Pemodelan Aliran Awan Panas Dengan Menggunakan TITAN2D Untuk Memprediksi Bahaya Awan Panas Gunungapi Merapi Pasca Erupsi 2010
Herlan Darmawan, PROF. DR. rer. nat. JUNUN SARTOHADI, M.SC.
2012 | Tesis | S2 Geo-Informasi untuk Manajemen BencanaPemodelan aliran awan panas Gunungapi Merapi yang terjadi tanggal 1 dan 3 November 2010 dilakukan dengan tujuan parameterisasi input pada perangkat lunak Titan2D. Titan2D merupakan suatu perangkat lunak yang dapat digunakan untuk memodelkan suatu aliran longsoran yang terjadi di permukaan bumi. Metode pemodelan terbalik telah digunakan dalam penelitian ini. Model telah divalidasi terhadap jarak luncur dan sebaran material awan panas di Kali Gendol. Validasi model telah dilakukan dengan data citra geoeye, SPOT 5, dan pengecekan lapangan. Parameter yang valid digunakan untuk membuat prediksi erupsi berikutnya. Prediksi dilakukan dengan menggunakan beberapa skenario yang mencirikan indeks erupsi Merapi. Hasil model prediksi Titan2D digunakan untuk membuat peta bahaya awan panas Gunungapi Merapi pasca erupsi 2010 dan untuk pengembangan peta bahaya awan panas yang saat ini telah dipublikasikan oleh BPPTK. Hasil parameterisasi dan validasi data menunjukkan bahwa Titan2D dapat digunakan untuk pemetaan sebaran awan panas dengan material berukuran bomb – pasir kasar. Awan panas dengan material surges, pasir sangat halus, dan hempasan hawa panas tidak dapat dipetakan oleh Titan2D. Hasil model prediksi Titan2D memberikan informasi desa – desa yang mempunyai bahaya tingkat tinggi pada erupsi berikutnya. Hargo Binangun, Kepuh Harjo, Umbul Harjo, dan Glagah Harjo merupakan daerah yang terletak pada bahaya awan panas tingkat tinggi. Analisis peta bahaya berdasarkan model terhadap peta KRB menunjukkan bahwa peta KRB hanya sesuai terhadap indeks erupsi 3 (volume 10 juta – 100 juta m3). Peta KRB yang dibuat berdasarkan digitasi sebaran awan panas pada erupsi sebelumnya dapat berubah jika terjadi suatu erupsi indeks erupsi 4 ( volume >100 juta m3) dan sebaiknya penyusunan peta KRB dilakukan secara kontinu karena perubahan morfologi puncak Merapi yang sangat dinamis.
Pyroclastic flow modeling in Merapi volcano which occured on November, 1st and 3rd, 2010 is done in order to parameterization input in Titan2D. Titan2D is a software which can be used to model a debris avalanches in the earth surface. Inverse model method had been applied in this research. The model was validated toward run out distance and distribution of pyroclastic deposit in Gendol river. Model validation was done by geoeye satelite image, SPOT 5 satelite image, and field checking. The parameters that already validated was used to predict the next eruption. Prediction was carried out by using several scenarios which characterize index eruption of Merapi. The result of prediction model in Titan2D was applied to produce pyroclastic hazard map in Merapi volcano after 2010 eruption and to develop pyroclastic hazard map which already published by BPPTK. The result of parameterization and validation showed that Titan2D is able to model the distribution of pyroclastic flow with bomb – coarse sand materials. Pyroclastic with surges, very fine sand, and hot blast could not be modelled by Titan2D. The result of prediction in Titan2D gave information the villages having high hazard toward pyrclastic flow in the next eruption. Hargo Binangun, Kepuh Harjo, Umbul Harjo, and Glagah Harjo are the villages which located in high pyroclastic hazard area. Analisis of pyroclastic hazard map based on model toward KRB map showed up the KRB map is only appropriate toward VEI 3 (volume 10 million – 100 million m3). KRB map which produced by digitation of pyroclastic deposit in the previous eruption might change if eruption with VEI 4 occurs and it should be modified following the morphological dynamic of the summit of Merapi.
Kata Kunci : Aliran awan panas, Titan2D, parameterisasi, validasi, prediksi, KRB