Laporkan Masalah

EVALUASI PERENCANAAN KEBUTUHAN OBAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

Eny Nurhikma, dr. Rustamaji, M.Kes

2012 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Rumah Sakit Umum Daerah Prambanan baru berdiri selama satu tahun lebih yang sebelumnya merupakan Puskesmas rawat inap. Pembangunan Rumah Sakit ini bertujuan untuk menjadi Rumah Sakit rujukan khususnya di wilayah kabupaten Sleman timur dan selatan. Perubahan alih fungsi dari Puskesmas menjadi Rumah Sakit mempengaruhi sistem pengelolaan perbekalan farmasi, khususnya dalam proses perencanaan obat yang harus disesuaikan dengan kebutuhan nyata di Rumah Sakit. Perencanaan obat di RSUD Prambanan masih menggunakan penggunaan obat tahun sebelumnya belum berdasarkan pada pedoman pengobatan yang ada di Rumah Sakit, di duga hal ini karena proses perencanaan yang belum maksimal. Pengamatan terhadap ketersediaan obat ditemukan kekosongan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Berdasarkan masalah yang terjadi maka perlu diadakan evaluasi perencanaan kebutuhan obat di RSUD Prambanan. Tujuan: Mengevaluasi perencanaan kebutuhan obat di RSUD Prambanan Yogyakarta pada tahun 2010-2011. Metode: Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif dan menggunakan data retrospektif pada tahun 2010-2011. Hasil: Perencanaan obat pada awal berdirinya (2009) RSUD Prambanan dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan pada tahun 2010 perencanaan obat dilakukan oleh instalasi farmasi dengan menggunakan metode konsumsi. Perencanaan obat belum berdasarkan formularium karena belum terbentuknya PFT, standar pengobatan juga belum dibuat dan kesesuaian obat berdasarkan DOEN sangat rendah, pada tahun 2010 sebesar 51,65% dan tahun 2011 sebesar 42,24%. Jumlah SDM yang di instalasi farmasi masih kurang dan belum pernah mengikuti diklat mengenai pengelolaan obat dan sistem informasi manajemen masih manual. Persentase stok obat kosong pada tahun 2010 sekitar 67,54% dan tahun 2011 sekitar 72,12%, menunjukkan tingginya angka kekosongan obat. Obat rusak/kadaluarsa pada tahun 2010 sekitar 19,21% dan tahun 2011 sekitar 6,67%. Kesimpulan: Perencanaan kebutuhan obat dipengaruhi struktur organisasi yang belum dibentuk sehingga belum jelas uraian tugas dari masing-masing petugas, kualitas SDM masih rendah, sistem informasi masih manual, penggunaan DOEN masih rendah, formularium belum dibentuk begitupula dengan pedoman pengobatan sehingga tidak bisa digunakan sebagai acuan. Masih adanya obat rusak/kadaluarsa dan obat kosong.

Background: The Prambanan Regional Public Hospital has been established for over a year which previously is an inpatients health center. Establishment of the hospital aimed to be a referral hospital in the eastern and southern Sleman districts. Changes over the function of the clinic to a hospital management system affects pharmaceuticals, especially in the planning process a drug must be tailored to real needs in the hospital. Planning Prambanan drugs in hospitals are still using the previous year drug use has not been based on existing treatment guidelines at the Hospital, in guessing this is because the planning process is not maximized. Observation of the availability of drugs found in drug emptiness Installation Hospital Pharmacy. Based on the problems that happen we need to hold the evaluation of drug demand planning in hospitals. Purpose: To evaluate the planning needs of the drug in Prambanan Hospital Yogyakarta in 2010-2011. Methods: The study was designed as a descriptive study using retrospective data on the years 2010-2011. Results: Planning the drug at its inception (2009) Prambanan hospitals conducted by the Department of Health and in 2010 planning the installation of pharmaceutical drugs by using the method of consumption. Drug plan formularies because it had not been based on the formation of PFT, the standard treatment has not made and the appropriateness of drugs based DOEN very low, in 2010 by 51.65% and 42.24% for the year 2011. The number of human resources is still lacking in pharmaceutical installations and have never followed training on drug management and management information system is still manual. The percentage of empty drug stocks in 2010 approximately 67.54% and in 2011 approximately 72.12%, showing high rates of drug emptiness. Drugs broken / expired in 2010, approximately 19.21% and approximately 6.67% in 2011. Conclusion: Drug needs planning was affected by the unestabilished organizational structure therefore, it caused an unlearned description of each officer’s duties, low quality of human resources, a manual information systems, the lower use of DOEN, formularies formed differently with treatment guidelines that can not be used as a reference. It also found damaged / expired drugs and empty drug.

Kata Kunci : Evaluasi, Perencanaan Kebutuhan Obat, Instalasi Farmasi.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.