Laporkan Masalah

JALUR KERETA API SEMARANG-SURAKARTA DAN PENGARUH SOSIAL EKONOMI DI KARESIDENAN SURAKARTA (1864-1930)

Waskito Widi Wardojo, SS., Prof. Dr. Suhartono,

2012 | Tesis | S2 Sejarah

Studi ini membahas jalur kereta api Semarang- Vorstenlanden dan perubahan sosial ekonomi masyarakat di Surakarta pada 1864-1930. Pertanyaan pokok studi ini adalah Permasalahan pokok dari studi ini adalah dalam hal apakah dan sejauhmanakah kondisi sosial ekonomi yang terjadi dalam masyarakat Surakarta dipengaruhi pembangunan jalur kereta api Semarang- Surakarta (Vorstenlanden)? Permasalahan tersebut dibahas melalui pengkajian yang mendalam terhadap proses berlangsungnya pembangunan infrastruktur kereta api berdasarkan sumber-sumber tertulis yang bisa dilacak. Dalam penelitian ini, sumber paling banyak berasal dari arsip, laporan tahunan, jurnal, serta majalah sezaman. Kesimpulan yang bisa diambil dari studi ini adalah pembangunan jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden merupakan proses panjang yang dilatarbelakangi kepentingan kolonial dalam mengeksploitasi tropical product. Pengangkutan komoditi ekspor dari pedalaman menuju pelabuhan semakin lancar sehingga menambah pundi-pundi kekayaan pemerintah kolonial. Kereta api telah berperan lebih dari sekadar mempercepat laju pengangkutan tropical product, namun juga telah mendorong munculnya perubahan sosial di masyarakat. Inilah yang membuat kereta api menjadi moda baru pengangkutan yang membawa nilai kemodernan. Pembangunan stasiun dan tempat pemberhentian kereta api berperan dalam pembukaan wilayah baru dari yang sebelumnya tertutup menjadi lebih terbuka. Hal ini berdampak kepada meningkatnya perekonomian kota serta mobilitas penduduk sebagai penumpang kereta api. Di sisi lain, peningkatan mobilitas penumpang kereta api memunculkan beragam budaya berkereta api atau spoor kultuur. Mulai dari pemahaman terhadap waktu (jam keberangkatan dan kedatangan kereta), pengenalan terhadap mata uang, sekaligus perlakuan negatif kolonial (dalam hal ini aparat kereta api) terhadap pribumi. Timbullah kriminalitas dan diskriminasi bagi pribumi sebagai penumpang kelas 3 dan 4.

This thesis discusses the railway route of Semarang- Solo and social change in Karesidenan Surakarta in 1864-1930. The central questions of this thesis are, how the social change was happened in the society of Karesidenan Surakarta as the result the built of train railway route Semarang- Surakarta (Vorstenlanden). The questions would be discussed throught the comprehensive study toward the process of the railway infrastructure development based on the related documents and manuscripts. The main source of data comes from archives, annual reports, journal and magazines. The conclusion of this research is that railway development of Semarang-Vorstenlanden route is along process which is backgrounded by colonial interest to exploit the tropical product. The distribution of export commodities from countryside to the sea port was faster due to the railway development. The colonial government was also richer and richer because of the railway existence. The train had played more role than just accelerated tropical product transportation, yet it also had supported the raise of social changing. This made the train became the new mode in the transportation which brings modernity value. The railway and the station had a significant role in exploring some new areas into reachable regions. It gave an impact in the increase of both economic condition of the urban people and the mobility of the citizen has created a ‘spoor kultuur’, which includes an understanding of the time, recognition of currency, and more importantly the discrimination from the colonial government to the indigenous citizen.

Kata Kunci : spoor kultuur, tropical product


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.