KAJIAN TEKNIS PENGENDALIAN BANJIR KOTA SOLO SECARA TERPADU STUDI KASUS KAWASAN PINTU AIR DEMANGAN
Ali Trusharyanto, Dr. Ir. Rachmad Jayadi, M. Eng.,
2012 | Tesis | S2 Mag.Pengl.Bencana AlamKota Surakarta, atau yang lebih dikenal sebagai Kota Solo merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang dilewati oleh aliran Sungai Bengawan Solo. Curah hujan yang cukup tinggi di hulu Sungai Bengawan Solo mengakibatkan kenaikan pada tinggi muka air Sungai Bengawan Solo di hilir sungai. Kota Solo, meskipun masih di bagian hulu, sering menerima dampak akibat kenaikan muka air di Sungai Bengawan Solo karena kenaikan muka air di sungai dapat lebih tinggi dari elevasi di saluran drainase sehingga dapat mengakibatkan aliran backwater. Untuk mengatasinya, sejak jaman penjajahan Hindia Belanda telah dibangun tanggul dan pintu air. Salah satunya adalah Pintu Air Demangan yang membatasi aliran Sungai Bengawan Solo dengan aliran Kali Pepe Hilir yang dilengkapi dengan pompa berkapasitas total 12,3 m3/s. Namun genangan yang terjadi di Kota Solo tidak hanya terjadi karena backwater dari Sungai Bengawan Solo, namun dapat juga terjadi karena hujan setempat di daerah tangkapan air (DTA) di Kota Solo yang tidak dapat dialirkan secara gravitasional dari saluran drainase ke sungai utama akibat ditutupnya pintu air. Untuk itu diperlukan kajian yang terpadu yang menggabungkan aspek hidrologi dan hidraulika, serta aspek aliran di Sungai Bengawan Solo dengan aliran di Kali Pepe Hilir yang dibatasi oleh Pintu Air Demangan. Dengan demikian pelaksanaan pengendalian banjir di Kota Solo dapat lebih efektif daripada sebelumnya. Kajian teknis pengendalian banjir di Kota Solo dilakukan dengan menggabungkan aspek hidrologi dan hidraulika. Aspek hidrologi yang ditinjau adalah hidrograf limpasan di DTA Kota Solo yang mengalir ke Kali Pepe Hilir, sedangkan aspek hidraulika melakukan penelusuran aliran pada alur Kali Pepe Hilir yang dipengaruhi oleh aliran di Sungai Bengawan Solo. Kajian keduanya disimulasikan dan dikaji kembali menggunakan perangkat lunak HEC-RAS versi 4.1.0. Simulasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran kejadian di alur Kali Pepe akibat hujan kala ulang 10 tahun dengan dan tanpa pengaruh tinggi muka air (TMA) di Sungai Bengawan Solo. Gambaran kejadian yang dimaksud diantaranya adalah hidrograf limpasan, kinerja alur, pintu air, sistem pompa dan tanggul di Kali Pepe Hilir. Simulasi hujan kala ulang 10 tahun di Kota Solo dan kondisi Sungai Bengawan Solo dengan muka air rata-rata tahunan menunjukkan bahwa HLL dapat dilewatkan melalui Pintu Air Demangan tanpa terjadi limpasan. Simulasi hujan 10 tahunan dengan kondisi TMA banjir kala ulang 10 tahun Sungai Bengawan Solo menunjukkan terjadinya limpasan di hampir sepanjang Kali Pepe Hilir. Simulasi dengan mempelajari kebutuhan pompa didapatkan kebutuhan total pompa sebesar 168,3 m3/s untuk dapat melewatkan kejadian hujan kala ulang 10 tahun di DTA Kota Solo. Simulasi dengan menggabungkan kebutuhan pompa yang diimbangi dengan penambahan tinggi tanggul pada elevasi +87,63 m didapat kebutuhan total pompa sebesar 120,3 m3/s, sedangkan Simulasi dengan mengoperasikan pompa lebih awal didapat kebutuhan pompa yang lebih sedikit yaitu sebesar 132,3 m3/s.
City of Surakarta, known as Solo City is one of many cities in Central Java Province passed by the flow of Bengawan Solo river. The heavy rain in upstream area of Bengawan Solo increased high water level in the downstream. Solo City, eventhough located in upstream part of Bengawan Solo, also suffered from the increase of Bengawan Solo water level. The water level in the main river could be higher than water level in drainage system causing backwater flows into the drainage and lands. Since Colonization era, the government have built embankments and floodgates to avoid backwater flow and inundation. One of them was Floodgate Demangan, separating Bengawan Solo river􀂶s flow and Pepe river􀂶s flow. It was equipped with total 12,3 m3/s drainage pump. Yet, the inundation was not only caused by the backwater comes from Bengawan Solo river, the rain in the Solo􀂶s catchment area cannot be drained gravitationaly to the main river since the floodgate was closed. Therefor, a comperehensive study combining hidrological aspect and hidraulitical aspect is needed. Finally, flood control and flood proofing in Solo area can be more effective than before. This study is collaborating hydrological aspect and hydraulitical aspect. Hydrological aspect studies overflow hydrograph flowing from catchment area in Solo City to Pepe Downstream river. While hydraulitical aspect investigates hydraulic parameter in Pepe Downstream river􀂶s stream which is influenced by Bengawan Solo river􀂶s stream. Both studies will be simulated using software HEC-RAS version 4.1.0. The simulations describe the consequences of with and without water level hydrograph of Bengawan Solo river. The simulations are combining studies of drainage stream, floodgate, pump system and embankment in Pepe Downstream river. Simulation of 10 years return periode precipitation in Solo City catchment area and average annual water level in Bengawan Solo river, informs that the flow in Pepe Downstream river can be passed through Floodgate Demangan, and the highest water level is still below the embankment. Simulation of 10 years return periode precipitation, Bengawan Solo river􀂶s water level hydrograf in 10 years return periode and operating Floodgate Demangan and its existing pump, informs that overflow occurs in all embankment long of Pepe Downstream river. Simulation of the need of proper amount of total pump, obtain the total amount of pump as much as 168,3 m3/s to pass through the 10 years return periode precipitation. Simulation of combination the need of pump and raising embankment reaching elevation +87,63 m, obtain the total amount of pump lesser with 120,3 m3/s, meanwhile simulation of operating the pump group earlier than before obtain the total amount of 132,3 m3/s.
Kata Kunci : Banjir, pintu air, Kota Solo