HUBUNGAN ANTARA PERUBAHAN SUDUT INTERINSISAL DAN RASIO TINGGI WAJAH ANTERIOR ATAS DAN BAWAH

Indra Sari, Prof. Dr. drg. Pinandi Sri Pudyani, SU., SP.Ort (K)

2012 | Tesis | S2 Ortodonsia

Perawatan maloklusi klas II divisi 1 dengan teknik Begg dapat mempengaruhi sudut interinsisal, tinggi wajah anterior bawah (TWAB) serta rasio tinggi wajah anterior atas dan bawah (TWAA/TWAB). Perubahan sudut interinsisal disebabkan oleh gaya horizontal elastik intermaksila klas II, sedangkan perubahan TWAA/TWAB disebabkan oleh bertambahnya TWAB akibat ekstrusi molar mandibula karena gaya vertikal elastik intermaksila klas II. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara sudut interinsisal dan TWAB serta TWAA/TWAB pada maloklusi klas II divisi 1 pada perawatan teknik Begg. Penelitian dilakukan pada sefalogram lateral yang diperoleh dari 15 subjek dengan maloklusi klas II divisi 1, berusia diatas 20 tahun, dan menjalani perawatan ortodontik teknik Begg dengan pencabutan empat premolar pertama. Masing-masing sefalogram dilakukan pengukuran sudut interinsisal, TWAA (diukur dari Nasion ke Spina Nasalis Anterior) dan TWAB (diukur dari Spina Nasalis Anterior ke Menton) sebelum dan sesudah perawatan. Perubahan pada sudut interinsisal, TWAB (ANS-M) serta TWAA/TWAB (N-ANS/ANS-M) setelah perawatan dianalisis dengan uji korelasi product moment Pearson dan analisis regresi. Sudut interinsisal setelah perawatan bertambah (24,37° ± 11,00°), TWAB bertambah (2,61±2,48), sedangkan TWAA/TWAB berkurang (-0.028 ± 0.029). Uji korelasi product moment Pearson antara sudut interinsisal dengan TWAB serta TWAA/TWAB mempunyai nilai p>0,05. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sudut interinsisal dengan TWAB dan TWAA/TWAB pada maloklusi klas II divisi 1 sesudah perawatan ortodontik dengan alat cekat teknik Begg.

Class II division 1 malocclusion treatment using Begg technique could influence interincisal angle, lower anterior face height (LAFH) and the ratio of upper and lower anterior face height (UAFH/LAFH). Changes in interincisal angle caused by horizontal force of class II intermaxillary elastic, while changes in the UAFH/LAFH mainly caused by increased of LAFH which affect by extrution of mandibular molar result from vertical force of class II intermaxillary elastic. The purpose of this research is to determine the correlation between interincisal angle, LAFH and UAFH/LAFH in class II division 1 malocclusion treated with Begg technique. This research was evaluated lateral cephalograms which obtained from 15 subjects above 20 years old, class II division 1 malocclusion, had orthodontic treatment using Begg technique with four first premolar extraction. Interincisal angle, UAFH (measured from Nasion/N to Anterior Nasal Spine/ANS) and LAFH (measured from Anterior Nasal Spine/ANS to Menton/M) before and after treatment was measured. The changing of interincisal angle, LAFH and UAFH/LAFH then analized using Product moment Pearson correlation analysis and Regression analysis. At the end of the treatment, there was an increase of interincisal angle (24,37°±11,00°) and LAFH (2,61±2,48) while there was a decreased of UAFH/LAFH (-0.028 ± 0.029). Product moment Pearson correlation analysis between interincisal angle, LAFH and UAFH/LAFH had p>0.05. The conclusion of this research was no correlation between interincisal angle, LAFH and UAFH/LAFH in class II division 1 malocclusion treated with Begg technique.

Kata Kunci : maloklusi klas II divisi 1, sudut interinsisal, tinggi wajah anterior bawah (TWAB), rasio tinggi wajah anterior atas dan bawah (TWAA/TWAB), perawatan ortodontik teknik Begg.