Laporkan Masalah

HIZBUT TAHRIR SEBAGAI GERAKAN SOSIAL (Pengaruh Hizbut Tahrir di Timur Tengah Terhadap HTI di Indonesia)

Khusnul Khotimah, S.Th.I., Prof. Dr. M. Abdul Karim, M. A., M. A.

2012 | Tesis | S2 Ilmu Perbandingan Agama/Kajian Timur Tengah

Sejak awal berdirinya, Hizbut Tahrir (HT) (1953 di al-Quds, Palestina), organisasi ini memiliki cita-cita besar, yakni melangsungkan kehidupan Islam dan mengemban dakwah ke seluruh penjuru dunia. Untuk menegakkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan bermasyarakat, HT berpendirian harus dilakukan melalui negara dengan menekankan pada daulah Islamiyah atau daulah khilafah yang dipimpin oleh seorang khalifah yang dipilih secara demokratis oleh rakyat. Khalifah tersebut dibaiat oleh kaum muslim untuk didengar dan ditaati agar menjalankan pemerintahan berdasarkan kitabullah dan sunnah rasul-Nya serta mengembangkan risalah Islam ke seluruh dunia dengan dakwah dan jihad. Kemajuan umat Islam menurut HT harus diraih dengan pencerahan dan pencerdasan, karena itu organisasi ini berusaha untuk mengembalikan posisi umat Islam ke masa kejayaan dan kemuliaaan seperti yang pernah terjadi di masa dulu. Dari sini kemudian bahasan mengenai HT dalam penelitian ini dimulai. Kelahiran Hizbut Tahrir Indonesia dibidani dan dipelopori oleh beberapa anggota HT yang telah bersentuhan langsung dengan gerakan ini di Timur Tengah. Oleh karena itu. tidak heran jika nama, bentuk, doktrin, ideologi, dan metode gerakannya benar-benar mengikuti HT di Timur Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah dan perkembangan HT hingga kemunculannya di Indonesia; pemahaman mengenai konsep negara menurut HT: mengetahui berbagai bentuk tantangan yang dihadapi oleh gerakan HT. Teori yang penulis pada penelitian ini adalah teori Piotr Stzompka mengenai gerakan sosial. Penulis melihat bahwa HT menggunakan gerakan sosial dengan cara melakukan kritik terus menerus dan menunjukkan kekurangan-kekurangan sistem pemerititahan yang ada sembari menawarkan konsep khilafah islamiyah sebagai alternatifnya. Metode yang penulis gunakan adalah metode kualitatif dengan cara mengeksplorasi data berupa bahan-bahan yang ada baik di buku, artikel, dan wawancara yang telah ada di berbagai majalah dan situs. Kemudian analisis interpretatif penulis gunakan sebagai analisis data. Pada bagian akhir penulis berkesimpulan bahwa HT merupakan satu dari sekian banyak gerakan Islam yang beraliran konservatif. Cita-cita untuk mengembalikan kegemilangan Islam di masa lalu menjadi agenda utama bagi kelompok ini, salah satunya adalah usaha mendirikan negara Islam yang dipimpin oleh seorang khalifah yang telah mendapat baiat. Model kepemimpinannya adalah kepemimpinan tunggal. sementara konsep negara Islam adalah negara tanpa batas geografis. Khalifah yang dimaksud adalah peminipin negara Islam untuk seluruh dunia. Kelompok ini telah menyebar ke berbagai wilayah dan telah menjangkau berbagai kalangan dengan latar belakang masyarakat yang berbeda-beda. Tujuannya adalah menyuarakan khilafah Islamiyah di seluruh dunia. Sedangkan sikap HI terhadap sekularisme jelas, yakni menolaknya, karena paham ini merupakan paham kufr yang sama sekali tidak Islami. Semenjak dari awal, HT memiliki sikap tegas dan tidak berubah mengenai hal ini. Hal ini tampak dari konsistensinya dari berbagai buku Para amir HT hingga buku manifesto FIT untuk Indonesia

From the first time Hizbut Tahrir (HT) born on 1953 in Al-Quds Palestine, this organization has a big idea to run Islamic life and perform Islamic proselytizing to all around the world. To upright Islamic values in society life, Hizbut Tahrir (HT) has a conviction to do it through the state by emphasize it to Daulah Islamiyah or Daulah Khilafah which lead by a khalifah chosen democratically by populace. The khalifah need to be Bai’at by Muslim community to be listened and obedient in order to run Islamic governance based on Kitabullah and sunnah of the rasul and develop Islamic precept to all around the world by Islamic proselytizing and Jihad. The development of Islam community has to be reached by enlightening and educating, for that HT try to bring back Islam community’s position to the glorious age like it has ever happened in the past. From here, the study about HT in this research is begun. The born of Hizbut Tahrir Indonesia pioneered by some of HT’s members and sympathizers those have directly in touch with this movement in Middle East. So it is not wonder if name, type, doctrine, ideology, and the movement methods are absolutely follow HT in Middle East. This research is aimed to know the history and development of HT until its first emerged in Indonesia; the understanding about concept of state according to HT; knowing every kind of challenges that for HT movement. The theory that I use in this research is theory from Piötr Stzompka about Social movement, I see that HT uses social movement by keep on doing critics and showing the inadequacy of system of government while offering khilfah Islamiyah concept as the alternative. The method I use in this research is qualitative phenomenological by exploring data, those are sources that found in books, articles, and many interviews in many kinds of magazine and sites. And then, interpretative analysis I use as data analysis. Many obstacle and even deadline are really often run after and haunt this research completion, it effects to my psychology in working on this research. At the last section of this research, I conclude that HT is one of many Islamic movements which have ideology of conservative. The idea to bring back Islam resplendency in the past is the main agenda for this group, one of those are developing Islamic state lead by a Khalifah that has been bai’at. The model of leadership in this ‘dream state’ is a sole leadership, while Islamic state is an unlimited geographically state. So, the khalifah is the leader of Islamic state for all around the world. This community has spread to many regions and has reached many circles with many kinds of background of different society. The purpose is to voice khilafah Islamiyah in the world. Whereas the attitude of HT to secularism is reject it, because this concept is a kufur concept that does not go with Islamic view of concept at all. From the first time, HT has a clear and unchanged attitude to this case, it can be seen from it consistence of the books from HT’s Amir until manifest book for Indonesia.

Kata Kunci : HT, negara, sekularisme


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.