KARAKTERISTIK DINAMIK PELAT LANTAI SEMI PRECAST DENGAN PERKUATAN SHEAR CONNECTOR

TRIAS WIDORINI, Dr. Ir. Bambang Supriyadi CES, DEA,

2012 | Tesis | S2 Teknik Sipil

Pelat lantai bangunan bertingkat sederhana biasanya dikerjakan dengan sistem monolit yang memerlukan bekisting dan juga perancah. Salah satu cara yang diperkenalkan kepada masyarakat adalah menggunakan sistem semi pracetak. Dalam sistem ini struktur dibagi menjadi panel-panel kecil agar memungkinkan untuk dikerjakan tanpa bantuan alat berat. Pelat lantai dapat berkurang kekuatannya atau kekakuannya jika pada pelat tersebut terjadi keretakan atau kerusakan yang diakibatkan oleh beban yang bekerja pada pelat tersebut. Beban hidup selalu bergerak dan berulang yang diterima pelat lantai berpengaruh pada lekatan antara panel-panel dengan beton cast in situ, maka perlu mengetahui perilaku dinamik pada konstruksi pelat semi pracetak dengan perkuatan shear connector yang mana diperlukan pengujian dinamik. Pada penelitian ini dilakukan pengujian dinamik menggunakan mesin penggetar yang diletakkan di tengah bentang. Pengujian dilakukan terhadap 4 buah benda uji berupa panel pelat lantai, yang terdiri dari 2 buah pelat monolit dan 2 buah pelat komposit (semi pracetak), dengan ukuran panjang 3000 mm, dan tinggi yang sama yaitu 120 mm serta dengan lebar masing-masing 200 mm (Pelat Monolit 200 dan Pelat Komposit 200) dan 400 mm (Pelat Monolit 400 dan Pelat Komposit 400). Benda uji ini ditumpu pada balok berukuran lebar 200 mm, tinggi 420 mm dan panjang sesuai dengan lebar panel. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Pelat Monolit 200 (pelat cast in situ) dan pelat Komposit 200 (pelat semi precast) memiliki frekuensi alami yang sama yaitu 16,17 Hz. Adapun pada pelat Monolit 400 (pelat cast in situ) memiliki frekuensi alami 16,94 Hz dan pelat komposit 400 (pelat semi precast) memiliki frekuensi alami 15,87 Hz, penurunan frekuensi alami sebesar 6,32%. Pelat komposit mengalami penurunan frekuensi alami 1,86% dengan bertambahnya panel sedangkan pada pelat monolit naik 4,76%. Frekuensi alami sistem struktur baik pelat monolit maupun pelat pecast yang yang rusak mempunyai frekuensi alami yang lebih kecil. Hasil eksperimen mode displacement menunjukkan hasil bahwa pelat yang ada kerusakan mempunyai displacement lebih besar. Curvature mode cukup dapat menunjukkan indentifikasi adanya kerusakan. Pola retak yang terjadi untuk pelat monolit maupun pelat precast dimulai di daerah tengah bentang dan pada beban maksimum pola retak saat runtuh mengalami kegagalan lentur.

A storey building floor is usually made of a simple monolith system which needs concrete formwork. One of alternative method is introduced to the public is using the semi-precast system. In this system structure is divided into smaller panels to make it possible to do without heavy equipment. Floor plate can be reduced strength or rigid if the plate cracks or damage caused by the load acting on the plate. The live load is always moving and recuring, it receives over the floor plate having an affect on coherence between the panels with concrete cast in situ, it is necessary to know the dynamic behavior of the semi-precast slab construction with shear connector, that is needed dynamic testing. In this study the dynamic testing using a vibrator machine that is put in the midspan. This test consists of 4 pieces of the specimen plate panel, which consists of 2 monolith plates and 2 composite plate (semi precast), with a length of 3000 mm, and the same height is 120 mm and a width of each 200 mm (Monolith Plate 200 and Composite Plate 200) and 400 mm (Monolith Plate 400 and Composite Plate 400). The specimen is supported on a beam width of 200 mm, height 420 mm and length according to the width of the panel. The results showed that monolith plate 200 (cast in situ plate) and composite plates 200 (semi-precast slab) had the same natural frequency is 16.17 Hz, the difference is 0% . While the monolith plate 400 (cast in situ plate) had a natural frequency of 16.94 Hz and the composite plate 400 (semi-precast plate) had a natural frequency of 15.87 Hz, there is a decrease in natural frequency of 6.32% . Composite plate natural frequency decreased 1.86% with increasing the pane, while the monolith plate increase 4.76%. The natural frequency of the system structure damaged had a smaller natural frequency. The displacement mode experimental results showed that plate damage had a larger displacement. Curvature mode identification sufficient to show the damage. For the monolith plate and the precast plate cracks pattern began in the mid-span and the maximum load at failure crack pattern of flexural failure.

Kata Kunci : panel semi pracetak, shear connector, beban dinamik, frekuensi alami.