ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS
Kurniawan, Dr. Sumiyana, M.Si.
2012 | Tesis | S2 Magister ManajemenPenelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh krisis keuangan global tahun 2008 terhadap kinerja keuangan pemerintah pusat. Krisis keuangan global merupakan krisis yang dipicu oleh kejatuhan sub prime mortgage loan di Amerika Serikat dan melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 2008. Kinerja keuangan pemerintah diukur berdasarkan 17 variabel rasio keuangan yang dikelompokkan dalam rasio likuiditas, solvabilitas, variansi anggaran, proporsionalitas, dan pertumbuhan anggaran. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data yang bersifat dokumenter dari Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) semester I dan II periode 2006-2007 (sebelum krisis) dan 2009-2010 (sesudah krisis) dan selanjutnya dihitung dalam bentuk rasio keuangan secara prosentase. Uji statistik non parametrik Wilcoxon Signed Ranks Test digunakan dalam menguji hipotesis secara parsial terhadap 17 rasio keuangan yang dirumuskan dalam 17 hipotesis penelitian (H1-H17). Hasil Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan bahwa semua hipotesis yang diuji tidak terbukti (H1-H17 ditolak), sehingga disimpulkan bahwa kinerja keuangan pemerintah setelah krisis tidak menjadi lebih baik/lebih buruk atau tidak menunjukkan perbedaan signifikan dibandingkan dengan sebelum krisis. Kondisi tersebut disebabkan beberapa hal antara lain karena krisis keuangan global yang bersumber dari produk turunan pasar modal (derivatives) tidak terlalu berdampak terhadap pengelolaan keuangan negara. Di sisi lain, adanya kebijakan stimulus fiskal, pertumbuhan alokasi belanja negara dan optimalisasi utang dalam negeri membawa dampak pada variabel rasio keuangan pemerintah cenderung sama pada kedua periode penelitian.
This study aims to analyze the influence of global financial crisis of 2008 against the central government's financial performance. The global financial crisis is a crisis sparked by the collapse of sub prime mortgage loan in the United States and hit Indonesia since mid- 2008. Government's financial performance is measured based on 17 variables grouped in the financial ratios, those are liquidity, solvency, budget variance, proportionality, and the growth of budget ratio. The data used in this study is the nature of documentary data from the Central Government Financial Statements (LKPP) semesters I and II the period 2006-2007 (before the crisis) and 2009-2010 (after the crisis) and then calculated into percentage of financial ratios. Non-parametric statistical of Wilcoxon Signed Ranks Test is used in testing the hypothesis of partial to the 17 financial ratios that are formulated into 17 research hypothesis (H1-H17). Results of Wilcoxon Signed Ranks Test showed that all tested hypothesis are not proven (H1-H17 rejected), so it was concluded that the government's financial performance after the crisis is not getting better / worse or showed no significant difference compared with before the crisis. This condition is caused by several things, among others, due to the global financial crisis originating from the capital markets derivative products had no real impact on the management of state finances. On the other hand, the policy of fiscal stimulus, the growth of government spending and optimizing the allocation of domestic debt ratio variables have an impact on government finances tend to be similar in both study periods.
Kata Kunci : krisis keuangan global, kinerja keuangan, Wilcoxon Signed Ranks Test