Laporkan Masalah

PROBLEMATIKA WILAYAH PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA-PAPUA NEW GUINEA

FRANS WILLEM KLEMENS IMBIRI, Ir. Leksono Probo Subanu, MURP.,Ph.D.

2012 | Tesis | S2 Magist.Prnc.Kota & Daerah

Permasalahan perbatasan masih belum mendapat perhatian yang cukup dari pemerintah. Hal ini tercermin dari kebijakan pembangunan yang kurang memperhatikan kawasan perbatasan dan lebih mengarah kepada wilayah-wilayah yang padat penduduk, aksesnya mudah, dan potensial, sedangkan kebijakan pembangunan bagi daerah-daerah terpencil, terisolir dan tertinggal seperti kawasan perbatasan masih belum diprioritaskan. Kawasan perbatsan RI-PNG distrik Muara tami memiliki potensi yang cukup besar dan belum dimanfaatkan secara optimal. Selain memang adanya keterbatasan baik fisik maupun sosial ekonomi di daerah ini, juga dikarenakan kurangnya perhatian pusat dan pemerintah daerah. Akibatnya antara lain seperti kesenjangan ekonomi, ketertinggalan pembangunan, dan keterisolasian kawasan khususnya kampung-kampung di distrik Muara Tami kota Jayapura Provinsi Papua yang berdekatatan atau yang berbatasan langsung dengan negara luar yaitu Papua New Guinea. Jika dibandingkan dengan kawasan perbatasan negara tetangga PNG, maka terlihat adanya ketimpangan ekonomi dimana di PNG pengembangan wilayah perbatasan di PNG belum sebaik di wilayah Papua. Selain itu wilayah perbatasan di PNG terkesan tertutup dibandingkan dengan Papua, sehingga akses ke PNG relatif terbatas. Karakteristik wilayah perbatasan Papua dengan PNG berbeda dengan wilayah perbatasan yang lain di Indonesia seperti Kalimantan Barat dengan Serawak atau Batam dengan Singapore.

Border issues still have not received sufficient attention from the government. This is reflected in the policy development of border areas which lack of attention and it is prioritized only to areas of dense population, easy access, and potential, while the development policy for remote areas, isolated and left behind such as the border area is still not prioritized. RI-PNG border area of Muara Tami district has a huge potential, and has not been developed optimally. In addition, there are both physical and social limitations of economics in the area due to lack of attention by central and local governments. The result are economic inequality, backwardness of development, and isolated areas, especially for villages in Muara Tami district which near of city of Jayapura in Papua province that directly adjacent to the foreign country of Papua New Guinea. Compared with neighboring PNG border area, it appears an economic imbalance that PNG border area development is not good in the territory of Papua. Besides that, the PNG border areas compared with Papua is impressed isolated that causing PNG access is relatively limited. Characteristics of Papuan border with PNG is different from other border regions in Indonesia such as West Kalimantan-Sarawak or Batam-Singapore.

Kata Kunci : Permasalahan, Wilayah, Perbatasan.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.