Laporkan Masalah

MANAJEMEN LABA BERBASIS AKRUAL DAN RIIL SEBELUM DAN SETELAH ADOPSI IFRS

YAYU PUTRI SENJANI, Prof. Dr. Slamet Sugiri

2012 | Tesis | S2 Ilmu Akuntansi

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai praktik manajemen laba di Uni Eropa pada tiga tahun sebelum dan setelah adopsi IFRS secara wajib. Praktik manajemen laba yang diobservasi adalah manajemen laba akrual (tingkat akrual diskresioner), dan manajemen laba riil (arus kas operasi abnormal dan biaya produksi abnormal). Data diambil dari database BVD OSIRIS dengan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling dan diuji dengan paired sample t-test dan independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan secara empiris bahwa tidak ada perbedaan antara manajemen laba akrual dan riil pada periode sebelum dan setelah adopsi IFRS secara wajib. Hasil lain juga menunjukkan bahwa manajemen laba akrual dan riil berkorelasi positif untuk proksi biaya produksi abnormal setelah adopsi IFRS secara wajib. Pada analisis lanjutan ditunjukkan bahwa tingkat manajemen laba akrual perusahaan yang mengadopsi IFRS secara sukarela lebih kecil dibandingkan dengan yang mengadopsi secara wajib. Lebih lanjut, manajemen laba akrual perusahaan yang mengadopsi IFRS secara sukarela meningkat setelah adopsi. Ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara waktu perusahaan mengadopsi IFRS dengan praktik manajemen laba akrual yang dilakukan. Sedangkan pada pengujian manajemen laba riil, tidak terdapat perbedaan antara manajemen laba riil pada periode sebelum dan setelah adopsi IFRS.

This study aims to provide empirical evidence on earnings management practices in the Europe Union in three years before and after the mandatory IFRS adoption. Earnings management practices what are observed is accrual earnings management (the level of discretionary accruals) and real earnings management (abnormal cash flow from operation and abnormal production costs). Data is retrieved from OSIRIS database by using the purposive sampling method and was tested with paired sample t-test and independent sample t-test. The results showed empirically that there is no difference between accrual and real earnings management in the period before and after the mandatory IFRS adoption. Other results also showed that accruals and real earnings management are positively correlated for abnormal production costs after the mandatory IFRS adoption. Sensitivity analysis indicated accrual earnings management in companies which adopt IFRS by voluntary is smaller than which adopt by mandatory. Further, the accrual earnings management in companies which adopt IFRS by voluntary increased after adoption. This shows that there is a relationship between the companies’s IFRS adopting timing with accrual earnings management practices. While the testing of real earnings management, there is no difference between the real earnings management in the before and after the IFRS adoption period.

Kata Kunci : Manajemen Laba Akrual dan Riil, IFRS, Wajib, Sukarela


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.