PEMODELAN SPASIAL EKOLOGIS ZONA INTI TAMAN NASIONAL (Studi Kasus Di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Provinsi Gorontalo-Sulawesi Utara)
Nawir Sune, Prof. Dr. Hartono, DEA, DESS.,
2012 | Disertasi | S3 GeografiZona inti merupakan salah satu zonasi taman nasional yang mutlak dilindungi dan tidak diperbolehkan perubahan apapun dikarenakan adanya aktivitas manusia. Zona inti dialokasikan untuk memenuhi fungsi perlindungan keterwakilan keanekaragaman hayati yang asli, khas, langka dan atau endemik serta pelestarian plasma nuftah. Olehnya itu penetapannya harus memperhatikan kepentingan ekologis dalam rangka pengelolaan dan pelestarian sumberdaya alam yang berkelanjutan dengan menggunakan model spasial. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menyusun kriteria dan indikator penentu model zona inti kawasan taman nasional, 2) mengkaji kondisi ekologis zona inti Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, 3) menyusun model zona inti melalui pendekatan spasial ekologis dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Penelitian ini bersifat pengembangan aplikasi data spasial untuk penataan kawasan hutan menggunakan metode survei dalam hal pengumpulan dan analisis data. Permodelan zona inti taman nasional dilakukan dengan cara integrasi data penginderaan jauh dengan SIG, dalam penentuanzona inti taman nasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model zona inti yang dihasilkan merupakan formulasi dari parameter biogeofisik yang meliputi ketinggian tempat (E), kemiringan lereng (S), penutupan/penggunaan lahan (PL), bentuk lahan (BL), jenis tanah (Jt) dan parameter biotik (B), paling cocok digunakan dalam permodelan zona inti taman nasional Z(I) dengan menggunakan persamaan: Z(I)=f(E,S,PL,BL,Jt,B). Model ini disajikan dalam bentuk peta berbeda dibanding dengan model-model sejenis yang pernah dihasilkan. Di kawasan TNBNW, ditemukan 241 jenis flora yang tergolong dalam 63 marga dan 86 suku, dimana 29 jenis diantaranya merupakan flora endemik. TIngkat keanekaragaman hayati pada zona inti model taman nasional ditemukan 125 jenis flora di Hutan Tumpa Kiri dan 19 diantaranya flora endemik, di Hutan Lingguwa ditemukan 126 jenis flora dan 17 diantaranya flora endemik, di Hutan Motomboto ditemukan 122 jenis flora dan 23 jenis diantaranya flora endemik, di Hutan Maleo Tua ditemukan 98 jenis flora dan 7 jenis diantaranya merupakan flora endemik, serta di Hutan Damahu ditemukan sebanyak 102 jenis flora, 11 diantaranya merupakan flora endemik. Luas zona inti hasil pemodelan memiliki kesamaan luasan sebesar 162.370,80 ha atau 89,84% dengan zona inti hasil penetapan sesuai perundang-undangan. Total luasan zona inti penetapan sesuai perundang-undangan sebesar 180.737,86 ha atau 61% dari toal luas TNBNW bila dibandingkan dengan luas zona inti permodelan sebesar 204.903,29 ha atau 69,45% dari total luas TNBNW, maka terdapat perbedaan keduanya. Hal ini dapat dimasukkan menjadi bagian integral zona inti.
-
Kata Kunci : Pemodelan, spasial ekologis, zona inti, taman nasional