PERFORMAN HASIL PERSILANGAN ANTARA KAMBING BOER DAN KACANG SEBAGAI DASAR PEMBENTUKAN KAMBING KOMPOSIT

Simon Elieser, Ir.,M.Si., Prof. Dr. Sumadi, M.S.

2012 | Disertasi | S3 Ilmu Peternakan

Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi performan hasil persilangan antara kambing Boer dan Kacang telah dilaksanakan dalam 3 tahapan selama 2 tahun di Loka Penelitian Kambing Potong Sungei Putih dengan menggunakan materi kambing yang ada pada institusi tersebut. Parameter yang diamati adalah : kinerja produksi dan reproduksi induk, kinerja prooduksi anak, parameter genetik, karekteristik komponen karkas dan tingkat ketahan terhadap infeksi cacing Haemonchus contortus. Data dianalisis secara statistik dengan General linier model, laju reproduksi dan produktivitas induk diestimasi dengan menggunakan perhitungan menurut metoda Amir dan Knipscheer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Laju reproduksi induk pada kambing Boerka (1,71) relatif sama dibandingkan dengan kambing Kacang (1,74). Produktivitas induk kambing Boerka (22,98) lebih besar dibandingkan dengan kambing Kacang (18,03). Bobot badan hasil persilangan lebih tinggi dibandingkan dengan kambing Kacang. Nilai heritabilitas, korelasi genetik kambing Kacang dan Boer termasuk kategori sedang sampai tinggi. Nilai repitabilitas kambing Kacang, Boerka dan Boer juga termasuk kategori sedang sampai tinggi. Pada umur pemotongan 1 tahun persentase daging semakin rendah dengan semakin meningkatnya komposisi darah kambing Boer sebaliknya persentase lemak dan tulang semakin meningkat. Persilangan dengan kambing Boer meningkatkan tingkat resistensi kambing terhadap infeksi cacing Haemonchus contortus. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kambing hasil persilangan meningkat dibandingkan dengan kambing Kacang. Produktivitas kambing persilangan paling tinggi dijumpai pada kambing back cross Boer (BC Boer = 75% Boer : 25% kacang) dan paling baik digunakan sebagai bahan dasar pembentukan kambing Komposit.

This study aimed to evaluate 3T the3T 3T performance3T 3T of3T 3T a cross between Boer3T and Kacang 3T goat3T was carried out for 2 years at Research Institute for Goat Production, Sungei Putih. The materials used were goats owned by the institute. The parameters observed were : 0T rate of re0T production and productivity of the dam, kids productivity, genetic parameters, karkas quality and resistance in goats infected with Haemonchus contortus.0T The rate of re0T production and productivity of the dam were estimated using Amir and Knipscheer methods and were statistically analyzed using General linear model.0T 0T The results showed that the Dam reproduction rate of Boerka goats (1.71) was not much different to Kacang (1.74), while productivity of Boerka goat (22.98) was higher than that of Kacang (18.03). The body weight of crosses increased with increasing blood composition of Boer goats in the off spring. Heterosis coefficient indicates a negative value in all phases of life and the breed goats. Value of heritability, genetic coorelations Kacang goats and Boer belong to the category of moderate to high. Value repitabilitas Kacang goats, Boerka and Boer also includes the category of moderate to high. At the age of 1 year of the cuts, the percentage of meat were lower with the blood composition of the Boer goat by increasing but fat and bone percentage conversely increased. Crosses with Boer goats increased levels of resistance to infection worm Haemonchus contortus. Based on the description can be drawn a conclusion that the productivity of goats hybrid increased compared with the offspring of a Kacang goat. Increased Productivity highest found in the offspring of Boer goats with Boerka (BC Boer = 75% Boer: 25% Kacang) is best used for formation composite goat.

Kata Kunci : kambing Boer, kambing Kacang, persilangan, produktivitas