PENGARUH PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN TERHADAP EROSI DAN SEDIMENTASI DI DAS GALEH KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH
FORITA DYAH ARIANTI, Prof. Dr. Suratman M.Sc.,
2012 | Disertasi | S3 Ilmu LingkunganAktivitas manusia dalam pengelolaan lahan pertanian cenderung bersifat dinamis dan tidak memperhatikan keseimbangan lingkungan. Kondisi tersebut menyebabkan erosi dan sedimentasi dan akhirnya menyebabkan kerusakan lingkungan. Lahan yang memperoleh perlakuan konservasi secara baik, besarnya erosi dapat dicegah seminimal mungkin, sebaliknya lahan dengan konservasi yang jelek akan menyebabkan proses erosi berkembang menjadi lebih berat. Penelitian ini bertujuan : 1) Mengevaluasi hubungan antara faktor sosial ekonomi masyarakat dengan pengelolaan lahan pertanian di DAS Galeh; 2) Mengkaji pengaruh pengelolaan lahan pertanian di DAS Galeh terhadap besaran erosi dan sedimen; 3) Menganalisis hubungan antara pengelolaan lahan pertanian dengan erosi dan sedimen di DAS Galeh; 4) Menyusun dinamika model pengelolaan lahan pertanian yang berpotensi untuk mengurangi erosi dan sedimen. Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Galeh dengan 3 sub DAS sampel. Sub DAS-Sub DAS tersebut mewakili pengelolaan lahan pertanian yaitu : Banyutarung (kebun), Malang (tegalan) dan Candisari (Sawah). Hasil penelitian digunakan untuk prediksi besaran erosi dan volume sedimen. Prediksi erosi dihitung dengan formula USLE dan pengukuran langsung menggunakan plot erosi dilakukan untuk memvalidasi hasil tersebut. Metode yang digunakan untuk pengambilan sedimen adalah dengan cara depth integrated method. Identifikasi faktor sosial dan ekonomi dilakukan dengan metode survai. Jenis-jenis analisis data yang digunakan meliputi analisis spasial, deskriptif dan analisis statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : a) Faktor - faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi upaya konservasi tanah adalah jumlah tanggungan dalam keluarga, sikap, penghasilan luar usahatani, dan ketersediaan teknologi konservasi; b) Pada pengelolaan lahan sawah, erosinya lebih kecil dibanding lahan kebun dan tegalan, namun sebaliknya sedimen yang dihasilkan dari lahan sawah lebih tinggi dibanding sedimen dari lahan kebun maupun lahan tegalan. Erosi terbesar terjadi pada lahan tegalan.; c) Variabel hujan dan pengelolaan lahan mempunyai hubungan korelasi positif terhadap erosi, dimana hubungan hujan dengan erosi di lahan sawah mempunyai korelasi cukup kuat (r = 0,58), hubungan hujan dengan erosi di lahan kebun mempunyai korelasi kuat (r = 0,82), demikian juga pada pengelolaan lahan tegalan hubungan korelasi hujan terhadap erosi yang terjadi adalah kuat (r = 0,84); d). Model pengelolahan lahan dengan penerapan teknologi konservasi dapat mengurangi erosi dan sedimen. Pemilihan dan penerapan teknologi konservasi pada pengelolaan lahannya disesuaikan dengan kondisi topografi, jenis erosi dan jenis tanahnya. Teknologi konservasi secara mekanis yang direkomendasikan berupa pembuatan guludan, teras tradisional dan teras bangku sedang teknologi vegetatifnya berupa pemulsaan, penambahan pupuk organik, pertanaman dalam jalur atau pertanaman dalam strip.
Human activity in the management of agricultural land tends to be dynamic and not pay attention to the environmental equilibrium. These conditions cause erosion and sedimentation. Finally, these generate environmental damage. Key words: Management, agriculture land, erosion, sediment, conservation. Erosion can be prevented to a minimum on land that has good conservation, otherwise more intensive erosion occurs on land that has a poor conservation. This research are aimed (1) to evaluate the relationship between socioeconomic factors and management of agricultural land in the Galeh watershed, (2) to assess the impact of the management of agricultural land against erosion and sedimentation in the Galeh watershed; (3) to analyze the relationship between agricultural land management and erosion and sedimentation in Galeh watershed; and (4) to initiate the dynamics models of agricultural land management that have the potential to reduce erosion and sedimentation. The research was conducted in the Galeh Watershed with 3 sub-watershed samples. They represent the management of agricultural land, namely: Banyutarung (plantations), Malang (dry land) and Candisari (paddy field). The results are used to forecast the amount of erosion and sediment volume. The erosion prediction was calculated by using the USLE formula and direct measurements with erosion plot to validate these results. The depth integrated method was used to capture sediment. Identification of social and economic factors was done with method survey. Types of data analysis used spatial, descriptive and statistical analysis. The results showed that: (a) Socio-economic factors affecting soil conservation effort are household obligation, attitude, income beyond farm, and availability conservation technologies; b) In the management of paddy field , the erosion rate is lower than plantations land and the dry land, otherwise the sediment yield of paddy field is higher than plantations land and dry land. The most severe erosion rate occurs on the dry land; (c) Variables of rainfall and land management has a positive correlation to erosion. The relationship of erosion and rainfall have strong correlation based on statistical analysis: r = 0.58 in the paddy field, r = 0, 82 in the garden, r = 0.84 in the dry land. Model of land management with the implementation of conservation technologies can reduce erosion and sedimentation. The selection and implementation of conservation technologies in the land management adapted to topography, type of erosion and soil type. The technology of mechanical conservation recommended by terracing or “guludanâ€. Whereas vegetative technology used mulching, adding organic fertilizer, strip plants in parallel of contour and planting in strip area.
Kata Kunci : Pengelolaan, lahan pertanian, erosi, sedimen, konservasi