession with incest desire. The mother fixation is perfectly rendered in Poe’s Ligeia and Morella. Both of the stories depict how the maternal image attracts the narrators and how the narrators’ psychological state changes from love to fear and then to hate. Being castrated would undoubtedly be the most terrifying punishment for the deadly sin—incest. However, a neurotic person may unconsciously ask for the punishment simultaneously when he commits the deadly sin of incest. That is, he may be driven unconsciously by his death instinct, as illustrated by Poe in The Black Cat and The Fall of the House of Usher. Poe’s tales reflect his unconscious desire and fear. His early experiences and development in life should be taken into account that ensures a better understanding of Poe’s tales, onto which, as Krutch and Bonaparte believe, Poe projects his unconscious incestous desire, castration fear, and death instincts.

Kata Kunci : inses, fiksasi ibu, ketakutan kastrasi, insting kematian, Totem dan Taboo, biografi naratif