Laporkan Masalah

Kajian Atas Pedoman Penilaian Risiko inheren Likuiditas untuk Penentuan Profil Risiko pada Bank X

Daniel Setyawan, Prof. Dr. Slamet Sugiri, M.B.A., Ak.

2012 | Tesis | S2 Magister Manajemen

Krisis keuangan pada tahun 2008 di Amerika Serikat dan Eropa menyebabkan risiko likuiditas menjadi isu terpenting bagi kalangan praktisi dan otoritas perbankan. Basel Committee on Banking Supervision dari Bank for International Settlements memberikan panduan implementasi untuk otoritas perbankan negaranegara anggota komite dalam penetapan kerangka manajemen risiko likuiditas. Bank Indonesia selaku otoritas perbankan di Indonesia menggunakan panduan dari Basel Committee untuk menetapkan panduan penilaian risiko likuiditas dan mewajibkan perbankan di Indonesia untuk melakukan penilaian sendiri secara berkala terhadap profil risiko termasuk untuk risiko likuiditas. Profil risiko memiliki 2 elemen yaitu Risiko Inheren dan Penilaian Kualitas Penerapan Manajemen Risiko. Bank Indonesia memberikan acuan pengukuran atau penilaian risiko likuiditas untuk penetapan profil risiko, namun bersifat minimal, sehingga perbankan harus menyesuaikan dan menambahkannya menurut kondisi intern bank. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pedoman penilaian risiko inheren likuiditas dan penetapan parameter profil risiko yang digunakan oleh Bank X apakah dapat menjadi alat ukur yang memadai dan dapat diandalkan untuk mencerminkan kondisi tingkat risiko likuiditas Bank X. Adapun cara penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan membandingkan pedoman penilaian risiko inheren likuiditas Bank X dengan panduan dari Bank Indonesia, muatan publikasi dari Basel Committee dan landasan teori yang berkaitan dengan risiko likuiditas. Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa pedoman penilaian risiko inheren likuiditas Bank X masih memerlukan banyak penyempurnaan untuk menjadi alat ukur yang diandalkan untuk penentuan profil risiko likuiditas. Bank X menggunakan parameter dari Bank Indonesia sebagai pedoman penentuan indikator penilaian risiko inheren likuiditas. Namun demikian, terdapat beberapa indikator yang tidak sesuai dengan tujuan dan pengertian dari parameter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Bank X juga menggunakan rasio-rasio indikator di luar parameter dari Bank Indonesia, karena dianggap diperlukan sesuai dengan kondisi intern Bank. Hasil penelitian menunjukkan adanya penggunaan rasio indikator intern yang tidak relevan untuk menunjukkan risiko likuiditas. Selain itu penelitian juga menghasilkan temuan penetapan parameter batasan penilaian untuk tingkat profil risiko yang kurang menunjukkan kewajaran, sehingga diperlukan koreksi atas parameter tersebut.

The financial crisis in 2008 in the United States and Europe caused liquidity risk to become the most important issue to banking practitioners and authority. Basel Committee on Banking Supervision from Bank for International Settlements has given an implementation guide to the banking authority of the countries that are members of the committee in determining the frame of liquidity risk management. Bank Indonesia as Indonesian banking authority uses the guide from the Basel Committee to determine the guide to liquidity risk assessment and make it compulsory for banks in Indonesia to estimate their own risk profile which includes liquidity risk. Risk profile has two elements which are Inherent Risk and Risk Management Implementation Quality Assessment. Bank Indonesia has given liquidity risk assessment or measurement reference to determine risk profile, though the reference is minimal; therefore, banks have to adjust and affix other criteria according the internal condition of each bank. The purpose of this research is to assess whether the guide to inherent liquidity risk assessment and risk profile parameter arrangement which is used by Bank X can be used as a adequate measurement tool and a reliable assessment to reflect liquidity risk condition of Bank X. The research done used qualitative by comparing the inherent liquidity risk assessment guide from Bank X with the guide from Bank Indonesia, publication from Basel Committee and basis theories that are related to liquidity risk. From the research done, it is found that inherent liquidity risk assessment guide of Bank X still needs to be perfected in plenty of area to become a reliable instrument to assess liquidity risk profile. Bank X uses parameter from Bank Indonesia as the guide to determine the indicators of inherent liquidity risk. However, there are some indicators that are not suitable to the purpose and understanding of the parameter that are determined by Bank Indonesia. Bank X also uses indicator ratios that are not part of the parameter given by Bank Indonesia, because they are thought to be needed for internal condition of the bank. Result of the research indicates the usage of internal indicator ratios that are not relevant to show liquidity risk. Furthermore, the research has found unsuitable boundaries of risk profile levels assessment parameter determination so the parameter needs to be corrected.

Kata Kunci : Basel Committee, Penilaian Risiko Inheren Likuiditas, Parameter Profil Risiko, dan Rasio Indikator


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.