Laporkan Masalah

BENTUK DAN MAKNA SPASIAL KONSEP CATUS PATHA DI KOTA DENPASAR Kasus : Kawasan Ruang Terbuka Puputan Badung dan Luminta

I NYOMAN HARRY JULIARTHANA, Ir. Slamet Sudibyo,MT

2012 | Tesis | S2 Desain Kawasan Binaan

Catuspatha merupakan kearifan lokal yang sedang menghadapi era globalisasi, era yang harus dihadapi kota Denpasar sebagai bagian dari pulau Bali, dimana pulau Bali merupakan daerah tujuan wisata dunia. Catus Patha adalah konsep tradisional tentang perempatan jalan yang digunakan sebagai pusat pertumbuhan kota dengan elemen Puri (Istana), Wantilan (Ruang Terbuka Publik), Alun-alun (Ruang Terbuka Hijau) dan Peken (Pasar). Transformasi masyarakat Bali adalah masyarakat rural menuju urban, kerajaan menuju republik atau lokal menuju masyarakat global. Seiring dengan itu catus patha sebagai kearifan local mempertahankan bentuk dan makna spasialnya. Penelitian ini merupakan reaksi terhadap globalisasi dalam desain kawasan binaan melalui ketertarikan lokal yaitu konsep catus Patha dengan Pempatan Agung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan bentuk dan makna keruangan yang terjadi di pempatan agung dengan konsep catus patha. Setelah bentuk dan makna spasial telah ditemukan selanjutnya adalah penerapan bentuk dan makna spasial tersebut sebagai arahan desain. Hasil dari penelitian ini menunjukan bentuk dan makna spasial konsep catus patha mumpunyai sifat statis dan dinamis. Dinyatakan statis karena ada beberapa elemen, tipe maupun nilai yang bertahan terhadap tuntutan global dan dinyatakan dinamis karena konsep catus patha mengakomodasi tuntutan dan perubahan global.

Catuspatha was the local wisdom that must face with the globalization era, this era must be faced by the city of Denpasar as part of the island of Bali, and we knew the island of Bali is a tourist destination in the world. Catus Patha is the balinese traditional concept that talk about main crossroads is used as a downtown with some urban element is like : Puri (Palace), Wantilan (Public Open Space), Square (Green Open Space) and Peken (Markets) The transformation of rural society to urban society, the kingdom to republic or local to the global community. In the same time, Catus Patha as local wisdom maintain the spatial forms and spatial meanings. This study is a reaction to globalization in the urban design by local interest, by the concept of Catus Patha with Main Crossroads. The aim of the research is to reveal the spatial form and meaning in the main crossroads (Pempatan Agung) with the concept of Catus Patha. After the spatial form and meaning have been found, next is the application of spatial form and meaning as design guideline in some case. The research shows that the spatial form and meaning of Catus Patha concepts has static and dynamic characteristic. Declared static because there are some elements, types and values to withstand the demands of globalizations and declared dynamic because Catus Patha concept accommodate the demands and global change too.

Kata Kunci : bentuk, makna, spasial, catuspatha


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.