PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI BATU APUNG UNTUK PEMBUATAN BATU HIAS BANGUNAN

ARIFIN HARGIANTO, Prof. Ir. Iman Satyarno, ME.,Ph.D,

2012 | Tesis | S2 Mag.Sistem Teknik

Aktifitas penambangan dan pengolahan batu apung telah menimbulkan timbunan limbah yang berakibat pada kesuburan tanah. Limbah dari industri pengolahan batu apung ini dimanfaatkan dan diciptakan suatu inovasi untuk peningkatan nilai tambah dari limbah tersebut maka akan didapat keuntungan lebih. Salah satu alternatif pemanfaatan yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan limbah tersebut menjadi bahan pembuatan batu hias bangunan. Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah limbah industri pengolahan batu apung yang berasal dari Lombok, dengan dengan diameter kurang dari 2 cm. Pembuatan agregat halus limbah batu apung dilakukan dengan penghancuran menggunakan mesin penghancur (crusher). Variasi komposisi campuran mortar yang dilakukan yaitu antara semen portland putih, bubuk limbah batu apung sebagai agregat halus dan air. Variasi komposisi campuran adalah perbandingan antara semen portland putih (pc) dan agregat halus limbah batu apung (Ag.h) dengan perbandingan sebagai berikut 1Pc : 2Ag.h, 1Pc : 4Ag.h, 1Pc : 6Ag.h, 1Pc : 8Ag.h dan 1Pc : 10Ag.h. Pengujian dilakukan untuk mengetahui karakteristik agregat halus buatan dari limbah batu apung, sedangkan pengujian terhadap mortar meliputi kuat tekan, kuat lentur, berat jenis dan serapan air. Hasil penelitian menunjukan bahwa agregat halus buatan dari limbah industri batu apung mempunyai karakteristik sebagai berikut : modulus halus butir (MHB) 2.61, berat jenis 1.67, penyerapan air 23.08% , kadar lumpur 26.10 % dan berat satuan gembur sebesar 0,537 gr/cm3. Pada pengujian mortar variasi campuran sangat berpengaruh terhadap kuat tekan, kuat lentur, berat jenis dan serapan air. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa pada variasi campuran 1 pc : 2 Ag.h memiliki karakteristik yang paling mendekati batu alam paras yaitu berat jenis 1.262, kuat tekan 11.813 MPa, kuat lentur 0.344 MPa dan nilai serapan air 19.93%. Variasi campuran 1 pc : 2 Ag.h juga telah dilakukan uji pemahatan pada pembuatan batu hias bangunan dan hasilnya dapat mendekati batu alam paras.

Mining and processing activities have caused pumice deposits of waste. Waste from industrial processing of pumice is used as an innovation to increase the value of the waste and then profits will be obtained. One of the examples is making them as decorative stones. Raw materials used in this study are industrial waste pumice from Lombok, with the size less than 2 cm. The machine used as a fine aggregate pumice waste destruction is a crusher. Variations of the composition of the mixed mortar are made from white cement, powdered pumice waste as fine aggregate, and water. Variation is the comparison between the composition of the mixture of white portland cement (pc) and fine aggregate from pumice waste (Ag.h) with comparisons 1Pc: 2Ag.h, 1Pc: 4Ag.h, 1Pc: 6Ag.h, 1Pc: 8Ag.h and 1Pc: 10Ag.h. Tests are conducted to determine the characteristics of fine aggregate made from pumice waste, while the mortar test includes compressive strength, flexural strength, specific gravity and water absorption. The results show that the fine aggregate made from pumice industrial waste materials has the following characteristics : modulus of fine grains is 2.61, specific gravity is 1.67, absorption of water is 23.08%, mud content is 26.10%, and weight lose unit is 0.537 gr/cm3. On the mortar test, mixed variations affect the compressive strength, flexural strength, specific gravity and water absorption. The test results find that the variation of a mixture of 1 pc: 2 Ag.h has characteristics of natural stone that is the closest to the gravity of 262 gr/cm and with 3,11 813 MPa in compressive strength, 0344 MPa in flexural strength, and 19.93% in water absorption value. Variation of a mixture of 1 pc: 2 Ag.h as also been tested in the manufacture of decorative stones and the results can have the similar look with the natural stone.

Kata Kunci : Batu hias bangunan, limbah indsutri batu apung, mortar