THE AFRICAN UNION DIPLOMATIC INTERVENTION IN LIBYA DURING THE ARAB SPRING
Sarr Ebrima, Drs Samsu Rizal P. M.Sc,
2012 | Tesis | S2 Ilmu Politik/Hubungan InternasionalLatar belakang penelitian ini menjelaskan secara terperinci bagaimana Uni Afrika menggunakan cara preventif diplomasi untuk bernegosiasi dan bermediasi dengan rezim Presiden Gadhafi dan Dewan Peralihan Nasional (NTC) yang beranggotakan para pemberontak, dengan tujuan untuk menemukan solusi damai dan solusi politik selama revolusi Musim Semi Arab di Libya. Salah satu hal yang patut menjadi perhatian ialah bagaimana intervensi Unilateral kemudian menghancurkan harapan Uni Afrika. Oleh sebab itu, penelitian ini juga turut membahas proses dan masalah-masalah yang dihadapi oleh misi perdamaian tersebut serta keterlibatan Dewan Keamanan PBB, Liga Arab, Amerika Serikat, Uni Eropa yang dipimpin oleh Inggris, Perancis dan NATO dalam konflik di Libya. Selain itu, penelitian ini juga menekankan penerapan resolusi 1973 Dewan Keamanan PBB yang memberlakukan zona larangan terbang untuk melindungi penduduk sipil pada situasi konflik. Selanjutnya, penelitian ini turut mengkaji penerapan R2P di Libya oleh Komunitas Internasional sementara mereka sendiri menghindari penerapannya di Negara-negara berkonflik yang membutuhkan. Dalam hal ini, peran Uni Afrika dalam menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi di Afrika sebelumnya telah terlihat jelas melalui peranan Dewan Keamanan dan Perdamaiannya yang bertanggung jawab untuk memelihara perdamaian, keamanan, pencegahan dan pengelolaan konflik. Dalam prakteknya, Dewan tersebut langsung mengintervensi dan mengatasi konflikkonflik tersebut dalam bentuk diplomasi, peringatan, suspensi, sanksi dan misi perdamaian dan pemeliharaan di Afrika, dibandingkan dengan yang terjadi di Libya. Pada akhirnya, kesimpulan dari penelitian ini terletak pada dampak dan pengaruh dari konflik sipil di Libya serta rekomendasi-rekomendasi yang diperlukan untuk memulihkan kondisi di Libya kedepannya.
The research background explains in detail how the African Union used preventive diplomacy to negotiate and mediate between President Gadhafi regime and the National Transition Council rebel fighters with the objectives of finding a peaceful and political solution during the Arab Spring revolution in Libya. It take an account of how Unilateral intervention dash out the AU hopes. The process and problems encountered by the AU peace mission as well as how the UNSC, Arab League, United States, EU-led by Britain, France, and NATO got involved in the conflict are also describe. It also emphasise the UNSC adoption of resolution 1973 imposing a no fly zone to protect the civilian population in the conflict. It highlighted the International Community application of R2P in Libya while they avoid it in other conflicting countries in need. Previous conflicts in Africa and how the AU-Peace and Security Council, the organ responsible for the maintenance of peace, security, conflict prevention and management, intervenes directly and responded to those conflict in the form of diplomacy, warnings, suspension, sanctions, peacekeeping and peace enforcement mission in Africa in comparison with Libya. It concludes with the effects and impact of the Libyan civil war with recommendations on the way forward.
Kata Kunci : Preventif Diplomasi, Pencegahan Konflik, intervensi dan resolusi, Gadhafi, Dewan Peralihan Nasional Pemberontak, Uni Afrika, Dewan Keamanan PBB, Liga Arab, Uni Eropa-Perancis, Inggris, Amerika Serikat, NATO, Zona larangan terbang, Kewajiban melindungi.