KUANTIFIKASI EMISI METANA (CH4) AREAL PERSAWAHAN PADI TERGENANG KABUPATEN SLEMAN DENGAN CONTOH GAS TERBATAS
Agus Rustanto, S.Si., Drs. Suyono, M.S
2012 | Tesis | S2 Ilmu LingkunganPemanasan global akibat akumulasi gas-gas di atmosfer seperti CO2, CH4, N2O, NOX, CO, PFC dan SF6 menimbulkan efek lanjutan, yaitu perubahan iklim dan kondisi lingkungan bumi yang dikenal sebagai efek rumah kaca. Sumber gas penghasil CH4 paling menonjol adalah sektor pertanian dan peternakan. Lahan padi sawah tergenang merupakan salah satu ancaman terhadap peningkatan CH4 di atmosfer. Penentuan besarnya emisi CH4 di Kabupaten Sleman belum dilakukan oleh pemerintah daerah setempat. Untuk itu dipelukan metode efektif dalam upaya kuantifikasi emisi CH4 di kabupaten Sleman, Yogyakarta. Penelitian diawali dengan pengumpulan data primer dan sekunder. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik random sampling menggunakan 5 titik sampling. Contoh udara diambil menggunakan sungkup tertutup (closed chamber) berukuran 40 cm X 40 cm x 100 cm yang dilengkapi dengan termometer. Pengambilan contoh udara dalam sungkup dilakukan empat kali dengan interval waktu pengambilan 6, 12, 18, dan 24 menit setelah peletakan sungkup pada pagi hari pukul 06.00 – 07.00 WIB. Contoh gas diambil pada saat tanaman padi berumur 35-38, 65-68, dan 95-98 hari setelah tanam dengan menggunakan injektor polipropilen volume 10 mL yang dibungkus dengan kertas perak. Contoh gas dianalisis menggunakan alat kromatografi gas yang dilengkapi dengan flame ionization detector (FID). Emisi CH4 dihitung dengan pendekatan Lantin et al (1995) dan metode IPCC (1996). Emisi metana di areal persawahan kabupaten Sleman dalam satu musim tanam adalah sebesar 10,18 Kg CH4/Ha dengan pendekatan Lantin et al. (1995) dan sebesar 34,26 Kg CH4/Ha dengan pendekatan metode IPCC (1996). Emisi ini masih tergolong rendah jika didasarkan pada jumlah emisi metana persawahan padi tergenang yang dianjurkan IPCC 1996 sebesar maksimal 459,100 Kg CH4. Nilai faktor emisi CH4 (EF) yang didapatkan dari penelitian ini adalah 5,306. Dalam menentukan emisi metana di Kabupaten Sleman dapat digunakan kedua metode tersebut. Secara umum pola bertani petani padi Kabupaten Sleman sesuai dengan upaya mitigasi emisi CH4.
Global warming due to accumulation of gases in the atmosphere such as CO2, CH4, N2O, NOx, CO, PFCs and SF6 caused further effect, known as climate change and greenhouse effect. Sources of CH4 (methane) gas producing the most prominent is the agriculture and livestock. Flooded paddy fields is one of the threats causing increase in atmospheric CH4. The amount of CH4 emissions in Sleman Regency has not been carried out by local authorities. For that is an effective methods in an quantify of CH4 emissions in Sleman Regency, Yogyakarta. The study begins with the collecting of primary and secondary data. Secondary data in the form of maps and statistical data in the figure Sleman Regency. While the primary data obtained through surveys and research in the field. The methods used in sampling is random sampling technique using 5 point sampling. Air samples taken using the closed chamber measuring 40 cm X 40 cm with 100 cm height, equipped with thermometer. Air sampling within the containment performed four times at intervals of 6, 12, 18, and 24 minutes after placement of the closed chamber in the morning at 6 am to 7 pm. Examples of gas taken at the time of the rice crop was 35-38, 65-68, and 95-98 days after transplanting using the injector with the volume of 10 mL polypropylene wrapped with aluminium foil. Examples of gas was analyzed using gas chromatography with flame ionization detector (FID). CH4 emissions calculated with the approach Lantin et al. (1995) and the IPCC method (1996). The results of calculation of potential emissions of methane is 10,18 kg/Ha with Lantin methods and 34,26 kg/ha with IPCC methods, while emission factor of CH4 from this experiments is 5,306. Both methods can be used to calculate CH4 emission from flooded paddy fields in Sleman Regency. Farmer from Sleman Regency has applied farming models that can reduce CH4 emission from paddy fields.
Kata Kunci : emisi, metana, CH4