PERILAKU LENTUR PELAT LANTAI SEMI-PRECAST MENGGUNAKAN SHEAR CONNECTOR PADA DAERAH LAPANGAN (TINJAUAN SAMPAI DENGAN 3 PANEL)

feny gema pertiwi, Ir. Suprapto Siswosukarto, Ph.D,

2012 | Tesis | S2 Teknik Sipil

Pelat lantai pada bangunan bertingkat untuk rumah tinggal biasanya dibuat dengan menggunakan metode cast-in situ dengan menggunakan perancah dan bekisting. Salah satu alternatif yang sedang diperkenalkan kepada masyarakat untuk mengurangi penggunaan material bekisting dan perancah adalah dengan menggunakan sistem semi precast (berupa panel-panel pelat) yang digabungkan dengan cast in situ dikenal dengan sistem komposit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pelat lantai komposit semi precast dengan menggunakan shear connector pada bidang pertemuan (interface) pada daerah lapangan. Pengujian ini dilakukan terhadap 2 kelompok pelat lantai dengan skala 1:1. Tiap kelompok terdiri dari 3 benda uji. Kelompok pertama pelat dibuat secara monolit berlaku sebagai benda uji kontrol. Kelompok kedua terbuat dari dua bagian yaitu pelat precast yang di atasnya dicor beton cast in situ. Masing-masing benda uji dibebani beban statik terpusat berulang, yang dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama benda uji diberi beban berulang secara bertahap sampai mencapai 30 % dari beban ultimit (failure) sebanyak 20 kali (siklus). Tahap kedua benda uji dibebani mulai dari nol naik secara bertahap sampai mencapai ultimit/runtuh. Hasil pengujian menunjukkan perbandingan hasil pengujian Pelat Monolit dan Pelat komposit pada saat first crack dan ultimit. Bertambahnya panel pelat juga berbanding lurus dengan daya dukung pelat baik pada saat first crack maupun ultimit. Kenaikan yang cukup signifikan terjadi pada pelat komposit dimana kenaikan daya dukung dari PK 200 menjadi PK 400 yaitu, dari 125,25 % menjadi 147,53 % saat first crack dan dari 122,46 % menjadi 235,63 % saat ultimit. Begitu juga PK 400 menjadi PK 600 yaitu, dari 147,53 % menjadi 449,58 % saat first crack dan dari 235,63 % menjadi 345,85 % saat ultimit. Retak yang terjadi pada semua benda uji pelat dikategorikan sebagai retak lentur dan jenis keruntuhan yang terjadi adalah keruntuhan lentur.

Floor in storey houses is generally made by cast-in situ method using the scaffolding and bekisting. in order to reduce the use of scaffolding and bekisting material, one of the alternatives introduced to the people is the semi precast system (in the form of plate panels) combined with cast in situ system known as the composite system. The objective of this research is to identify the characteristics of semi precast composite floor using the shear connector at the interface in the field area. This research was carried out for two groups of floor plate in 1:1 scale. Each group consisted of three specimens. The first group was made in monolit and acted as the controlling specimen. The second was made in two parts: precast plate with cast in situ concrete casted on above. Each specimens were given with repeated center static load and the experiment was carried out in two steps. In the first step, the specimen was given with repeated load up to reach 30 % of the ultimate load (failure) in 20 times (cycles). In the second step, the specimen was given with load started from zero up to reach the ultimate/collapse Results of the experiment showed the comparison of PM and PK when the first crack and ultimate. The increase of plate panels was also proportional to the carrying capacity of the plate both when the first crack and ultimate. A quite significant increase ocurred in composite plate where the increase carrying capacity of PK 200 to PM 400 was from 125,25 % to 147,53 % when the first crack and from 122,46 % to 235,63 % when ultimate. The same was also occurred in PK 400 to PK 600, which was from 147,53 % to 449,58 % when the first crack and from 235,63 % to 345,85 % when ultimate The crack occurred in all plate specimens and categorized as flexural crack and the type of the collapse was flexural collapse .

Kata Kunci : Pelat komposit, panel precast, cast in situ, shear connector