ANALISIS EROSI DAN KEMAMPUAN LAHAN UNTUK ARAHAN PEMANFAATAN LAHAN WILAYAH SUB DAS CICAJUR-CIPEUJEUH, DAS CIMANUK KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT

Arif Rahman Salam, Dr. Senawi, M.P.

2012 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan

Kerusakan lingkungan di Indonesia telah menjadi keprihatinan banyak pihak. Banjir bandang dan kekeringan di musim kemarau menunjukkan fenomena pengelolaan sumber daya alam telah menimbulkan kerusakan siklus air. Peningkatan aktivitas sosial ekonomi dan budaya masyarakat di wilayah Sub DAS Cicajur-Cipeujeuh berdampak terhadap terjadinya kecenderungan alih fungsi lahan dari kawasan fungsi lindung menjadi areal pertanian dan pemukiman. Sub DAS Cicajur-Cipeujeuh terletak di wilayah hulu DAS Cimanuk, yang termasuk DAS Prioritas I (SK Menhut No.328 tahun 2009) serta merupakan DAS rawan bencana prioritas nasional dalam rangka penghentian kerusakan lingkungan. Oleh karena itu perlu dirumuskan kembali penggunaan lahan, sehingga dapat berfungsi secara optimal dalam mendukung kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan merumuskan pemanfaatan lahan optimal berdasarkan tingkat esori dan kemampuan lahan. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan satuan lahan sebagai satuan analisis. Untuk menentukan laju erosi aktual digunakan persamaan Universal Soil Loss Equation (USLE). Evaluasi kemampuan lahan dilakukan dengan metode matching berdasarkan faktor penghambat. Evaluasi kesesuaian penggunaan lahan dilakukan dengan membandingkan penggunaan lahan aktual dengan klasifikasi kemampuan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju erosi aktual di wilayah Sub DAS Cicajur-Cipeujeuh sangat tinggi yaitu sebesar 2.635.838,10 ton/th atau rata-rata 388,77 ton/ha/th. Wilayah ini terdiri dari kelas kemampuan lahan III, IV, V, VI, VII dan VIII, dengan faktor pembatas utama yaitu tingkat erosi dan lereng permukaan. Penggunaan lahan saat ini sebagian besar tidak sesuai negatif dengan kelas kemampuan lahan seluas 5.298,41 ha (78,15 %), merupakan penyebab terjadinya degradasi lahan dan tingginya laju erosi. Melalui pertimbangan aspek erosi, kemampuan lahan dan tekanan penduduk, pemanfaatan lahan optimal di wilayah ini harus didominasi oleh pola-pola pemanfaatan lahan yang bersifat lebih produktif dan konservatif yaitu berupa hutan lindung seluas 1.012,47 ha (14,93 %) dan kebun/perkebunan 3.532,71 ha (52,11 %). Untuk mengendalikan laju erosi sampai dengan tingkat erosi yang diperbolehkan, maka perubahan penggunaan lahan tersebut harus disertai dengan upaya teknik konservasi tanah.

Environmental damage in Indonesia has become a concern for many parties. Flood in rainy season and drought in the dry season show the phenomenon of the natural resource management that have caused the damage to the water cycle. The increased of the social economic and cultural activities of the society in the area of Sub-Watershed of Cicajur-Cipeujeuh causing the tendency of transferring function of the land from preserved function into agriculture and settlement. Sub-watershed of Cicajur-Cipeujeuh is located in the upper course of Cimanuk watershed, which is one of the Priority I of Cimanuk Watershed (SK Menhut No. 328 in 2009). This area is also one of the national priorities of disaster-prone area in order to halt environmental degradation. Therefore, it is necessary to reformulate the land use, so that it can function optimally in supporting the living. This study aims to evaluate and formulate the optimal land use based on the level of erosion and the land capability. This research conducted using the approach of land units as the analysis units. To determine the actual rate of erosion, it uses the equation of Universal Soil Loss Equation (USLE). Evaluation of the land capability carried out by methods of matching based on the restricting factors. The evaluation of the appropriateness of the land use is done by comparing the actual land use with the classification of land capability. The results show that the actual rate of erosion in the Sub-watershed of Cicajur-Cipeujeuh is very high i.e. of 2,635,838.10 tons/yr or on average 388.77 tons/ha/yr. This area consists of the land capability level III, IV, V, VI, VII and VIII, with the main limiting factor namely the level of erosion and the surface slopes. The current land use is mostly inappropriate negatively with the level of land capability of 5,298.41 ha (78.15%), which is the cause of the land degradation and the high rate of erosion. Through consideration of aspects of erosion, the ability of land and population force, the optimal land use in these areas should be dominated by land use patterns that are more productive and conservative i.e. as preserved forest area of 1,012.47 ha (14.93%) and plantations of 3,532.71 ha (52.11%). To control the rate of erosion up to the allowed level of erosion, then the change of land use should be accompanied by the measures of soil conservation techniques.

Kata Kunci : daerah aliran sungai, pendugaan erosi, kemampuan lahan dan arahan pemanfaatan lahan