Laporkan Masalah

PERTUNJUKAN BĂJĂNG KOLÈ’ PAMEKASAN: Wayang Kulit Madura dalam Kajian Bentuk, Fungsi dan Makna

ACHMAD HAMZAH FANSURI BASAR, Prof. Dr. Soetarno, DEA.

2012 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Bâjâng kolè’ merupakan suatu bentuk kesenian wayang kulit di Madura, sebagai warisan nenek moyang bangsa dimana banyak mengandung ajaran moral, etika dan falsafah masyarakat pendukungnya. Pertumbuhan dan perkembangan bentuk pertunjukan wayang kulit di Jawa dalam satuan catatan sejarah pedalangan maupun pewayangan, ternyata tidak diiringi oleh tumbuh-kembangnya kesenian bâjâng kolè’ Pamekasan (Madura). Kesenian teater tradisional ini tidak banyak diketahui keberadaannya, sehingga perlu adanya upaya pendokumentasian demi pelestarian dan pengembangannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk, fungsi dan makna pertunjukan bâjâng kolè’ Pamekasan (Madura). Berdasarkan kualitas datanya, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan multidisiplin yang tersusun dengan beberapa teori dan konsep, di antaranya dramaturgi pedalangan, antropologi (fungsi seni pertunjukan), sosiologi (perubahan sosial) dan komunikasi (mazhab semiotik). Metode pengumpulan datanya terdiri dari studi pustaka (library research), observasi, wawancara dan pustaka audio visual. Penelusuran kesejarahan dan etnografi dalam penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang kesenian bâjâng kolè’ di Pamekasan (Madura). Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan bâjâng kolè’ tidak terpisahkan dengan kesenian topèng dhâlâng di Madura. Konsep estetika pertunjukan bâjâng kolè’ Pamekasan (Madura) tidak mengacu pada tradisi pedalangan keraton sehingga berbeda dengan wayang kulit di Jawa. Kesenian bâjâng kolè’ memiliki fungsi dan makna sosial dalam konteks kehidupan masyarakat. Fungsi-fungsi tersebut meliputi fungsi ritual, hiburan pribadi dan komunikasi sosial, presentasi dan aktivitas estetis (kesinambungan kebudayaan), sarana pendidikan, aktivitas ekonomi. Pemaknaannya dapat dicermati pada unsurunsur estetis dan ditentukan oleh konteks kegiatannya. Bentuk estetis yang dinilai rumit, fungsi dan makna yang kurang menyentuh sendi-sendi kehidupan sosial masyarakat, pandangan ideologis, kemajuan teknologi, serta kurangnya peran serta stake holder membuat kesenian ini kurang berkembang.

Bâjâng kolè’ is a type of traditional shadow theatre in Madura, as a national heritage that contains many moral attitude, ethics and philosophy of its supporters. The growth and development of Javanese shadow theatre type in the history of puppetry and also traditional shadow theatre itself is not accompanied by the growth of Pamekasan’s (Madura) bâjâng kolè’ traditional art. Traditional art theater existence is not widely known, so it needs to be documented for its preservation and development. This study aims to determine the form, function and meaning of the Pamekasan’s (Madura) bâjâng kolè’ performance. Based on the quality of its data, this study is a qualitative research with a multidisciplinary approach that is arranged by several theories and concepts, including puppetry dramaturgy, anthropology (the function of art performing), sociology (social change) and communication (school of semiotics). Its aggregation data method consists of library research, observation, interviews and audio visual library. The historical and ethnographic tracking in this study is conducted to get a comprehensive description about bâjâng kolè’ at Pamekasan (Madura). The analysis result in this study indicates that the bâjâng kolè’ developments can not be separated with topèng dhâlâng in Madura. Aesthetic concept of the show Pamekasan’s (Madura) bâjâng kolè' is not refers to the tradition of classic puppetry so it is different from traditional shadow theatre in Java. Bâjâng kolè’ has social functions and meanings in the context of community life. Those functions include ritual functions, personal entertainment and social communication, presentation and aesthetic activities (cultural sustainability), education mediums, economic activities. The meaning can be observed on the aesthetic elements and determined by its activities context. Complex valued aesthetic form, function and meaning are not touching the joints of the social life of society, ideological views, technology progression, and also the lack of participation of stakeholders, make this art is less developed.

Kata Kunci : bajang kole’ Pamekasan, wayang kulit Madura


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.