Laporkan Masalah

Analisis Wacana Kritis Film Minggu Pagi di Victoria Park

SUJADMI, Prof.Dr.Sunyoto Usman,

2012 | Tesis | S2 Sosiologi

Wacana kekerasan yang dialami oleh tenaga kerja wanita Indonesia yang bekerja sebagai penata laksana rumah tangga di luar negeri semakin marak dalam berbagai media. Kajian ini didasari untuk mencari makna yang terkandung dalam sebuah film sebagai salah satu media dalam upaya mengonstruksi wacana Pahlawan Devisa dan peran pemerintah terhadap TKW. Analisis dilakukan pada sebuah film Minggu Pagi di Victoria Park karya Lola Amaria yang dirilis di bioskop nasional pada Juni 2010. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode Critical Discourse Analisys yang bersifat kualitatif yang dikembangkan Norman Fairclough. Analisis meliputi pada tataran teks, praktik diskursif dan praktik sosiokultur. Kajian ini mengambil beberapa respon atau tanggapan penonton yang diambil secara random dari beberapa media. Hasil kajian menunjukkan bahwa film Minggu Pagi di Victoria Park banyak mengangkat sisi positif kehidupan TKW yang jauh akan kondisi penyiksaan dan hukum pancung. Mencoba mengambil sisi lain TKW, pihak filmmaker mencoba untuk tidak menghakimi salah satu pihak. Seolah tidak ingin menyalahkan baik pemerintah maupun aktor TKW, film ini justru mengukuhkan gelar kepahlawanan yang menjadi kontraversi dikalangan masyarakat. Perekonomian keluarga menjadi wacana yang paling banyak berpengaruh terhadap keinginan bermigrasi ke luar negeri. Peluang kerja dan gaji tinggi menjadi wacana untuk melanggengkan keberadaan Pahlawan Devisa bagi negara dari hasil remitansi. Film sebagai media melalui ideology yang dimilikinya tidaklah bersifat independen, terlebih film sebagai media yang menjadikan masyarakat sebagai komoditas. Film ini mencoba menarik perhatian penontonnya dengan menggunakan peluang kisah buruh migran sebagai TKW di Hongkong. Reaksi positif diperoleh ditengah-tengah maraknya film horor yang berbalut dengan mengkomersilkan seksualitas perempuan. Satu hal yang menyamakan film ini dengan karya-karya film lainnya adalah sama-sama menggunakan perempuan sebagai obyeknya dan yang membedakan adalah film ini lebih menekankan sisi kepahlawanan perempuan bukan segi seksualitasnya. Pada akhirnya penelitian ini menemukan bahwa negara, media dan keluarga merupakan tiga elemen aktor yang sangat berpengaruh dalam upaya penciptaan dan pemeliharaan akan wacana Pahlawan bagi perempuan yang menjadi TKW. Terdapat sebuah hegemoni dan dominasi media yang terus membunyikan adanya dominasi negara dan keluarga terhadap TKW . Relasi kekuasaan berperan dalam penciptaan ruang menjadi TKW yang dilakukan oleh negara. Keterlibatan peran negara terwujud dalam bentuk institusi dan kebijakan-kebijakan yang diciptakan guna melanggengkan wacana Pahlawan Devisa yang sekaligus merupakan bentuk komodifikasi dari wacana tersebut dan besarnya dominasi media dalam membentuk serta meyebarkan sebuah wacana hingga bisa diterima masyarakat.

The topic of violence against Indonesian Women Migrant’s Worker (Tenaga Kerja Indonesia/ TKI) who worked as households-helper has been unsolving issue commonly. The purpose of this study is to find the meaning in the movie as a tool for constructing the discource of ‘Pahlawan Devisa’ and the goverment’s responsibility as well. This study based on the movie of Sunday Morning in Victoria Park (Minggu Pagi di Victoria Park) which is directed by Lola Amaria and released in June 2010. This study uses qualitative critical discourse analysis by Norman Fairclough. The analysis cover text, practical discursive and socio-culture. Continously, this study involve some audience’s responses from any mass-media randomly. The results of this study illustrates that the movie of Sunday Morning in Victoria Park just narrates positive stories about the Indonesian Women Migrant’s Worker. It movie do not tell about the real condition of the Indonesian Women Migrant’s Worker such as violence or persecution and death-law. Unfortunately, the director just want to be neutral without creating judgements to goverment or the women’s labour clearly. Strongly, this movie emphasizes about the heroism of the Indonesian Women Migrant’s Worker that is still being controversy issue until now. The most dominant factor influencing to be migrant workers is financial, especially for raising their economics aspects. Movie is not independent thing. There is ideology as the background of it. Moreover, movie also can be medium for making people as comodities. Sunday Morning in Victoria Park tries to get attention of the audiences by using migrant workers’ story in Hongkong. As their expectations, this movie could get positive acceptance by public while there’re so many horor movie which telling about women sexuality commercially. The similarity of this movie with others is women as the object of the story. The main different of this movie with others lies on the focus of women as a hero and does not explore their sexualty. The conclusion of this study is goverment, mass-media, and family as the three elements that influence in creating and keeping the discourse of heroism as women migrant’s worker. There is the role of mass-media to hide the domination and hegemony of the goverment and the family towards women migrant’s worker. The power relation has a role in producing a space to be women migrant’s worker which is done by the goverment. It can be seen by the institutions and the policies that are for preserving the heroism’s discourse and also a term of comodification from it discourse. In another side, mass-media has a big power to spread discourses until it can be accepted by public as well.

Kata Kunci : Media, TKW, Kekuasaan, dan CDA Fairclough


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.