PROSES MASUKNYA MUSIK BARAT DI PAPUA
AMBAR SULISTYOWATI, Prof. Dr. Triyono Bramantyo,M.Ed.,Ph.D
2012 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni RupaFokus dalam penelitian ini adalah untuk melihat proses masuknya musik Barat dalam pengembangan musik Barat di Papua, yang diungkap melalui metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan multi-disiplin (Musikologis). Musik Barat hadir di Papua bersamaan dengan masuknya Kristenisasi, yang mengawali perubahan yang sangat besar dalam kebudayaan dan juga pendidikan. Kehadiran musik Barat tidak lepas dari kehadiran misionaris yang mengemban misi pemberitaan Injil. Hal ini menyebabkan bahwa pengaruh budaya Barat secara tidak langsung masuk ke wilayah Papua. Adanya musik Gerejawi yang dipergunakan pada setiap peribadatan umat Kristiani di Papua dapat dipandang sebagai pengaruh budaya Barat yang diterima masyarakat. Pengaruh musik Barat terasa pada musik vokal dan tidak berpengaruh pada penggunaan alat musik tradisional khas Papua yaitu tifa, yang masih bertahan hingga sekarang sebagai musik ciri khas Papua. Peran misionaris dalam merubah kebudayaan masyarakat Papua menjadi lebih berkembang sangat besar. Masuknya musik Barat di Papua, tidak terlepas dari usaha para misionaris dalam memperkenalkan musik liturgi yang dinyanyikan dalam setiap ibadah pada tugas penginjilannya. Ottow dan Geisler merupakan misionaris pertama yang datang ke Papua pada tanggal 5 Februari 1855, di pulau Mansinam. Keduanya mempunyai peran yang sangat besar dalam merubah keyakinan penduduk Papua yang tinggal di Mansinam untuk percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Untuk menghormati jasa kedua misionaris tersebut, saat ini telah berdiri sebuah tugu peringatan dan patung Ottow dan Geissler di pulau Mansinam. Masyarakat Papua yang rata-rata memiliki kemampuan musikalitas yang bagus, saat ini menggunakan musik Barat sebagai sarana untuk memuji Tuhan. Mereka mengungkapkan puji-pujian di Gereja-Gereja dalam bentuk vokal grup, paduan suara, bahkan solo.Masyarakat Papua mengekspresikan iman kepada Tuhan dengan nyanyian rohani dan puji-pujian. Dapat dikatakan bahwa peran misionaris dalam memasukkan musik Barat ke wilayah Papua sangat besar.
The main discussion in this research is to take a look at the introducing process of western music in developing the western music in Papua which is showed through the qualitative research method by using multi-disciplinary approach (Musicology). The presence of western music coincided with Christianity in Papua was the beginning of the biggest reformation of culture and education as well. The presence of western music was a part of the missionaries’ work in which they came to Papua for bible preaching. Consequently, it had influenced the western culture appearing in Papua. The existence of ecclesiastic music used in every Christian religious observance could be also seen as the influence of western culture accepted by the Papuans. The influence of western musiccan be found in vocal music, however, it does not have influence to the use of traditional musical instrument of Papua, named Tifa, which still exists up to now as a typical music of Papua. Before the western music came, also meant before Christianity presence, Papuans had only known vocal music with 5 tones (pentatonic). The vocal music was sung in traditional and religious ceremony. The music sung by them was addressedtothe ancestors’spirits and ghosts that were believed stayed around the people’ residence and as the god (ManserenNanggi). The missionaries’ role to reform Papuan culture can develop larger. The appearing of western music in Papua was missionaries’ effort to introduce liturgy music sung in every Christian religious observance. Ottow and Geisler were the first missionaries coming to Papua on February 5th , 1855, especially to Mansinam island. These two people had the greater role to reform Papuans who lived in Mansinam believed in God. In honor of their merit, today there is a commemorative statue of Ottow and Geisser in Mansinam island. Papuans who are in the average level of having good musical competence, nowadays, use the western music as a means to praise God. They express the praise at churches in some ways such asvocal group, choir, and even solo singing. Papuans usually express their faith to God by singing ecclesiastical and praise songs. It can be concluded that the missionaries’ role in introducing the western music take a greater impact in Papua.
Kata Kunci : musik Barat, Papua.