Laporkan Masalah

ANALISIS PEMBIAYAAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK BERSUMBER PEMERINTAH DENGAN PENDEKATAN HEALTH ACCOUNT DI KABUPATEN SABU RAIJUA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Dominirsep Ovidus Dodo, Prof. dr. LaksonoTrisnantoro, M.Sc., Ph.D.

2012 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Derajat kesehatan ibu dan anak (KIA) masih merupakan masalah utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Salah satu faktor yang menjadi kendala dalam penyelesaian masalah ini adalah keterbatasan biaya kesehatan.Dalam konteks ini, aspek perencanaan dan pemanfaatan biaya menjadi sangat penting untuk diperbaiki agar dapat menghasilkan dampak yang besarbagi peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak. Oleh karena itu, diperlukan informasi yang mendalam tentang situasi pembiayaan KIAdi daerah sebagai input dalam pengembangan kegiatan yang efisien dalam meningkatkan status kesehatan ibu dan anak. Tujuan Penelitian: Menganalisis situasipembiayaankesehatan program KIAtahun 2010 yang bersumber pemerintah dan membuat rekomendasi kebijakan terkait program KIAdi Kabupaten SabuRaijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Situasi pembiayaan yang dimaksud adalah ketersediaan, proses perencanaan, ketepatan belanja, dan kecepatan aliran dana. Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan strategi studi kasus. Hasil Penelitian: Total biaya program KIA sebesar Rp 450.787.500. Biaya tersebut tidak cukup untuk menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi ibu hamil mulai dari awal kehamilan sampai masa nifas. Proporsi biaya dari pemerintah pusat sebesar 79,63%, pemerintah provinsi sebesar 3,56% dan pemerintah kabupaten sebesar 16,78%. Proporsi biaya KIA dari APBD Kabupaten sebesar 0,80%. Perencanaan kegiatanprogram KIA bersumber APBD kabupaten melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Usulan kegiatan Musrenbang di dominasi oleh kegiatan fisik. Proporsi belanja program KIA lebih banyak untuk kegiatan langsung dan biaya operasional kegiatan di desa dan kecamatan.Implementasi kegiatan tidak didukung oleh fasilitas dan sumber daya manusia. Pencairan dana KIA dari pemerintah pusat dilakukan pada bulan Oktober-November sedangkan dari pemerintah daerah kabupaten dan provinsi pada bulan Juli-Agustus. Kesimpulan: Komitmen pemerintah masih rendah dalam pembiayaan program KIA sebagai program prioritas. Terjadi sentralisasi anggaran dalam pembiayaan program KIA di daerah. Kegiatan Musrenbang belum menunjukkan pengaruh yang berarti terhadap perbaikan kualitas kegiatan dan alokasi anggaran dari APBD. Ketersediaan tenaga dan fasilitas kesehatan sangat mempengaruhi peningkatan kinerja program KIA. Keterlambatan pencairan dana mengganggu implementasi kegiatan dan memberi peluang terjadinya penyalahgunaan/korupsi sehingga fungsi pengawasan harus ditingkatkan baik secara internal maupun ekternal.

Background:The degree of Maternal and Child Health (MCH) is still a major problem in health development in Indonesia. One factor that may be an obstacle in solving this problem is the limited of cost. In this context, planning and utilization cost are essential for repaired, so that can produce a great impact for the improvement of maternal and child health. Therefore, the required in-depth information about the financing situation of MCH in area as an input to develops efficient activities in improving the maternal and child health status. Objectives:Analyze health financing situation of MCH program in the year 2010 which sourced from government and make policy recommendations related to it in SabuRaijua District, East Nusa Tenggara Province. Situation in question is the availability, budget planning process, accuracy of expenditure, and fund flow velocity. Method: This research is a descriptive research by using case study strategy. Result:The total cost of MCH program is Rp 450,787,500. It is not sufficient to provide basic health services for pregnant women from early pregnancy until puerperium. Financing of MCH program by the central government amounting to 79.63%, 3.56% of the provincial government and district government of 16.78%. Cost allocation of the district budget 0.80%. Planning activities of MCH program of district budget made through the development planning meeting (Musrenbang). Proposed activities in Musrenbang are dominated by physical activity. The cost of MCH program is more spent on direct activities for operational cost in villages and sub districts. Implementation activities are not supported by facilities and adequate human resources. Disbursement fund of central government was conducted in October-November while the local government districts and provinces in the month of July to August. Conclusion: Government's commitment is still low in the financing of MCH program as a priority program. Decentralization of the budget has been happen in the MCH program. Musrenbang activities have not demonstrated significant effects towards quality activities improvement and budget allocations from the district budget. Availability of personnel and health facilities greatly affect the performance of MCH program. Delays in disbursement of funds disrupt the implementation of activities and provide opportunities occur of abuse/corruption, so that the function of supervision must be improved both internal and external.

Kata Kunci : Pembiayaan, Program Kesehatan Ibu dan Anak, Health Account, Anggaran, Pemerintah


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.